Mohon tunggu...
Dian Wisnu Al Afdhoni
Dian Wisnu Al Afdhoni Mohon Tunggu... -

jika kamu tidak bisa menikmati hari ii jangan harap kamu bisa menikmati hari esok

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merantau

26 November 2014   18:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:47 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merantau fenomena yang tidak asing lgi di telinga kita ketika waktu lebaran tiba pasti di semua tayangan televisi swasta pasti menayangkan seputar tentang mudik dan mudikhal itu seolah menjadi tradisi setiap tahunya dan kini sudah menjadi budaya di indonesia ketika orang yang berasal dari kampung ingin meningkatkan ekonomi mereka dengan berpindah dan bekerja di kota orang lain atau istilah kerenya urbanisasi

fenomena di kota kota-kota besar di indonesia seperti ibu kota jakarta, surabaya, malang dan masih banyak kota kota besar lainya di indonesia terdapat banyak penduduk yang bukan pribumi melainkan pendatang  biasanya mereka berasa dari kota kecil dan tinggalnya  di kampung mereka biasanya bertujuan untuk mengaduh nasib dan berharap ekonomi mereka lebih meningkat ketika di bandingkan bekerja di kampung sendiri tapi realitanya malah sebaliknya yang di anggapnya  di luar lebih gampang dan enak mencari penghasilan malah persaingan semakin keras dan tidak jarang malah  mereka seoalah menjadi faktor penyebab kepadatan di kota-kota besar dan tidak jarang kita temukan mereka bertempat tinggal di tempat yang kurang layak seperti di kolong jembatan di pinggiran sungai dan masih banyak lagi yang mengganggu pemandangan kota

faktornya adalah ketika mereka tidak mempunyai skill yang bisa di andalkan otomatis mereka akan terkikis dan mau tidak mau ketika mereka mau kembali ke kampung halaman merasa gengsi  jadi mereka melakukan segala cara dari berjualan sampai mencari barang bekas dan lain lain agar bisa bertahan

faktor ke dua biasanya mereka di pengaruhi oleh tetangganya  yang ketika mudik ke kampungnya  membawa motor baru, mobil baru, perhiasan baru  tapi sebenarnya  tidak tahu itu  belinya hasil cash atu cuman kredit atau hanya ingin pamer dan di anggap sukses ketika merantau ke daerah orang lain jadi secara tidak langsung mempengaruhi tetangga sebelahnya dan merasa iri  berkeinginan untuk  bekerja di daerah orang lain

jadi tidak sepenuhnya kesuksesan itu harus di dapatkan dengan pindah ke tempat orang lain memang ada pepatah mengatakan RUMPUT TETANGGA LEBIH HIJAU DARI PADA RUMPUT KIRA SENDIRI  tapi kita lihat apakah kita mempunya skill yang bisa di andalkan untuk bersaing di kota kota besar dan tidak jarang kita menjumpai terutama di kampung saya sendiri orang yang lebih sukses dengan berusaha di daerahnya sendri di bandingkan dengan orang yang merantau ke daerah orang lain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun