Sebagai seorang ibu, terutama yang baru memiliki pengalaman pertama menyekolahkan anaknya adalah hal yang sangat mencemaskan ketika harus melepas buah hati tanpa pengawasan di sekolah barunya. Berbagai kekhawatiran datang silih beganti. Bahkan tidak jarang, seorang ibu merasakan cemas yang berlebihan akan kondisi anak-anaknya ketika berada di sekolah.
Anak-anak yang berada pada usia dini adalah sumber kecemasan yang paling besar, dibandingkan mereka yang memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi. Anak-anak kecil dipaksa untuk lebih sigap,lebih disiplin dari sebelumnya. Ketika di rumah masih makan dengan disuapi, masih mudah menangis, malu-malu dan susah bergaul, bahkan alasan belum lulusnya toilet training, menjadi alasan kecemasan yang menghantui para ibu.
Padahal, jika para orang tua telah memilih sekolah untuk anaknya, seharunya ia merasa lebih tenang. Biarkanlah semua tentang pendidikan anak selama berada di sekolah, menjadi urusan dan tanggungjawab sekolah yang bersangkutan. Dengan catatatan, sekolah yang dipilih adalah sekolah yang memang bisa dipercaya sepenuhnya untuk menunjang pendidikan anak.
Anak-anak yang biasa dibiarkan bangun selepas pukul tujuh, dituntut agar segera bangun sepagi mungkin karena jam masuk di Sekolah Dasa tentu lebih pagi. Belum lagi, jika terpaksa ikut jemputan sekolah, sang anak  harus meyiapkan dirinya sepagi mungkin.
1. Pilih sekolah yang terpercaya
Meskipun saat ini sudah bukan waktunya membahas tentang pilihan sekolah, tetapi setidaknya sekolah tempat Ananda kini menenpuh pendidikan adalah pilihan terbaik yang dipilih orang tua sebagai tempat menitipkan pendidikan anak. Jangan pernah menyesali pilihan. Justru saatnya memupuk kepercayaan kepada sekolah yang sudah dipilih.
Sebaiknya tidak terlalu ikut campur dan banyak pertayaan tentang kebijakan yang ditetapkan oleh sekolah. Percayalah, sekolah membuat kebijakan, adalah hasil pertimbangan yang matang. Ikuti semua programnya dengan penuh kesungguhan, sebagai bentuk dukungan dan kepercayaan kita sebagai orang tua kepada sekolah. Dengan begitu hati kita akan lebih tenang.
2. Jalin komunikasi yang baik dengan wali kelas
Komunikasi yang baik dengan wali kelas adlaah kunci utama dari ketenangan seorang ibu yang baru saja melepas anaknya ke sekolah Dasar. Melalui komunikasi yang baik, kita bisa mendapatkan informasi seputar kegiatan anak-anak di sekolah. Dengan mengetahui kegiatan yang dilaukan di sekolah makan kita akan merasa tenang karena mengtahui bahwa anak kita baik-baik saja.
Walaupun demikian, bukan berarti kita boleh seenaknya menganggu aktivitas guru setiap hari. Berlakulah sewajarnya. Cukup menjadikan wali kelas sebagai partner kita dalam mendidik anak. Â
3. Jalin komunikasi yang baik dengan sesama orang tua
Menjalin komunikasi dengan orang tua teman anak, sangat banyak manfaatnya. Salah satunya adalah, meminimalisir permusuhan di antara anak. Ketika mengetahui bunya berteman dengan ibu temannya, anak akan lebih bisa menghagai temannya pula. Selian itu, manfaat lainnya adalah kiat bisa saling bertukar informasi seputar sekolah dan lain sebagainya.
4. Niatkan untuk mendisiplinkan anak demi kemandirian
Ketika harus membangunkan anak lebih pagi pasti muncul rasa kasihan. Begitupun ketika meninggalkan anak di sekolah. Rasanya ingin sekali menyaksikan semua kegiatan si kecil dan menungguinya sampai pulang sekolah.
Ingat, sekarang dia bukan anak kecil lagi. Mendidiknya untuk mandiri adalah sebuah tindakan bijak, daripada terus memanjakannya. Bukankah kita ingin ia menjadi anak yang tangguh kelak? Disiplinkan dari sekarang. Karena anak yang terlatih dengan keadan sulit akan lebih mandiri dan cepat dewasa pemikirannya daripada mereka yang sering dimanjakan dengan berbagai kemudahan.
5. Jangan berhenti Mendoakan
Ini adalah jurus terampuh untuk mengusir kecemasan. Jangan pernah berhenti mendoakan anak-anak kita. Titipkan mereka kepada Tuhan. Saat anak kita jauh dari kita, maka biarkan Allah yang senantiasa menjaga mereka.
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI