Anak yang lebih sibuk dengan gawai, bisa jadi adalah anak yang kurang perhatian dari orangtuanya. Dia tidak memilikiteman untuk ngobrol dan menceritakan banyak hal tentang pengalaman dan keinginannya.Â
Bangulah komunikasi dengan baik, ajak anak untuk bercicara, bercengkrama, dan bercanda dalam hangatnya canda tawa. Dengan demikian hati akan akan mulai terisi. Bermain dan bercengkrama dengan ayah dan bundanya bahkan jauh lebih menarik daripada sekadar bermain game di gawai.
2. Letakan gawai saat bersama anak
Kebanyakan orangtua melarang anaknya bermain gawai, tetapi dia sendiri tidak bisa lepas dari benda tersebut. Tidak sedikit bahkan orangtua yang berbicara dengan anaknya dengan pandangan yang tetap fokus pada ponsel pintarnya. Letakan gawai Anda dan mulailah menatap matanya, ajak ia bicara hal apa saja yang menyenangkan. Â
3. Â Menciptakan suasana rumah yang menyenangkan
Ketika rumah membosankan, maka main gawai adalah satu-satunya pilihan yang paling menarik. Ketika televisi tidak diperbolehkan menyala, anak-anak hanya bisa diam tanpa mengerjakan apapun. Akhirnya mereka memilih memainkan ponsel pintarnya, memainkan game yang bisa dengan mudah diinstal dan digantu-ganti.Â
Ciptakan suasana rumah yang menyengakan. Misalkan dengan mengubah suasana yang menarik perhatiannya, membuat pojok baca, menggeser beberapa perabotan yang terkesesan membosankan atau mengganti warna cat kamar anak dan membubukan dekorasi semenarik mungkin .Â
Ketika denah rumah dan peralatannya berubah, diharapkan bisa mengalihkan perhatian anak dan merasa betah di rumah walau tidak mmainkan ponsel pintar. Â Â Â
4. Mengajaknya jalan-jalan
Katkan [pdanya, "sayang simpan dulu gawaimu, mari ikut Ayah/Ibu jalan-jalan." Rasa jenuh yang berkepanjangan saat masa PSBB membuat kebosanan tersendiri. Ajaklah anak jalan-jalan, wlalaupun hanya di sekitar komplek perumahan.Â
Berjalan-jalan bisa mengembalikan mood baik anak dan meningkatkan kesehantannya dibandingkan dengan terus-menerus bermain gawai diaman anak tidak melakukan banyak gerakan.Â