Sulit membedakan lapar emosional dan lapar fisik. Tetapi sebenarnya ada karakteristik yang membedakan keduanya. Menyadari perbedaan-perbedaan ini adalah langkah pertama untuk membantu menghentikan pola makan emosional.
- Apakah rasa lapar datang dengan cepat atau bertahap?
Rasa lapar emosional cenderung datang dengan cepat dan tiba-tiba dan terasa mendesak. Kelaparan fisik biasanya tidak mendesak atau mendadak.
- Apakah ada keinginan untuk makan makanan tertentu?
Rasa lapar emosional biasanya dikaitkan dengan mengidam junk food atau sesuatu yang tidak sehat. Seseorang yang lapar fisik akan bersedia makan apa saja, sedangkan seseorang yang lapar secara emosional akan menginginkan sesuatu yang spesifik, seperti kentang goreng atau pizza.
- Apakah makan tanpa berpikir?
Makan tanpa berpikir adalah ketika seseorang makan tanpa memperhatikan atau menikmati apa yang mereka makan. Contohnya adalah makan satu wadah besar es krim sambil menonton televisi, tetapi sebenarnya tidak bermaksud makan sebanyak itu. Perilaku ini biasanya adalah makan emosional, bukan makan karena lapar fisik.
- Apakah rasa lapar datang dari perut atau dari kepala?
Rasa lapar emosional tidak berasal dari perut, yang ditandai dengan dengan perut keroncongan. Rasa lapar emosional cenderung dimulai ketika seseorang berpikir atau menginginkan sesuatu yang spesifik untuk dimakan.
- Apakah ada perasaan menyesal atau bersalah setelah makan?
Makan emosional dapat menyebabkan perasaan menyesal, malu, atau bersalah. Di sisi lain, memuaskan rasa lapar fisik memberi tubuh nutrisi atau kalori yang dibutuhkan untuk berfungsi dan tidak terkait dengan perasaan negatif.
Makan emosional biasanya tidak berhubungan dengan lapar fisik. Beberapa orang dapat mengalaminya kadang-kadang, namun ada juga yang sering mengalaminya dan tidak dapat mengendalikannya, sehingga berdampak pada kehidupan dan bahkan mengancam kesehatan dan kesejahteraan mental mereka.
Referensi :
https://www.medicalnewstoday.com/articles/320935.php#physical-vs-emotional-hunger
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H