Makan di ruko, serasa di Hongkong
Jika bukan karena ditantang mungkin sampai sekarang saya tidak akan makan Papeda dengan kuah ikan. Sudah sering mendengar kesulitan mengkonsumsi sagu makanan khas Indonesia Timur yang konon bagus untuk penderita diabetes dan tenaga. Karbohidratnya jauh lebih banyak dibanding nasi.
[caption id="attachment_335009" align="alignnone" width="653" caption="Makan Papeda dengan lampu bertaburan (dok: Dian Yulia)"]
Lupakan dulu soal Papeda, saya lebih tertarik membahas pemandangan malam di pinggir tempat makan yang biasa disebut ruko ini. Terkenal dengan ikan bakar dan macam-macam sambalnya. Tempat ini sungguh menyenangkan. Kita bisa melihat pemandangan lampu-lampu malam di seberang pantai, mendengar deru suara diesel PLTD dari kejauhan, merasakan sapuan angin pantai dan melihat kapal nelayan yang kadang lewat. Jika saja kapal itu penuh dengan lampu warna-warni serasa makan di Hongkong.
Danau Sentani
Sebelum pulang menuju Bandara, tidak ada salahnya Anda menepikan mobil sejenak ke kiri. Mengambil gambar betapa indahnya Danau Sentani. Terik matahari seolah menguji seberapa kuat saya berdiri di sana mengambil beberapa gambar. Sudah lupakan kulit hitam dan sunblock, saya sudah terlanjur jatuh cinta pada alam Jayapura. Tidak peduli lagi pada kulit saya menghitam atau tidak.
[caption id="attachment_334835" align="aligncenter" width="583" caption="Sampai jumpa lagi Sentani (dok: Dian Yulia)"]
Selain tempat-tempat yang saya sebutkan di atas, masih banyak tempat menarik lainnya di Jayapura. Ada Monumen Marc Arthur, air terjun Cyclops dan berbagai tempat menarik lainnya yang belum saya kunjungi. Ah, 6 hari rasanya kurang untuk menjelajah seluruh Jayapura.
Benar betapa Papua memang kaya. Kaya akan sejarah, budaya, sumber daya alam juga pemandangannya. Jujur saya betul-betul jatuh cinta pada kota ini. Terlepas dari budaya yang kadang berbeda dengan Ibu kota, pemandangan di Jayapura betul-betul memukau. Selama saya pergi ke berbagai kota, baru kali ini saya dibuat benar-benar jatuh hati pada alamnya. Maka tak berlebihan rasanya jika saya ucapkan: cintaku tertinggal di Jayapura. **
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H