Memungut kenangan masa kecil di kampung halaman memang menyenangkan. Pikiran kita bisa seliar mungkin berkelana ke masa lalu. Masa kecil yang penuh dengan kenangan.Â
Ya, kisah yang akan kuceritakan ini adalah kisah abangku. Abang sepupu paling tua di keluarga besar. Bisa jadi, di antara orang yang paling merasakan rindu pada masa kecilnya. Bagaimana tidak, ketika aku mengajaknya bercerita, ia lantas dengan lancarnya menggambarkan betapa menyenangkannya masa kecil. Terutama semua hal yang berhubungan dengan sungai, sawah, dan liku jalan yang kami lalui hari ini.Â
"Dulu, sewaktu masih SD, sering digendong oleh ayahmu", ujar Abangku. Dilanjutkan dengan cerita-cerita lain yang tidak kalah berkesan.
Ia yang kini selalu larut dalam kesibukkan pekerjaan dan tinggal di kota besar, tentunya perlu mengasing sejenak. Dari rutinitas kesibukannya. Momen mudik lebaran ini adalah waktu yang tepat untuk menepi dari hingar bingar kota.
Abang sepupuku, yang usianya terpaut puluhan tahun. Asik berswapoto dengan latar pesawahan dan sungai.Â
"Potokan papah di sini!" teriaknya kepada kedua anak gadisnya. Sambil bergaya ala cover boy pada masanya. Asik sekali memang, memerhatikan seseorang yang sedang asik bernostalgia.Â
Mengenang masa kecil membuat terasa kembali muda. Semangat pun kembali menyala. Mengunjungi kampung halaman menghidupkan silaturahmi kepada sanak saudara yang sudah hampir padam. Tidak terkecuali bersilaturahmi dengan alam semesta.Â