Karawang kembali menggelar lomba MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) ke-38 tingkat Kabupaten (23 s.d. 27 November 2019). Lomba ini digelar di kecamatan Cilamaya Kulon, diikuti oleh kurang lebih 500 peserta. Dimana mereka merupakan wakil dari 30 kecamatan yang ada di kabupaten Karawang. Lomba ini terbagi menjadi 17 golongan/cabang, yang terbagi kepada lomba Tilawah, Tahfidz, Tafsir, MSQ, MMQ, dan Kaligrafi.
Tujuan kegiatan MTQ tingkat Kabupaten Karawang adalah untuk memasyarakatkan Alquran di Kabupaten Karawang. Sebagaimana sejarahnya, kota Kawarang sedari dulu dikenal sebagai kota santri dengan Alquran sebagai simbol penyebaran agama Islam oleh Syeh Quro.
Kegiatan yang digelar dua tahun sekali dibuka secara resmi oleh bupati Karawang Dr. Hj. Cellica Nurrachadiana, merupakan cara yang apik, guna melakukan seleksi qori terbaik untuk dipersiapkan mengikuti perlombaan MTQ di tingkat provinsi. Dengan begitu diharapkan mampu memunculkan potensi-potensi qori yang ada di kabupaten Karawang.
Kegiatan ini tentu tidak sembarangan. Para dewan juri dipilih secara selektif. Puluhan qori yang kompeten di bidangnya dipilih oleh LPTQ dan  diangkat sebagai juri dengan SK langsung dari bupati.
Salah satu cabang yang paling bergengsi adalah cabang MTQ golongan Tilawah dewasa dan Qiroat Sab' ah mujawwad. Dimana cabang ini diikuti oleh setidaknya 120 peserta yang terdiri dari putra dan putri.
Menariknya, di antara juri-juri MTQ cabang dewasa kali ini, salah satu juri yang menilai merupakan Qori yang memiliki keahlian bertaraf internasional. Sebut saja Lili Wahyudi. Pria yang dikenal ramah ini, diamanahi sebagai Ketua Majelis Hakim MTQ cabang dewasa. Kehadirannya membuat perhelatan MTQ ini semakin bergengsi. Bagaimana tidak, Lili Wahyudi pernah menjuarai MTQ tingkat Internasional di Iran. Penguasaan teknik qiraatnya pun tidak diragukan lagi.
Menurut Lili, cabang lomba dewasa ini merupakan lomba yang menarik, karena menampilkan Qiroat Sab'ah. Cabang ini terhitung sebagai cabang MTQ baru, pertama kali dilaunchingkan 2002 di MTQ nasional di Lombok.
Selain karena cabangnya baru, bacaan yang dipraktikan dalam cabang ini berbeda dengan cabang pada umumnya yang menggunakan riwayat Hafs dari imam Aashim, yang umum beredar di Indinesia.
Karena keunikan itulah, menjadikan lomba ini cukup membuat penasaran para penonton, karena memiliki cara yang berbeda dengan yang biasa dipraktikan di masyarakat.
Sebagai Ketua Majelis Hakim golongan dewasa, Lili Wahyudi berharap agar MTQ kali ini bisa melahiran qori-qoriah yang berkualitas nasional dan mampu mengharumkan nama Karawang di tingkat provinsi di tingkat nasional. Kemudian, mampu memotivasi dan mendorong masyarakat untuk mengkaji bacaan Quran dengan bacaan Qiroat Sab'ah dan memasyarakatkan Qiroaat Sab'ah.
Sang ketua majelis hakim yang pernah meraih prestasi sebagai juara MTQ tingkat Nasional di Palangkaraya dan Gorontalo, serta juara MTQ Internasional di Teheran Iran beberapa tahun lalu tersebut, sangat senang dengan adanya cabang lomba Qiraat Sab'ah ini.
"Lomba MTQ ini adalah syiar yang luar biasa. Merupakan cita-cita yang besar bagi saya, untuk menghidupkan Qiraat Sab'ah di Kabupaten Karawang ini. Semoga dengan adanya lomba cabang ini pada MTQ kali ini, lebih mengenalkan ini kepada masyarakat. Membuat masyarakat Karawang semakin mencintai Alquran, dan mengidupkan Qiraat Sab'ah" jelasnya di sela wawancara.
Sampai saat ini, Lili pun telah melakukan aksi nyatanya dalam melestarikan Qiraat Sab'ah, berupa kegiatan rutin kajian ilmu teknik membaca Alquran dalam pengajian mingguan di Masjid Agung alun-alun Karawang, dan di masjid perumahan Puri Teluk Jambe Karawang. Kedua tempat ini dirintis sebagai pusat pengembangan ilmu Qiroat di Karawang.
"Semoga setelah MTQ ini banyak bermunculan potensi-potensi qori, terutama yang menguasai Qiraat Sab'ah dari Karawang," pungkas Lili.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H