Kurangnya waktu tatap muka karena pembatasan sosial akibat adanya wabah covid-19 membuat beberapa kegiatan pertemuan dipindahkan menjadi kegiatan online. Informasi yang seharusnya disampaikan secara langsung kepada lawan bicara menjadi diwakili oleh media sosial. Pesan pun ditulis dengan beragam teknik penyampaian, demi agar informasinya sampai dengan baik kepada penyimak.
Whatsapp adalah salah satu media yang kini banyak digunakan untuk menyampaikan informasi. Membuat grup adalah pilihan yang sedang begitu trend akhir-akhir ini. Macam-macam grup pun dibuat. Dari mulai grup pekerjaan, grup alumni, komunitas tertentu, grup keluarga, sampai hanya agar bisa ngerumpi bebas dengan geng kesayangan, grup whatsapp dibuat walaupun grupnya hanya berjumlah tiga orang.
Tujuan utama pembuatan grup tentu salah satunya adalah tujuan kepraktisan. Ketika harus menyebar informasi kepada banyak orang, cukup dengan satu kali klik, maka pesan tersampaikan tanpa harus mengirim satu persatu. Informasi tersebar secara serantak dalam waktu singkat.
Sayangnya, penambahan anggota grup terkadang tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada orang yang bersangkutan. Akibatnya tidak semua anggota memiliki loyalitas dan perhatian yang tinggi terhadap informasi yang disampaikan. Banyak di antaranya yang justru hanya menjadi pelengkap saja.
Namun bagaimana jika grup yang dibuat adalah grup yang justru merupakan sumber informasi penting dan utama bagi seorang karyawan, pekerja, aktivis, atau satu-satunya penghubung informasi dari lembaga atau pihak tertentu kepada seseorang? Di sini tentunya setiap anggota grup wajib menyimak setiap pemberitahuan.
1.Membaca tetapi tidak memaknai
Pernahkah Anda mendapatkan pesan di grup WhatsApp tetapi hanya meng-kliknya tanpa membaca pesan secara keseluruhan? Jika Anda kerap melakukannya, maka bersiaplah Anda mendapatkan teguran dari admin grup, terlebih jika informasi yang tidak Anda baca lengkap itu adalah pesan penting yang berisi instruksi. Satu dua kali diabaikan maka admin grup akan menandai Anda sebagai orang yang memang abai.
Bersyukurlah jika hanya ditegur oleh admin. Bayangkan apa yang akan terjadi jika pesan penting yang tidak Anda baca itu adalah pesan dari atasan. Terlalu sering mengabaikan, maka Anda hanya punya dua pilihan, belajar untuk lebih perhatian atau bersiap mencari atasan baru.
2.Menyimak tetapi tidak memahami
Ini adalah level yang sedikit lebih tinggi daripada yang dijelaskan di atas. Tipe ini masih mau menyimak tetapi enggan berusaha memahami isu yang sedang dibahas. Pemahamannya yang setengah-setengah tidak lantas menjadi motivasi untuk segera mengkonfirmasi. Sehingga tidak jarang ia salah melaksanakan intruksi. Akibatnya? Silakan simpulkan sendiri.
3.Nimbrung hanya saat ada bahasan menarik/lucu
Banyak di antaranya anggota grup yang malas dengan bahasan yang serius. Mereka hanya akan berkomentar dan menyimak dengan seksama postingan yang menurutnya menarik dan lucu. Akibatnya informasi yang justru penting tidak sampai kepadanya.
4.Mematikan notifikasi
Ada yang tidak mau diganggu dengan suara notifikasi grup, kemudian ia mematikannya. Padahal informasi penting dan genting tidak pernah mengenal waktu. Bagi Anda yang memiliki kebiasaan mematikan notifikasi, sempatkan untuk memeriksa pesan untuk menghindari risiko besar akibat ketinggalan informasi.
5. Menyebarkan postingan "sampah"
Anggota grup tipe ini adalah yang paling mengganggu dan merugikan banyak orang, karena akibatnya terasa langsung saat itu juga oleh anggota yang lainnya. Postingan "sampah" bisa berupa ujaran kebencian, bullying, pornografi sampai berita hoax.
Kelima kesalahan tersebut selaiknya dihindari agar koordinasi tetap berjalan lancar dan fungsi media sebagai alat kemudahan menjadi terealisasikan. Semoag bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H