Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dendam

9 April 2019   20:14 Diperbarui: 20 Mei 2019   05:15 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: merdeka.com

Tak disangka, dendan di hati Alisya telah mengubah segalanya. Hati Ariyo terasa luluh lantak, hancur dibuatnya. Ingin rasanya ia memaki. Meminta Alisya mengembalikan Metha.

Metha! 

**

Ariyo berlari meninggalkan Alisya di apartemennya. Hujan menyisakan gerimis tipis. Mobilnya melaju kencang memecah malam, menuju kediaman Metha, rumah tinggal mereka selama bertahun-tahun.

**

Di pusara Metha yang masih basah. Air mata Ariyo tidak lagi bisa dibendung. Laki-laki itu tidak tahan melihat kenyataan, bahwa dirinyalah yang telah menjadi penyebab kematian Metha. Kekeliruan yang telah ia lakukan, telah menimbulkan dendam yang menyala-nyala di dalam diri Alisya. Ia kini harus kehilangan Metha, pun Alisya. Ia tidak bisa membukakan pintu maaf atas apa yang telah dilakukan Alisya.

Langit kembali memuntahan hujan. Area pemakaman semakin gelap. Ariyo tersungkur di tanah basah kuburan Metha. Sebilah pisau belati menancap dalam di punggungnya. Darah mengalir deras. Hanyut oleh aliran hujan di tanah pekuburan. Di mata Ariyo, bumi semakin gelap, gelap, dan gelap selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun