Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kamis Lalu di Situ Lengkong Panjalu

24 Oktober 2019   15:29 Diperbarui: 24 Oktober 2019   17:07 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku perhatian karena kamu juga begitu baik, Yessi," jawabmu tulus. Dibalas dengan tatapan mata perempuan itu yang begitu dalam. Kau tidak mampu mengendalikan degup jantungmu yang semakin kencang.

"Bukan karena itu, Akang, ..., tapi ...," Yessi tidak melanjutkan kalimatnya.

"Lalu?" dahimu kala itu mengernyit, menantikan jawaban Yessi selanjutnya. Sesaat kemudian harapanmu untuk mendapatkan jawaban gagal dengan kedatangan ketiga rekan kerjamu. Obrolan pun langsung berganti tema dengan menu kesukaan masing-masing. Kau sendiri larut dalam percakapan antar sesama pria dengan Doni rekan kerjanmu.

Selama dua tahun lamanya semenjak kalian duduk berdekatan di rakit Situ Lengkong, kau menahan rasa pada Yessi dan melanjutkan hubungan dengan Sofi. Rencana-demi rencana sudah ditata dengan baik. Pertunangan, penentuan tanggal pertikahan, berjalan begitu saja. Sofi yang begitu percaya diri kalau calon suaminya hanya menambatkan  hati kepadanya. Menjalani aktivitas dengan penuh semangat. Merawat diri, mempercantik diri. Menyiapkan tampilan terabaik untuk hari bahagianya, hari bahagia kalian.

Tunggu sebentar, tiba-tiba kau merasakan rasa penasaran yang mendalam. Tentang jawaban kalimat Yessi yang terpotong dua hari yang lalu. Dan kabar dari Mang Darman itu. Dia bilag "Yessi merindukanku?"

Setengah meloncat kau menuju mobil, mengambil ponsel. Hendak menelpon Yessi, mencari jawaban pertanyaan yang menggangtung itu. Tetapi kau urung. Sebuah panggilan tidak terjawab yang semula disangka dari Sofi, nyatanya dari Danu teman kerjamu. Sebuah pesan muncul di wa.

"Rahman, lekas ke RSUD Ciamis, Yessi kecelakaan. Sekarang koma." Hatimu luluh lantak. Sakit sesakit-sakitnya. Lututmu menjadi lunglai. Kau sendiri tidak yakin apakah akan sanggup atau tidak mengemudikan mobilmu sampai di RSUD. Tidak terasa air matamu meleleh perlahan di pipimu.

"Aku tidak boleh kehilangan Yessi, aku harus membuatnya hidup." Kau bergumam berkali-kali seolah membaca mantera untuk membuat kekasihmu bertahan hidup.

Mobil melaju kencang, Situ Lengkong Kau tinggalkan. Yessi lebih memerlukanmu, di luar sepengetahunmu. Mungkin, ia akan hidup kembali karena cintanya hanya untukmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun