Yang satu ini adalah kekuatan terbesar yang berasal dari diri kita sendiri. Orang yang selalu optimis tidak akan kehilangan alasan untuk terus berusaha. Otaknya akan terbuka untuk memikirkan jalan menuju penyelesaian masalah. Berbagai usaha pun akan dilakukan menuju perbaikan. Bangkit dari keterpurukan.Â
Sebaliknya, yang psimis, disibukkan dengan memikirkan kegagalan-kegagalan yang mungkin akan dialami. Otaknya tertutup dari keinginan untuk berusaha. Kalah sebelum berperang, diam, lalu menyerah.
4. Belajar dari kesalahan
Ketika kita gagal, hal yang pertama harus dilakukan adalah menerima kekalahan. Mengapa harus terlebih dahulu menerimanya? Hal ini harus dilakukan agar kita sadar bahwa tidak semua yang diinginkan menjadi kenyataan. Dengan penerimaan, ambisi akan terkikis. Berganti dengan sebuah kesadaran.Â
Hal kedua, adalah belajar. Menganalisa penyebab kegagalan dari berbagai sudut. Mengevaluasi diri, menelaah sistem, dan semua hal yang memiliki samgkut paut dengan apa yang sedang dikerjakan. Kemudian, mulailah untuk memperbaikinya.Â
5. Peka pada lingkungan
Peka pada lingkungan, menjadi hal yang tidak kalah pentingnya untuk memelihara semangat. Mata yang senantiasa membaca situasi akan selalu melihat peluang di dalam menghadapi kesuliatan. Hati yang selalu pandai merasa, akan lebih bergat dalam mengambil langkah. Terutama yang bersinggungan dengan orang lain secara personal. Kepala yang pandai menyimak akan senantiasa lebih kreatif memikirkan banyak jalan keluar, menggunakan logikanya yang bijak.
Demikianlah beberapa cara yang bisa dilakukan agar tidak mudah menyerah. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H