Tak disangka, dendan di hati Alisya telah mengubah segalanya. Hati Ariyo terasa luluh lantak, hancur dibuatnya. Ingin rasanya ia memaki. Meminta Alisya mengembalikan Metha.
Metha!Â
**
Ariyo berlari meninggalkan Alisya di apartemennya. Hujan menyisakan gerimis tipis. Mobilnya melaju kencang memecah malam, menuju kediaman Metha, rumah tinggal mereka selama bertahun-tahun.
**
Di pusara Metha yang masih basah. Air mata Ariyo tidak lagi bisa dibendung. Laki-laki itu tidak tahan melihat kenyataan, bahwa dirinyalah yang telah menjadi penyebab kematian Metha. Kekeliruan yang telah ia lakukan, telah menimbulkan dendam yang menyala-nyala di dalam diri Alisya. Ia kini harus kehilangan Metha, pun Alisya. Ia tidak bisa membukakan pintu maaf atas apa yang telah dilakukan Alisya.
Langit kembali memuntahan hujan. Area pemakaman semakin gelap. Ariyo tersungkur di tanah basah kuburan Metha. Sebilah pisau belati menancap dalam di punggungnya. Darah mengalir deras. Hanyut oleh aliran hujan di tanah pekuburan. Di mata Ariyo, bumi semakin gelap, gelap, dan gelap selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H