Sebelum anak terjerumus pada pergaulan bebas, kenakalan dan penyimpangan lain, yang dampaknya tentu saja bukan hanya dirasakan oleh anak melainkan pada rusaknya nama baik keluarga, maka orangtua dapat mempraktikan upaya-upaya sebagai berikut:
1. Menerapkan aturan yang jelas di rumah
Aturan yang jelas dan konsisten yang diterapkan di rumah adalah cikal bakal pembentukan karakter anak. Orangtua yang menerapkan aturan yang jelas dan tegas akan membuat anak memiliki 'rem' sendiri dalam perilakunya. Buatlah aturan dari mulai bangun tidur hingga mereka kembali tidur di malam hari.
Aturan untuk menjalankan ibadah tepat waktu, selalu pamit jika hendak bepergian, memberi kabar dimanapun berada, dan mewajibkan pulang lebih awal sebelum petang hari adalah beberapa aturan yang bisa diterapkan untuk membatasi pergaulan anak.
Hal ini tentunya tidak hanya diterapkan pada musim liburan, melainkan disepakati sejak awal, sehingga pola-pola tersebut sudah biasa dilakukan dan dipatuhi anak-anak.
2. Kenali teman-teman anak, jika perlu membangun komunikasi dengan para orangtuanya
Mengenali satu per satu teman main anak diharapkan dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Bersyukurlah jika anak kita bermain dengan anak-anak yang kita kenali sikap dan sifatnya. Apalagi jika mereka tidak sungkan main di rumah dan memanggil kita dengan panggilan akarab dan sopan. Bersyukurlah ketika kita pun dapat berkomunikasi dengan orangtua mereka untuk saling menitipkan dan berbagi pengawasan.
Namun di luar itu, semua orangtua rasanya perlu untuk mengenali siapa-siapa saja yang bermain dan berkomunikasi dengan anak-anak kita lebih dalam lagi agar kita mampu memberikan araham teman mana saja yang memang bagus untuk dijadikan teman dan mana yang harus dihindari anak.
3. Sering mengajak anak diskusi
Memberikan arahan dan membatasi pertemanan anak tentunya tidak mudah. Terlebih anak-anak yang sudah memiliki keinginan dan kesenangannya sendiri. Maka berdiskusi secara terbuka dan menyenangkan, adalah salah satu cara yang tepat untuk menggali informasi lebih banyak dari anak.
Dengan diskusi santai kita akan lebih mudah mengetahui apa yang sedang dirasakan anak, dengan siapa mereka bergaul, bahkan kita memiliki banyak kesempatan untuk memberikan arahan dan asupan positif pada anak.