Uniknya Pasar Hamadi, di belakang pasar ini kita bisa melihat laut, bahkan diijinkan memancing disana. Saya tidak punya alat pancing jadi saya foto saja. Tapi sayangnya agak kotor.
[caption id="attachment_341827" align="aligncenter" width="576" caption="Eh, si adik asyik bermain (dok: Dian Y)"]
[caption id="attachment_341828" align="aligncenter" width="576" caption="Pemandangan belakang Pasar (dok: Dian Y)"]
Oleh-oleh? Anda bisa membeli kaos bertuliskan I Love Papua di dalam area pasar. Harga yang ditawarkan beragam. Mulai dari 80 ribu awalnya, jurus emak-emak dikeluarkan saya dapat 40 ribu untuk 1 kaos dewasa dan 30 ribu untuk kaos anak-anak. Penjualnya orang Bugis, bekal logat Makassar minim dan gaya acuh saya dapatkan 3 kaos tidak sampai 100 ribu. Lumayan, hehe. Teman saya hanya menggeleng pelan, "ibu jago tawar dia punya jualan." saya hanya nyengir kuda.
Mencari koteka? Bukan di dalam tempatnya, di seberang areal parkir banyak sekali kios-kios menjual suvenir khas Papua. Harga bervariasi, yang jelas tidak semurah di dalam. Di luar pilihan lebih beragam, mulai dari lukisan dari kayu, koteka, noken, aksesoris, gantungan kunci, topi, tombak, patung, tas, dsb. Siapkan kocek ratusan ribu jika ingin membawa lebih banyak souvenir. Seperti saya tulisan sebelumnya. Penjualnya ramah, berbeda dengan toko sebelumnya saya diacuhkan begitu saja.
[caption id="attachment_341834" align="aligncenter" width="448" caption="Suvenir di Pasar Hamadi (dok: Dian Y)"]
[caption id="attachment_341830" align="aligncenter" width="576" caption="Mengajak ibu penjual berpose (dok: Dian Y)"]
Akhirnya waktu dan isi dompet jua yang mengingatkan saya untuk segera kembali ke hotel. Walau sebenarnya belum puas liat-liat seluruh isi pasar. Namun sudah cukup mewakili apa yang saya cari. Setelah beli ini itu. Sampai di hotel saya kembali bingung, cara packingnya gimana? Koper yang sengaja dikosongkan separuh tetap bejubel dengan titipan kanan kiri. Yaa namanya juga pergi jauh. Semoga saya bisa kesana lagi, suatu saat nanti. (dianyulia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H