Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dendam

9 April 2019   20:14 Diperbarui: 20 Mei 2019   05:15 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air mata Ariyo mengalir. Memikirkan kematian Metha adalah hal yang tidak ingin ia lakukan. Hatinya remuk redam. Kelelakiannya hilang. Tubuhnya terasa lunglai. Tanpa disadari pikirannya melayang mengingat Metha. Perempuan yang menemani hidupnya bertahun-tahun. Seketika ia begitu menyesal, karena telah meninggalkannya demi untuk mendekati Alisya. Perempuan cantik yang berhasil membuatnya merasa kembali menemukan hidup. 

Namun untuk ketulusan Metha, memang ia merasa berhutang banyak. Untuk itu, ia berani memberukan apapun untuk menebus rasa bersalah karena telah menghianati ketulusannya. Rumah, mobil dan sejumlah uangnya ia berikan.  

Ariyo berhasil menghindar ketika Alisya mencoba menghunuskan belati ke tubuhnya. Kemudian ia berlari ke arah pintu.

"Alisya, letakkan pisaumu, atau aku berteriak agar mereka tahu kalau Kau di sini akan membunuhku!" ucap Ariyo perlahan. Kalimat itu ternyata tidak berhasli menenangkan Alisya.

"Aku tidak akan takut!" mata Alisya masih menyala.

"Kalau begitu, apa yang Kau inginkan dariku?"

"Aku ingin kau tidak lagi mengenang Metha. Karena dia sudah tiada!" Alisya menjerit. Dijatuhkannya pisau ke lantai. Menghasilkan bunyi berdentang yang cukup keras. Tubuhnya lemas, tangisnya menjadi. Alisya berlutut di samping sova.

Bahunya berguncang, menahan tangisan. Tangannya menutupi muka. Mulutnya tidak berhenti menggumamkan sesuatu.

"Maafkan aku Ariyo... Aku adalah pembunuh." Kalimat itu diucapkannya berkali-kali.

Ariyo bingung apa yang harus ia lakukan. Gadis yang selama ini disanjungnya telah berubah, akibat dendam yang menyelimuti hatinya. Memang setahun belakangan ini Alisya selalu menuntut keadilan. Lima tahun menjalani hubungan tanpa ikatan Alisya merasa bahwa dirinya berat sebelah. Tidak ada jaminan apa-apa atas semua yang telah Alisya berikan kepadanya. Walau nyatanya begitu banyak waktu yang ia curi dari Metha hanya untuk bersama gadis itu.

Namun dendam telah melenyapkan semuanya. Karena kesalahananya yang tidak pernah memenuhi permintaan Alisya untuk menikahi dan menjadikannya sebagai cinta kedua yang sah memberatkan dirinya mengambil keputusan. Akhirnya selama lima tahun lamanya mereka menjalani cinta terlarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun