Mohon tunggu...
Dian Tri Ani
Dian Tri Ani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

Assalamu’alaikum

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menganalisis Aspek Mikro & Makro Media Sosial

15 Desember 2024   00:02 Diperbarui: 15 Desember 2024   05:11 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Internet kini menjadi alat komunikasi utama yang banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini mendorong pergeseran dari teknologi komunikasi konvensional menuju teknologi modern yang serba digital. Media sosial, seperti Instagram atau TikTok, adalah objek besar yang relevan secara konsep, memiliki makna mendalam, serta berpengaruh secara sosial dan budaya.

Salah satu contoh kasus yang mencerminkan perubahan struktur masyarakat dan dampaknya terhadap pola interaksi sosial adalah fenomena "Citayam Fashion Week" yang viral di Indonesia pada tahun 2022. Peristiwa ini bermula dari berkumpulnya remaja-remaja dari kawasan pinggiran Jakarta, seperti Citayam, Depok, dan Bogor, di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Para remaja ini memanfaatkan ruang publik untuk berinteraksi, mengekspresikan diri melalui mode pakaian, dan menciptakan tren baru yang menarik perhatian masyarakat luas.

Kasus ini menunjukkan perubahan pola interaksi sosial yang dipengaruhi oleh media sosial dan gaya hidup urban. Media sosial seperti TikTok dan Instagram memainkan peran besar dalam mempopulerkan fenomena ini, di mana konten yang diunggah oleh para remaja Citayam dengan cepat menjadi viral dan menarik perhatian berbagai kalangan.

Media sosial membentuk pola interaksi baru dalam masyarakat global, mencerminkan hierarki sosial, nilai budaya, hingga dinamika ekonomi. Perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat memiliki potensi untuk memengaruhi pola interaksi sosial di dalamnya. Hal ini dapat berdampak pada pembentukan karakter manusia, baik dengan mendorong proses perkembangan yang lebih positif maupun, sebaliknya, memberikan dampak yang kurang konstruktif.

Media sosial mencerminkan berbagai aspek mikro yang berakar pada interaksi individu dan kelompok kecil. Salah satu aspek penting adalah identitas digital, di mana individu membangun citra diri mereka melalui profil, unggahan, dan komentar. Identitas ini tidak hanya mencerminkan kepribadian pengguna, tetapi juga menunjukkan bagaimana mereka berusaha menyesuaikan diri dengan ekspektasi sosial di dunia maya. Selain itu, interaksi sosial virtual, seperti percakapan melalui komentar atau direct messages, menciptakan ruang simbolik baru di mana komunikasi dilakukan menggunakan bahasa informal, emoji, atau meme. Norma-norma sosial juga terbentuk di media sosial, contohnya melalui fenomena seperti "cancel culture" atau tagar viral yang menjadi pedoman perilaku pengguna. Hal ini dapat terjadi karena media sosial menawarkan platform yang mudah diakses untuk mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan orang lain. Adanya algoritma yang memprioritaskan interaksi tertentu semakin memperkuat peran media sosial dalam kehidupan sehari-hari pada level mikro.

Pada level makro, media sosial memiliki dampak yang luas terhadap struktur sosial, ekonomi, dan politik. Globalisasi informasi adalah salah satu dampak yang paling menonjol, di mana media sosial memungkinkan penyebaran informasi secara cepat melintasi batas geografis, membentuk opini publik secara massal. Di sisi ekonomi, media sosial menjadi katalisator bagi perkembangan ekonomi kreator dan e-commerce, menciptakan peluang usaha baru yang tidak terbatas oleh ruang fisik. Dalam konteks politik, media sosial telah menjadi alat yang kuat untuk kampanye politik, memobilisasi massa, dan membentuk narasi publik. Namun, algoritma yang mendukung platform ini juga dapat memperkuat polarisasi opini di masyarakat. Fenomena ini terjadi karena media sosial mencerminkan struktur sosial global yang lebih besar, termasuk hierarki kekuasaan dan distribusi sumber daya ekonomi. Platform ini bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga representasi dari dinamika ekonomi, politik, dan budaya global.

Integrasi aspek mikro dan makro dalam konteks media sosial dapat dipahami melalui teori strukturasi Anthony Giddens, yang menekankan hubungan timbal balik antara agen (individu) dan struktur (sistem). Pada level mikro, individu menciptakan konten yang mencerminkan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Konten ini kemudian dikonsumsi secara massal dan, pada level makro, membentuk pola budaya yang lebih besar, seperti tren atau ideologi dominan. Sebaliknya, struktur platform media sosial, seperti algoritma dan kebijakan moderasi, memengaruhi bagaimana individu berinteraksi dan menghasilkan konten. Proses produksi dan reproduksi sosial ini menunjukkan bahwa perubahan di media sosial tidak sepenuhnya ditentukan oleh agen atau struktur, tetapi merupakan hasil hubungan dialektis antara keduanya. Dengan memahami hubungan ini, kita dapat melihat bagaimana media sosial menjadi arena di mana individu dan sistem bekerja sama dalam membentuk realitas sosial.

 

REFERENSI:

Agustina, L. (2020). Viralitas Konten Di Media Sosial. Majalah Ilmiah Semi Populer Komunikasi Massa, 1(2).

Alif Iman, N. (2023). Dilema Algoritma: Dramaturgi di Media Sosial. Dekonstruksi, 9(02). https://doi.org/10.54154/dekonstruksi.v9i02.145

Ismail, D. T. T. (2021). Media Sosial: Perspektif komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Palimpsest: Journal of Information and Library Science, 12(1).

Priansa, D. J. (2017). Komunikasi Pemasaran Terpadu: Pada Era Media Sosial. In CV. Pustaka Setia.

Rahardaya, A. K., & Irwansyah, I. (2021). Studi Literatur Penggunaan Media Sosial Tiktok Sebagai Sarana Literasi Digital Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis, 3(2). https://doi.org/10.47233/jteksis.v3i2.248

Sumartias, S., Subekti, P., & Syuderajat, F. (2023). LITERASI INFORMASI DALAM PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL. Dharmakarya, 11(4). https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v11i4.30709

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun