Sebagai ibu sebenarnya sedih dan khawatir ketika melihat anak yang belum paham suatu materi pelajaran sekolah tetapi tetap harus lanjut ke materi selanjutnya. Saya sebagai ibu dan juga pekerja tentunya tidak punya banyak waktu untuk selalu mendampingi anak saat proses belajar ataupun sekedar mengerjakan PR dari sekolah. Apalagi saat pandemi Covid-19 melanda, semua tugas mata pelajaran sekolah hanya disampaikan melalui salah satu grup sosial media. Tak hanya tugas mengerjakan soal, penyampaian materi dari guru juga sangat minim, anak-anak hanya mendapat tugas untuk membaca materi dibuku paket masing-masing ataupun hanya dijelaskan melalui video singkat yang dimana anak-anak hanya bisa sedikit memahami mengenai materi tersebut dan tiba-tiba harus mengerjakan tugas soal, ulangan harian sampai soal ujian untuk kenaikan kelas. Bisa dibayangkan bagaimana repotnya orangtua yang bekerja tapi masih harus memikirkan tugas anak yang belum dikerjakan karena tidak ada pendamping saat jam sekolah di rumah. Lagipula, anak-anak yang ditinggal sendiri dengan gawai untuk belajar di rumah cenderung menggunakan gawai-nya untuk bermain game daripada belajar sehingga pengetahuan anak sangat tertinggal dari kurikulum yang seharusnya anak jalani seperti disekolah biasa.
Ditengah-tengah masalah krisis pembelajaran dan diperparah oleh pandemi Covid-19 ini, Pemerintah melakukan penyederhanaan Kurikulum 2013 dalam kondisi khusus (Kurikulum Darurat) yang efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Kurikulum darurat ini digunakan oleh sekitar 31.5% sekolah pada masa pandemi Covid-19. Efektivitas Kurikulum Darurat semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif, maka Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Kurikulum Merdeka yang diharapkan dapat menjadi upaya untuk meningkatkan pembelajaran yang berkualitas dan mampu menghasilkan putra-putri bangsa yang berprestasi ditingkat nasional maupun global dengan berkarakter Pancasila demi kemajuan bangsa.
Dalam pemulihan pembelajaran seperti saat ini, pemerintah memberikan sekolah kebebasan dalam menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Adapun pilihan kurikulum tersebut adalah Kurikulum 2013 secara penuh, Kurikulum Darurat (kurikulum 2013 yang disederhanakan) dan yang terakhir adalah Kurikulum Merdeka. Sejak tahun ajaran 2021/2022 Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan di hampir 2.500 sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak  (PSP) dan 901 SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) sebagai bagian dari pembelajaran dengan paradigma baru. Mulai Tahun Ajaran 2022/2023 satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing mulai TK B, kelas I, IV, VII, dan X. Pemerintah juga menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan dirinya untuk menggunakan Kurikulum Merdeka. Tiga Pilihan yang dapat diputuskan satuan pendidikan tentang implementasi Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023 adalah menerapkan beberapa bagian Kurikulum Merdeka tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan, menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan, dan satu lagi yaitu menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri perangkat ajar.
Adapun beberapa keungulan Kurikulum Merdeka adalah :
1. Lebih sederhana dan mendalam
  Fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan.
2. Lebih Merdeka
  - Kelebihan bagi peserta didik yaitu tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasinya sehingga mereka bisa merasakan arti dari Merdeka Belajar.
  - Kelebihan bagi Guru adalah guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
  - Kelebihan bagi sekolah yaitu sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
3. Lebih Relevan dan Interaktif
  Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui menyediaan beragam perangkat ajar seperti buku, teks, dan bahan ajar pendukung, serta pelatihan dan penyediaan beragam perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan dan satu lagi yang tak kalah penting adalah guru tetap mendapatkan haknya dari jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi seperti biasanya.
Salah satu perangkat ajar untuk guru untuk penerapan Kurikulum Merdeka adalah platform Merdeka Belajar. Platform ini membantu guru dalam mendapatkan referensi,inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila. Guru bisa bisa mengembangkan praktik mengajar sesuai Kurikulum Merdeka yang sudah disediakan di platform ini karena sudah tersedia lebih dari 2.000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka. Guru juga bisa melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dalam perkembangan peserta didik.
Melalui menu Belajar di platform Merdeka Mengajar guru juga diberikan kesempatan yang setara untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya melalui materi pelatihan yang berkualitas dengan beragam video inspiratif dengan akses yang tidak terbatas dan dapat diakses secara mandiri. Selain itu, guru juga bisa termotivasi dan terdorong untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagi praktik baik untuk berbagi dengan guru-guru yang lain melalui Bukti Karya Saya dengan membangun potofolio hasil karyanya agar dapat saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi.
Untuk dapat mengakses Paltform Merdeka Mengajar bisa mengunduh aplikasinya dari gawai Android di Google Play Store ataupun melalui laman situs https://guru.kemdikbud.go.id/ dan cukup masuk dengan akun pembelajaran belajar.id sedangkan bagi satuan pendidikan dan pendidik yang kesulitan untuk mengakses internet Panduan Implementasi dan Modul Pelatihan akan disediakan dalam flash disk.
Visi dari Platform Merdeka Mengajar adalah untuk menciptakan ekosistem kolaboratif untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran dan iklim kerja yang positif seperti :
- Wadah menampilkan profil, pengalaman dan keterampilan profesional
- Pengambangan konten berbasis kontribusi yang dapat dilakukan oleh semua pihak
- Guru saling belajar dan berbagi
- Pengembangan portofolio guru
- Pelatihan daring untuk pengembangan kompetensi
Nah, dari semua program Kurikulum Merdeka yang telah diluncurkan oleh Kemendikbudristek ini diharapkan bisa menjadi salah satu upaya dan tonggak peningkatan kualitas pembelajaran sehingga dapat menghasilkan putra-putri bangsa yang berprestasi di tingkat nasional maupun di tingkat internasional serta berkarakter Pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H