Bukan apa-apa, perempuan yang menitikberatkan penilaian kepada "punya apa" memiliki alasan kuat, bahwa hidup bersama tidak melulu makan cinta.
Sayangnya sebagian besar perempuan yang menggunakan standar nilai ini memiliki pandangan bahwa perempuan adalah mahluk yang harus dibahagiakan dengan harta benda. Sementara lelaki adalah pencari nafkah utama yang betul-betul harus bekerja keras dengan berbagai cara.Â
2. Siapa?
Selain melihat punya apa, ada sebagian perempuan yang menggunakan standar penilaian kepada kaum lelaki dengan terlebih dahulu mencari tahu lelaki itu "siapa?"
Mereka akan sangat tertarik karena lelakinya memiliki posisi penting. Misal, keturunan ningrat, punya jabatan politik atau pemerintahan, seorang pengusaha, atau merupakan seorang bintang kampus yang digandrungi banyak perempuan.
Alasannya sih sederhana. Mereka yang mendapatkan lelaki dengan posisi penting akan merasa lebih percaya diri dan akan merasa unggul dari perempuan lainnya. Ketika lelakinya merupakan orang penting maka ia akan merasa bangga dan merasa menjadi lebih terhormat berada di sisinya.Â
3. Sikapnya bagaimana?
Perempuan yang menggunakan kriteria ini biasanya sudah tidak peduli kepada seberapa banyak harta atau seberapa penting posisi sang lelaki di dalam lingkungan sekelilingnya. Yang benar-benar diharapkan adalah sikap dan perlakuan yang didapatkan dari lelaki tersebut.Â
Biasanya perempuan yang mendahulukan sikap sebagai titik awal penilaian adalah perempuan yang memiliki hati yang tulus, penuh kasih dan perhatian.Â
Mereka sanggup diajak berjuang bersama karena mereka yakin jika kebahagiaan adalah bukan berasal dari harta benda. Melainkan dari bagaimana perlakuan dari seorang pasangan.
Namun banyak juga perempuan yang memilih sikap sebagai modal utama adalah mereka yang memiliki traumatik yang serius atas perlakuan pasangan sebelumnya. Mereka mencari pendamping hidup yang lebih bisa menghargai dan memuliakannya sebagai perempuan dan sebagai manusia.Â