Mohon tunggu...
Dian Aulia Yahya
Dian Aulia Yahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kebidanan-Universitas Airlangga

Memulai untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Sunan Ampel dan Perjalanan Dakwahnya

6 November 2024   08:00 Diperbarui: 6 November 2024   08:08 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa yang tidak mengenal walisongo? Wali Songo merupakan kumpulan sembilan wali yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia salah satunya di Jawa. Mereka dikenal sebagai mubaligh dan pemimpin masyarakat yang mengintegrasikan ajaran Islam dengan budaya lokal. Wali Songo terdiri dari tokoh-tokoh seperti Sunan Ampel, Sunan Gresik, dan Sunan Bonang,dan yang lainnya, setiap sunan mereka memiliki metode dakwahnya sendiri-sendiri, dan pendidikan di pesantren.

Penyebaran Islam oleh Wali Songo dimulai sejak pertengahan abad ke-7, ketika para saudagar Arab mulai menjalin hubungan dagang dengan Nusantara. Wali Songo berperan sebagai penjaga syari'ah dan tasawuf, serta menjadi penggerak utama dalam proses islamisasi di Jawa. Sunan Ampel, salah satu tokoh utama, dikenal karena strategi dakwahnya yang persuasif dan empatik, meskipun awalnya mengalami tantangan dari masyarakat sekitar. Sebelum itu kita kenalan dulu yuk! Siapa sih sunan ampel itu?

Biografi Sunan Ampel

Sunan Ampel yang memiliki nama asli Raden Rahmat merupakan salah satu tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Jawa Timur. beliau lahir di Champa (sekarang bagian dari Vietnam) dan merupakan keturunan dari Nabi Muhammad melalui jalur Fatimah. Sunan Ampel dikenal sebagai seorang wali yang memiliki peran besar dalam dakwah Islam di Surabaya dan sekitarnya. Setelah tiba di Jawa, Sunan Ampel tinggal di Ampeldenta, Surabaya, di mana beliau diangkat sebagai imam oleh Raja Majapahit. Beliau dikenal karena strategi dakwahnya yang melibatkan pernikahan, membangun masjid, dan mendirikan pesantren untuk mengajarkan ilmu keislaman kepada masyarakat. Salah satu metode dakwahnya adalah melalui hubungan kekerabatan, di mana beliau menikahi putri Ki Bang Kuning dan seorang adipati di Tuban, yang menghasilkan beberapa anak, termasuk Sunan Bonang dan Sunan Drajat, yang juga menjadi wali terkenal.Sunan Ampel juga dikenal karena pendekatan dakwahnya yang persuasif dan empatik, meskipun ia menghadapi tantangan dari masyarakat yang belum sepenuhnya menerima ajaran Islam. beliau berhasil memperkenalkan Islam kepada penguasa lokal dan masyarakat, yang pada akhirnya berkontribusi pada proses islamisasi di Jawa. Beliau dikenal sebagai pendiri Masjid Ampel di Surabaya dan turut mendirikan Masjid Agung Demak. Sunan Ampel diperkirakan meninggal pada tahun 1481 dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel di Surabaya. 

Proses dakwah Sunan Ampel

Bagaimana proses dakwah sunan ampel sampai orang-orang di jawa masuk islam? Proses dakwah sunan ampel di Surabaya sebagai berikut:

  • Pendirian Pesantren: Sunan Ampel mendirikan pesantren di Ampel Denta, yang menjadi pusat pendidikan bagi para santri. Di sini, beliau mendidik kader-kader dakwah seperti Sunan Giri, Raden Fatah, dan Sunan Drajat, yang kemudian menyebarkan ajaran Islam ke berbagai daerah.
  • Pengiriman Utusan Dakwah: beliau mengirim santri-santrinya yang berilmu tinggi untuk membuka perkampungan baru dan berdakwah di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh Islam. Ini membantu memperluas jangkauan dakwah Islam di Pulau Jawa.
  • Pendekatan Budaya: Sunan Ampel menggunakan alat bunyi seperti bedug dan kentongan untuk menarik perhatian masyarakat. Beliau berusaha mengubah kebiasaan masyarakat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, dengan cara yang lebih akomodatif terhadap budaya lokal.
  • Metode Intelektual: Sunan ampel melakukan diskusi dan memberikan pemahaman tentang Islam kepada masyarakat, sehingga ajaran Islam dapat diterima dengan baik oleh akal dan pikiran mereka.
  • Pendidikan Tanpa Kekerasan: Sunan Ampel mengajarkan ajaran Islam dengan pendekatan yang damai, tanpa menggunakan kekerasan, sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat yang sebelumnya menganut kepercayaan lain.

Melalui berbagai metode ini, Sunan Ampel berhasil menyebarkan ajaran Islam dan membangun komunitas Muslim yang kuat di Surabaya dan sekitarnya. Di sisi lain Ajaran Sunan Ampel berfokus pada perbaikan akhlak masyarakat dan penyebaran ajaran Islam dengan pendekatan yang adaptif terhadap budaya lokal. Salah satu ajaran utamanya adalah "Mo Limo," yang berarti "tidak melakukan lima hal yang dilarang oleh Allah." Lima hal tersebut adalah:

  • Moh Main:  (Berjudi)
  • Moh Mabuk:  (Minum-minuman keras)
  • Moh Nyolong: (Mencuri)
  • Moh Berzina: (Berzina)
  • Moh Dusta: (Berdusta).

Ajaran "Mo Limo" bertujuan untuk menjauhi perbuatan kemungkaran yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, serta memperbaiki moral masyarakat yang rusak. Dengan pendekatan ini, Sunan Ampel berusaha mengajak masyarakat untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Islam dan menjauhi perilaku tercela.

Kenapa Banyak orang yang berziarah ke makam Sunan Ampel? karena beliau dianggap sebagai salah satu wali yang sangat berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Jawa Timur. Ziarah ini merupakan bentuk penghormatan dan pengakuan atas jasa-jasanya dalam mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat. Selain itu, makam Sunan Ampel juga menjadi tempat spiritual yang dianggap membawa berkah dan dapat memberikan ketenangan batin bagi para peziarah. Tradisi ziarah ini juga merupakan bagian dari budaya lokal yang menggabungkan unsur-unsur keagamaan dan kearifan lokal, sehingga menarik banyak pengunjung dari berbagai kalangan.

Ada apa aja sih di sunan ampel

  • Makam Sunan Ampel: Tempat peristirahatan terakhir Sunan Ampel yang menjadi pusat ziarah bagi umat Islam.
  • Masjid Ampel: Masjid yang dibangun oleh Sunan Ampel, yang menjadi tempat ibadah dan kegiatan keagamaan bagi masyarakat sekitar.
  • Pesantren: Tempat pendidikan yang didirikan oleh Sunan Ampel untuk mengajarkan ilmu agama kepada para santri.
  • Kegiatan Ziarah: Berbagai kegiatan keagamaan dan tradisi ziarah yang dilakukan oleh pengunjung, termasuk doa dan permohonan berkah.
  • Pasar Tradisional: Di sekitar makam, terdapat pasar yang menjual berbagai barang, makanan, dan oleh-oleh khas yang menarik bagi pengunjung.

Apa pendapat Anda tentang topik ini? Bagikan pemikiran Anda di kolom komentar di bawah ini!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun