Ia mengaku kaget, tidak menyangka jika pelanggan semakin bertambah setiap harinya. Bahkan merasa kurang percaya diri karena ia yakin bahwa ulen itu hanyalah makanan rumahan yang ukuran enak atau tidaknya hanya dapat dinikmati oleh lidah rumahan juga. Rasa yang diciptakan di rumah belum tentu bisa diterima oleh lidah penghuni rumah lain.
Namun ternyata beberapa pembeli memberikan penilaian yang luar biasa. Ulen Nin diterima dengan baik. "Udah pas... Itu godognya enak. Inget lebaran kalau alm. Mamah masak godog (sambal goreng kentang) gitu," salah satu pembeli memberikan testimoni.
"Baru pulang badminton, langsung sikat Ulen Nin. Jadinya Plas-plos. Bakar lemak masukin lagi," ujar pelanggan lain.
Tentunya penilaian positif itu membuahkan semangat tersendiri bagi Roni sekeluarga untuk terus memberikan yang terbaik bagi para pecinta Ulen Nin. Kalau yang lain sudah mulai mencoba dan ketagihan, masa kamu enggak mau ikutan pesankuliner ini untuk merasakan sensasi lebaran kedua di rumahmu.
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H