Mohon tunggu...
dian yuni pratiwi
dian yuni pratiwi Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan pembelajar

Penulis Novel Menanti Pagi, Kita Begitu Berharga dan Terima Kasih Masa Lalu Dosen Perikanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kultur Jaringan untuk Perbanyakan Rumput Laut

11 Agustus 2021   11:04 Diperbarui: 11 Agustus 2021   16:42 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknik Kultur Jaringan Tanaman (www.pixabay.com)

Pernah melihat tanaman yang ditanam dalam botol? Jika sudah pernah, tanaman yang ditanam dalam botol itu disebut dengan istilah “plantlet” dan ditanam dengan teknik kultur jaringan tanaman. Apa sih teknik kultur jaringan itu?

Kultur jaringan tanaman adalah suatu teknik mengisolasi bagian tanaman seperti protoplas, sel,
jaringan dan organ, yang kemudian menumbuhkannya dalam media buatan dengan
kondisi aseptik dan terkendali (Gunawan, l988). Nah ternyata, teknik kultur jaringan tidak hanya dapat diterapkan pada tanaman, tetapi teknik ini juga dapat diterapkan pada alga atau rumput laut.

www.pixabay.com
www.pixabay.com

Alga atau rumput laut merupakan organisme yang dikelompokan ke dalam kingdom protista dan biasa juga disebut dengan protista yang mirip tumbuhan. Hal ini dikarenakan beberapa karakter dari alga mirip dengan tumbuhan. Namun, alga atau rumput laut bukanlah tumbuhan karena ada beberapa ciri-ciri yang berbeda. Alga belumlah memiliki akar, batang, daun yang jelas sehingga alga disebut juga sebagai thallophyte (tumbuhan talus). Namun, teknik kultur jaringan tetap dapat diterapkan untuk memperbanyak alga atau rumput laut.

Saat ini, Alga atau rumput laut adalah salah satu komoditas yang diminati oleh masyarakat dunia sehingga permintaan akan rumput laut terus meningkat. Rumput laut diketahui memiliki manfaat yang sangat banyak untuk kehidupan manusia dan telah dipakai pada berbagai industri antara lain industri makanan, obat, kosmetik, pakan ternak dan pakan ikan. Oleh karena itu, upaya untuk perbanyakan bibit rumput laut sangat diperlukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan teknik kultur jaringan. Tujuan dari teknik kultur jaringan rumput laut ini adalah untuk perbanyakan bibit alga dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat, tanpa memerlukan lahan yang luas. Keunggulan yang lain adalah rumput laut yang dihasilkan dari kultur jaringan memiliki ketahanan terhadap penyakit yang lebih tinggi. Rumput laut kultur jaringan akan tumbuh lebih cepat karena jaringan yang ditanam dalam botol masih bersifat meristematic sehingga mampu menghasilkan sel-sel baru yang lebih cepat. Salah satu teknik kultur jaringan yang telah berhasil dilakukan pada alga khususnya makroalga adalah kultur talus.

Lalu, bagaimana cara melakukan kultur talus pada rumput laut?

Tahapan dalam kultur talus rumput laut secara garis besar yaitu:

1. Penyiapan dan sterilisasi peralatan

Peralatan yang perlu disiapkan antara lain adalah botol untuk mengkultur, pinset, wadah penyimpanan alkohol 70%, hand gloves, masker, cutter, cawan petri, baskom pencucian eksplan, mikropipet ukuran 1000 μL dan 50 μL, mikrotip, labu erlenmeyer (1000 mL), gelas ukur (1000 mL), gelas piala, shakker, rak kultur, lampu TL 20 Watt dengan intensitas cahaya 1500 lux, dan ruangan steril yang dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) yang suhunya dipertahankan 25 ̊C. Botol-botol untuk mengkultur, pinset, cutter, labu erlenmeyer, gelas ukur, gelas piala, dan cawan petri kemudian ditutup dengan aluminium foil dan disterilisasi dengan autoclave atau oven pada temperature 180 ̊C selama 2 jam.

2. Penyiapan dan steriliasasi media

Selain alat, kita juga perlu menyiapkan bahan-bahan yang digunakan. Secara garis besar, bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan untuk membuat medium dan jaringan muda dari talus macroalga.

3. Inokulasi dan pertumbuhan

Setelah alat dan bahan siap, proses selanjutnya adalah inokulasi. Inokulasi adalah proses penanaman eksplan (potongan jaringan yang akan dikultur). Jaringan muda dari talus makroalga disterilisasi bertingkat dengan menggunakan antibiotik dan disinfektan. Talus yang sudah steril kemudian dipotong kecil sekitar 1x1 cm dan ditanam pada media yang sudah steril di dalam botol kultur dan botol kemudian ditutup dengan aluminium foil. Proses inokulasi perlu dilakukan secara steril untuk mencegah kontaminasi. Eksplan kemudian disimpan pada tempat dengan cahaya 1500 Lux dalam suhu ruang dan setiap satu minggu sekali dilakukan penggantian medium untuk mencegah kekurangan nutrisi.

4. Aklimatisasi

Setelah itu, aklimatisasi dilakukan pada kultur thallus rumput laut sebelum rumput laut ditumbuhkan pada air laut. Aklimatisasi adalah tahapan penyesuaian lingkungan plantlet dari in vitro ke lingkungan ex vitro. 

Teknik kultur jaringan ini juga telah dikembangkan oleh KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) Indonesia untuk menggenjot produksi alga seperti Kappaphycus alvarezii, Gracilaria sp., dan Eucheuma spinosum. Pada tahun 2020, 192 ton bibit rumput laut hasil kultur jaringan telah disalurkan oleh KKP kepada pembudidaya di seluruh Indonesia. Bibit alga yang dihasilkan dari kultur jaringan ini diharapkan dapat mendongkrak produksi rumput laut nasional menjadi 12-13 juta ton pada tahun 2024. Sementara, produksi rumput laut nasional pada tahun 2020 mencapai 10,5 juta (KKP, 2021).

Jadi, untuk masyarakat yang tertarik mempelajari rumput laut bisa juga belajar untuk melakukan kultur jaringan tumbuhan karena akan sangat baik untuk kemajuan sektor perikanan dan kelautan di Indonesia.

Daftar Pustaka

Penulis : Dian Yuni Pratiwi- Departemen Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unpad

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun