Kabupaten Wonosobo berjarak 120 km dari ibu kota Jawa Tengah (Semarang) dan 520 km dari Ibu kota Negara (Jakarta), berada pada rentang 250 dpl - 2.250 dpl dengan dominasi pada rentang 500 dpl - 1.000 dpl sebesar 50% (persen) dari seluruh areal, menjadikan ciri dataran tinggi sebagai wilayah Kabupaten Wonosobo dengan poisi pasial berada di tengah-tengah Pulau Jawa dan berada diantara jalur pantai utara dan jalur pantai selatan.Â
Keadaan topografi wilayah Kabupaten Wonosobo secara umum merupakan perbukitan dan pegunungan dengan sebagian besar (56.37%) kemiringan lereng antara 15 - 40%.
Kabupaten Wonosobo merupakan daerah dataran tinggi dengan ciri berbukit dan bergunung, dimana memiliki pegunungan dengan ketinggian berkisar antara 275 meter sampai 2.250 meter diatas permukaan laut. Terdapat 3 gunung yang berada di wilayah kabupaten Wonosobo yaitu Gunung Bismo, Gunung Kembang, dan Gunung Prau.Â
Dengan ciri yang berbukit dan bergunung tidak menutup kemungkinan akan terjadi bencana alam di Kabupaten Wonosobo. Terdapat beberapa bencana alam yang rawan terjadi di Kabupaten Wonosobo seperti Tanah Longsor, Gempa Bumi, Gunung Meletus, Lahar Gunung Berapi, dan Wedhus Gembel atau Awan Panas.Â
Oleh karena itu kami sebagai Mahasiswa Unnes Giat 3 Desa Wonokromo berinisiatif untuk melaksanakan salah satu program kerja berupa Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam.
Pada hari Rabu tanggal 23 November 2022, Mahasiswa Unnes Giat 3 Desa Wonokromo menyelenggarakan Kegiatan Program Kerja Yaitu Sosialisasi Mengenai Mitigasi Bencana Alam kepada peserta didik di SD Negeri 2 Wonokromo, Wonosobo.Â
Mitigasi bencana merupakan segala upaya untuk mengurangi risiko bencana. Pada kesempatan kali ini, Mahasiswa Unnes Giat 3 Desa Wonokromo memberikan informasi dan pengetahun kepada para peserta didik mengenai tindakan-tindakan apa saja yang harus dilakukan ketika terjadi bencana alam disekitar tempat tinggal mereka.
"Mitigasi di SD Negeri 2 Wonokromo ini bertujuan untuk membangun kesadaran dan kepekaan para anak-anak khususnya para siswa ini, agar nantinya mereka bisa membentengi atau melindungi diri dari bahaya atau bencana di lingkungan mereka." Ujar Derry Dwi Setiyoko (Koordinator Mahasiswa UNNNES Giat 3 Desa Wonokromo.
Dalam Kegiatan Sosialisasi Mitigasi Bencana ini, mahasiswa Unnes Giat 3 memaparkan mengenai tindakan yang harus dilakukan jika terjadi bencana alam seperti Bencana Alam Longsor Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman, mendirikan rumah dengan pondasi yang kuat, dan Mengurangi tingkat keterjalan lereng.Â
Gempa Bumi yaitu Jangan Panik, Menunduk, Berlindung, Jangan Bergerak, Evakuasi, Berada dititik kumpul, dan meminta bantuan. Kemudian untuk Gunung Meletus dengan beberapa tahap mitigasi bencana yaitu Sebelum Meletus Persiapkan masker dan kacamata pelindung, persiapkan dukungan logistik, dan saat meletus dengan berlindung dengan shelter perlindungan, perhatikan arahan evakuasi, serta hindari daerah rawan bencana (lereng gunung meletus atau lahar panas).Â
Pemaparan dilakukan dengan cara yang sederhana, mudah dimengerti dan menyenangkan bagi para peserta didik, seperti memaparkan materi secara langsung menggunakan Power Point bergambar animasi, menggunakan video animasi, bernyanyi tentang mitigasi dengan gerakan yang ceria dan mudah diikuti, dan tidak lupa mengadakan games tanya jawab kepada peserta didik.Â
Setelah penyelenggaraan acara ini, Mahasiswa Unnes Giat 3 Desa Wonokromo mengharapkan para peserta didik dapat mengetahui akan bahayanya suatu bencana alam di daerah pegunungan seperti Kabupaten Wonosobo dan mengetahui tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H