penggunaan sehari-hari. Sebagian kata serapan itu telah mengalami adaptasi dan dianggap baku,
sedangkan yang lain tetap dipertahankan dalam bentuk aslinya, dianggap tidak baku. Dalam kasus
ini, sejarah peran kolonialisme dalam memengaruhi bahasa Indonesia terlihat jelas, menciptakan
perbedaan antara kata baku dan tidak baku.
Namun, tidak hanya pengaruh kolonialisme yang memengaruhi perdebatan antara kata baku dan
tidak baku di Indonesia. Faktor-faktor seperti globalisasi dan perubahan sosial juga telah
memperkaya kosakata bahasa Indonesia dengan kata-kata baru yang berasal dari berbagai bahasa
asing. Proses penerimaan kata-kata baru ini sering kali tidak diikuti dengan penetapan secara resmi
sebagai kata baku, yang menyebabkan kebingungan dalam penggunaan bahasa sehari-hari.
Kontroversi antara kata baku dan tidak baku juga mencerminkan dinamika sosial dan politik
masyarakat Indonesia. Beberapa kelompok masyarakat cenderung mempertahankan kata-kata asli