Mohon tunggu...
Dianta Arsya
Dianta Arsya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Jurnalistik

Suka menulis banyak hal yang baru dan menarik, namun masih pemula yang akan banyak belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Depok Viral Terus, Cek Sejarahnya!

8 Januari 2024   00:05 Diperbarui: 8 Januari 2024   01:20 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawa Barat merupakan sebuah wilayah yang  berada di bagian barat Pula Jawa. Terdiri dari 27 wilayah yang di dalamnya terdapat 18 kabupaten dan 9 kota. Di antara kota-kota yang berada di Jawa Barat, terdapat satu kota yang sering disebut dalam media sosial, tak hanya disebut bahkan kota ini sempat viral karena tragedi unik yang terjadi di dalamnya. 

Kota Depok jawabannya, hadir dengan berbagai keunikan dan banyak gelar unik seperti kota pendidikan karena di Kota Depok terdapat instansi pendidikan yang cukup terkenal seperti Universitas Indonesia. Selain gelar yang keren, terdapat gelar unik seperti kota petir karena menurut BMKG ketika hujan, Kota Depok kerap dilanda petir. Tak lupa dengan gelar kota belimbing serta kota layangan. Selain gelar akan ada tragedi unik, asal usul serta sederet kejadian viral yang terjadi. Kulik pembahasannya!

Sejarah Kota Depok dan Asal Mula Nama Kota Depok

Sebelum menjadi kota administratif, Depok awalnya adalah kota kecil di wilayah Parung Kabupaten Bogor. Cornelis Chastelein, seorang tuan tanah Belanda, memainkan peran kunci dalam pengembangan kota ini. Chastelein tidak hanya membuka lahan pertanian yang produktif, tetapi juga membangun berbagai fasilitas sebagai penunjang kehidupan masyarakat.

Dalam proses penggarapan lahan untuk perkebunan dan pertanian di Depok, Chastelein melibatkan 150 budak yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, Makassar, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Jawa, dan Pulau Rote. Selain sebagai tuan tanah, Chastelein juga memiliki banyak pengikut di Depok. Pada saat kematiannya pada tanggal 24 Juni 1714, ia mewariskan tanahnya pada 150 budaknya, yang kemudian membentuk komunitas masyarakat asli Depok. Sebagian dari mereka juga memiliki keturunan Belanda.

Meskipun Chastelein meninggal, komunitas masyarakat Depok berhasil bertahan dan membentuk sistem pemerintahan mandiri untuk mengelola tanah Depok. Nama "Depok" sendiri berasal dari bahasa Belanda, yang merupakan singkatan dari "De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen," yang artinya "Organisasi Kristen yang Pertama."

Tempat Bersejarah di Kota Depok

Kawasan Margonda Raya di Depok tak hanya mengandung nilai sejarah melalui bangunan-bangunan bersejarah yang mencerminkan perkembangan kota sepanjang waktu. Tidak jauh dari sana, terletak Masjid Dian Al-Mahri yang menarik perhatian dengan arsitektur megahnya, menjadi simbol kebanggaan Depok.

Selain itu, Depok juga memiliki Museum Prasasti sebagai tempat penyimpanan batu prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran, memberikan wawasan mendalam tentang sejarah kerajaan tersebut. Di samping itu, Taman Wiladatika menjadi destinasi unik yang tidak hanya menampilkan kekayaan alam, tetapi juga kebudayaan Indonesia, menciptakan pengalaman rekreasi dan pembelajaran yang menarik.

Semua situs bersejarah ini bersama-sama menciptakan jejak waktu yang memperkaya identitas kota Depok. Dengan keragaman sejarah dan budayanya, kota ini tumbuh menjadi entitas yang menggambarkan kekayaan warisan yang melingkupinya, memberikan pengalaman yang memikat bagi warganya dan pengunjung yang ingin menjelajahi sejarah dan budaya Indonesia.

Kenapa sih Kota Depok Viral Terus? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun