Namun ternyata seseorang meminta saya menunggu karena ingin bertemu dan ada hal penting yang harus disampaikan. Saya pun memilih untuk menunggunya, karena orang tersebut merupakan orang yang saya hormati.Â
Sepanjang perjalanan menuju pertemuan, hati dan logika saya terus menerus berdebat meminta pemenangan. Muncul pertanyaan-pertanyaan yang kemudian bergejolak sendiri di dalam hati dan pikiran.Â
Si Otak pun menghujat, "kenapa sih, kok mau nunggu? kan sedang buru-buru. Nanti terlambat lho! Harusnya dia mengizinkan pergi lebih awal, kan dia tahu kamu harus segera sampai ke sana dan istirahat dengan cukup."
Namun hati saya memberikan pembelaan, "tidak selamanya orang lain yang harus melulu memahami kondisi kita. Pun tidak selamanya orang lain yang harus berkorban demi keselamatan kita. Kita pun sangat berkewajiban menjaga keselamatan dan ketenangan orang lain. Begitu pun kenyamanan hati orang-orang terdekat yang kita sayangi, harus betul-betul kita jaga."
Kemudian otak menyangkal lagi, "bukankah setiap orang seharusnya berusaha memudahkan urusan orang lain? Jika tidak bisa memudahkan setidaknya jangan mempersulit."
Bersyukur, akhirnya otak dan hati berdamai. Teringat dengan sabda Rasulullah SAW, "barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat." (HR: Tirmidzi : 1853) maka hari inilah saatnya saya memudahkan beban dan urusan orang lain.Â
Walau saya sedang dalam keadaan butuh kemudahan, saya akhirnya paham. Bisa jadi kepentingan orang yang mau menemui saya saat itu lebih besar daripada keperluan saya.
Bisa saja tekanan batin dan desakan urusan orang yang akan menemui saya itu lebih besar daripada yang saya rasakan saat ini. Kenapa tidak, jika sayalah yang mengalah dan memudahkan urusannya hari ini.Â
Saya beristigfar dan menghela napas panjang. Betapa tenang dan damainya hati ini ketika hati dan kepala saya berhasil berdamai untuk mengambil sebuah keputisan berat.
Akhirnya kamipun bertemu dengan penuh suka cita. Egoisme yang sebelumnya muncul dan berhasil diredam akhirnya membuahkan hasil yang baik. Saya terlambat naik angkutan, yang mengakibatkan terlambat pula armada angkutan berikutnya.Â
Akses menuju pulang ke kampung halaman memang tidak semudah menuju kota besar. Di perjalanan sempat menunggu kendaraan lama sekali, hujan deras mulai turun.