Pada hari Jumat dan Sabtu, 19-20 Juli 2024, Gugus Depan 09057/09058 Pangkalan SMK Negeri 1 Bakung sukses melaksanakan kegiatan Penerimaan Tamu Ambalan (PTA). Kegiatan ini merupakan langkah awal bagi para peserta didik baru untuk mengenal lebih dalam tentang kepramukaan, sekaligus membangun rasa kebersamaan dan kekompakan di antara mereka.
Hari Pertama: Pengenalan dan Serangkaian Aktivitas Menarik
Pramuka di mana mereka belajar tentang teknik dasar membangun struktur dengan menggunakan alat dan bahan sederhana. Materi ini tidak hanya mengajarkan keterampilan praktis, tetapi juga melatih kreativitas dan inovasi peserta dalam menghadapi tantangan.Â
Kegiatan dimulai dengan apel pembukaan yang dipimpin oleh Kak Jufri. Pembukaan ini menandakan dimulainya serangkaian kegiatan yang telah dipersiapkan dengan matang. Dalam sambutannya, Kak Jufri menjelaskan tujuan dari PTA serta pentingnya semangat kebersamaan dalam kepramukaan. Setelah apel, peserta diajak untuk mengikuti materi pioneering. Pioneering merupakan keterampilan dasar yang sangat penting dalam kegiatanSelanjutnya, peserta diajak untuk mengikuti permainan "Bambu Segitiga". Permainan ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga mengajarkan pentingnya kerja sama tim. Dalam permainan ini, setiap tim harus bekerja sama untuk menyusun bambu menjadi bentuk segitiga yang kokoh, yang memerlukan komunikasi dan koordinasi yang baik. Melalui permainan ini, peserta belajar bahwa keberhasilan sebuah tim tidak terlepas dari kemampuan untuk saling mendukung dan menghargai peran masing-masing.
Kegiatan berlanjut dengan sesi materi penegak yang dipandu oleh Kak Badri. Dalam sesi ini, peserta diberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai penegak mulai dari pengertian dan asal usul kata ambalan, sangga, anggota, ketentuan umum, perangkat, hingga sistem kepemimpinan dan keorganisasian dalam ambalan penegak.
Setelah api unggun dinyalakan, penampilan seni oleh panitia dan peserta menjadi salah satu highlight dari acara tersebut. Penari dan penyanyi berkesempatan untuk mengekspresikan diri mereka, baik melalui tarian tradisional maupun lagu-lagu yang menggugah semangat. Tarian yang ditampilkan sering kali berasal dari budaya lokal. Ini tidak hanya menghibur, tetapi juga berfungsi sebagai cara untuk melestarikan warisan budaya. Misalnya, tarian Tanjung Gemirang. Sedangkan lagu-lagu yang dinyanyikan bisa bervariasi, mulai dari lagu daerah hingga lagu-lagu populer yang disukai banyak orang. Penampilan musik, baik dengan alat musik tradisional maupun modern, dapat menciptakan suasana yang ceria dan mengundang partisipasi dari semua peserta.
Hari Kedua: Aktivitas KebersamaanÂ
Kegiatan dimulai dengan senam bersama yang bertujuan untuk membangkitkan semangat dan kebugaran fisik para peserta. Senam ini tidak hanya membantu menjaga kesehatan, tetapi juga menciptakan suasana yang ceria dan penuh energi. Setelah senam, para peserta menikmati sarapan bersama, yang memperkuat rasa kebersamaan dan saling berbagi. Serangkaian kegiatan outbound menjadi agenda selanjutnya yang sangat dinanti-nantikan. Kegiatan ini meliputi berbagai permainan seperti kardus guling dan estafet bola. Kegiatan outbound ini dirancang untuk melatih kerjasama dan kekompakan sangga.
Makna dan Tradisi Dalam Kegiatan Penutupan
Kegiatan penutupan suatu acara sering kali menjadi momen yang penuh makna dan simbolisme. Dalam konteks kegiatan yang dipimpin oleh Kak Badri, penutupan ini tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga menjadi wahana bagi para peserta untuk merefleksikan pengalaman yang telah dilalui. Kegiatan ini diikuti dengan pelantikan Bantara dan tradisi siraman air kembang.
Pelantikan Bantara: Langkah Baru dalam Kepemimpinan
Pelantikan Bantara merupakan salah satu puncak kegiatan, di mana 20 penegak diakui dan diangkat sebagai pemimpin baru. Proses ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi juga merupakan penegasan tanggung jawab yang diemban oleh para penegak. Mereka diharapkan dapat menjadi teladan dan memimpin dengan bijaksana. Dalam konteks ini, penting untuk memahami makna dari kepemimpinan yang diemban oleh para Bantara. Mereka tidak hanya dituntut untuk memimpin, tetapi juga untuk menjadi agen perubahan dalam komunitas mereka.
 Tradisi Siraman Air Kembang: Simbol Pembersihan dan Harapan
Setelah pelantikan, kegiatan dilanjutkan dengan tradisi siraman air kembang yang diikuti oleh semua peserta. Tradisi ini memiliki dua makna utama yang saling melengkapi. Pertama, siraman air kembang melambangkan pembersihan diri dari hal-hal yang tidak baik. Dalam banyak budaya, air sering dianggap sebagai simbol pembersihan dan penyucian. Dengan menyiramkan air kembang, para peserta diharapkan dapat melepaskan segala beban emosional dan negatif yang mungkin mengganggu perjalanan mereka. Kedua, wewangian yang terkandung dalam air kembang melambangkan hal-hal baik yang harus selalu diingat dan dilakukan. Wewangian ini menggambarkan harapan dan aspirasi yang ingin dicapai oleh setiap individu. Secara keseluruhan, kegiatan Penerimaan Tamu Ambalan bukan hanya sekadar acara formal, tetapi merupakan kesempatan berharga untuk membangun ikatan sosial, mempromosikan nilai-nilai Pramuka, pengenalan budaya dan tradisi, serta pembelajaran dan pengembangan diri anggota pramuka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H