Banyak kejadian yang membuat syok pula. Seperti kata peribahasa, karena nila setitik rusak susu sebelangga. Manusia tidak selamanya bisa menerima kesalahan walaupun kesalahan tersebuh dilakukan dengan sebuah alasan yang prinsip. Seorang ibu maling makanan untuk menghidupi anaknya pun akan tetap salah di mata orang-orang yang tidak menyukainya bahkan tidak memiliki hati nurani.Â
Dari banyak kejadian, bahkan dari apa yang kualami, akhirnya aku banyak belajar bahwa yang namanya benar itu nisbi. Tidak semua dilihat hanya dari satu sudut pandang saja. Melihat kebenaran itu tidak melulu menggunakan logika, tetapi harus menggunakan rasa dan nurani agar kita tahu bahwa benar itu relatif.
Ada berbagai sisi untuk melihat sebuah kebenaran. Seorang ibu yang maling untuk makan anaknya itu benar, karena jika tidak maka bisa jadi anaknya mati kelaparan. Namun salah jika sengaja dilakukan tanpa alasan yang mendesak. Tergantung dari sudut mana kita akan menghakimi sang ibu. Â
Namun lagi-lagi kita tidak bisa mengontrol pandangan dan ucapan orang lain. Mereka punya kepala dengan isi pemikiran yang jauh berbeda dengan kita. Kita hanya bisa mengontrol sikap dan apa yang kita lakukan agar tidak sampai memancing asumsi negatif dari orang lain.Â
Akan tetapi, perset*n dengan asumsi negatif dari orang lain. Namanya juga hidup. Berbuat baik sekalipun selalu saja ada pandangan negatif dari orang-orang yang memang tidak menyukai kita. Satu-satunya cara adalah dengan belajar masa bodo. Berusaha untuk tidak dikendalikan oleh pandangan orang lain. Berusaha melakukan yang terbaik sesuai dengan apa yang kita sanggupi dan kita senangi tanpa memedulikan apa yang dibicarakan orang lain. Itulah yang sesungguhnya akan membuat kewarasan kita tetap terjaga.Â
Perkecil lingkungan pergaulan, hidup dalam privasi yang lebih terjaga, hidup tenang tanpa diusik orang lain adalah  hidup yang paling menyenangkan.Â
Hidup adalah pilihan. Aku memilih tidak menjadi terkenal untuk menjadi hebat. Karena terkenal hanya membuat banyak bahan omongan. Seumpama selebritis tanah air yang apapun tindakannya dikomentari para netizen dengan sudut pandang yang sangat beragam. Lebih baik mengasing, menghilang, dan hidup damai tanpa harus banyak bersinggungan dengan orang lain.
Ya, memang hidup adalah pilihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H