Dosen Pengampu: Verra Rizki Amelia, S.E., M.ACC
Disusun Oleh :
Adis Brilianti (2330303030237)
Dian Sastra (2330203030196)
Akuntansi adalah profesi yang sangat bergantung pada aturan dan bahkan dengan semua prinsip dan panduannya. Seorang akuntan juga harus memiliki sikap integritas yang berkesinambungan dengan etika.
Apa itu Integritas dan Etika?
Integritas mengacu pada kepatuhan, kebenaran, dan kepatuhan terhadap kode etik dan moral yang mencerminkan transparansi dan kejujuran. Seseorang yang memiliki integritas tinggi dapat diandalakan untuk secara konsisten melakukan pekerjaan yang besar dengan benar, bahkan saat tidak ada yang mengawasi. Integritas dalam akuntansi mengacu pada manusia yang jujur dan data yang akurat sehingga menghasilkan pelaporan dan analisis yang lebih terpercaya, yang meningkatkan pengambilan keputusan untuk para pemimpin bisnis. Etika merupakan suatu nilai yang berkaitan dengan akhlak seseorang, etika bisa diartikan juga sebagai pematuhan terhadap aturan-aturan, hukum atau ketentuan yang berlaku.
Integritas dan Etika dalam Akuntansi
Sangat penting bagi setiap akuntan, termasuk akuntan publik bersertifikat (CPA), untuk mematuhi standar etika. American Institute of CPAs membuat Kode Etik Profesi Profesional, yang menjelaskan aturan dasar yang harus diikuti oleh CPA selama praktiknya. Secara khusus, Kode ini menyatakan bahwa CPA harus menunjukkan integritas, kebijaksanaan, kerahasiaan, dan kehati-hatian. Ini juga menunjukkan bahwa masyarakat mempercayai prinsip-prinsip ini untuk memastikan pelaksanaan sistem pemasaran yang tepat. Menjaga kode etik memerlukan rasa kejujuran dan integritas. Ini berarti bahwa akuntan harus selalu berlaku jujur, jujur, dan adil dalam semua pekerjaannya. Selain itu, mereka harus menghindari tindakan yang dapat merusak kredibilitas mereka, seperti menautkan ke akun yang menyesatkan atau menyediakan informasi palsu atau menyesatkan. Dewan Perizinan Negara mewajibkan CPA untuk menghabiskan bagian dari pendidikan tahunan mereka untuk mengambil kelas untuk menekankan pentingnya etika dan integritas. Integritas dan etika merupakan prinsip-prinsip yang penting dalam akuntansi untuk memastikan kepercayaan dan transparansi. Integritas merupakan penerapan nilai-nilai etika dalam proses akuntansi, sehingga seorang akuntan harus bertindak dengan jujur, adil, dan jelas dalam semua aspek pekerjaan mereka.
Mengapa Integritas dan Etika Penting dalam Akuntansi
Integritas dan etika adalah cara hidup yang tidak dapat diubah bagi seorang akuntan. Kebenaran dan kejujuran adalah ujian atas pekerjaan mereka. Seperti pegawai negeri lainnya, seorang akuntan harus terus menantang diri mereka sendiri untuk melindungi dan melayani kepentingan publik, termasuk memastikan bahwa investor besar dan kecil memiliki informasi yang dapat diandalkan untuk mengambil keputusan bisnis yang tepat. Secara khusus, seorang akuntan membantu memastikan bahwa bisnis menampilkan diri mereka secara adil kepada calon pemberi pinjaman dan pihak lain dengan menerbitkan laporan keuangan yang akurat dan signifikan.Selain itu, integritas dan etika melindungi reputasi profesi seorang akuntansi. Skandal akuntansi di mana para eksekutif perusahaan “memalsukan pembukuan” dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan, menyebabkan kerugian finansial dan hilangnya kepercayaan publik, mengguncang pasar dan sering kali merugikan karier akuntan yang melayani mereka.
Keadaaan Yang Mendesak Integritas dan Etika Dalam Akuntansi
Salah satu keadaan yang mendesak integritas dan etika sehingga dapat mempengaruhi dalam bisnis akuntansi adalah ketika adanya konflik kepentingan. sebagai seorang akuntan hal ini dapat mengancam integritas dan etika seorang akuntan, serta dapat merusak kepercayaan pemangku kepentingan terhadap profesi akuntansi. Seperti yang kita tahu bahwa kasus-kasus kecurangan audit di Indonesia menunjukkan betapa pentingnya menjaga integritas dalam profesi akuntan. Peningkatan pengawasan dan penegakan standar etika profesi menjadi sangat penting untuk mencegah terjadinya kecurangan. Selain itu, pendidikan dan pelatihan yang terus-menerus tentang etika profesi bagi akuntan juga sangat diperlukan. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap akuntan memahami pentingnya integritas dan mampu mengatasi dilema etika yang mungkin dihadapi dalam pekerjaan mereka. Seorang akuntan yang berintegritas tidak hanya menjaga reputasi diri mereka sendiri, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Mereka yang memegang teguh prinsip integritas akan mampu memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan dunia bisnis dan keuangan. Sebaliknya, akuntan yang terlibat dalam kecurangan akan merusak reputasi profesi dan dapat membawa dampak negatif yang luas bagi perekonomian. Cara mengatasi keadaan-keadaan yang mendesak bagi seorang akuntan yaitu dengan mematuhi kode etik dan standar profesi yang berlaku. Kode etik dan standar profesi bisa diartikan sebagai tanggung jawab seorang akuntan dalam mempertahankan integritas dan ketika dalam bisnis akuntansi. Seorang akuntan memiliki kemampuan untuk berani menolak tekanan dalam memenuhi target keuangan, dimana seorang akuntan harus berani memiliki keberanian untuk mengambil tindakan secara netral dan obyektif dalam menghadapi konflik-konflik kepentingan.
Peran Seorang Akuntan Dalam Pelaksanaan Konsep Triple Battom Line 3P (Profit, People dan Plannet)
Di era globalisasi, perusahaan di Indonesia melaksanakan kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan khusus dan tujuan umum yang ditetapkan perusahaan. Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan berbagai aktivitas, baik langsung maupun tidak langsung, tidak hanya di dalam perusahaan tetapi juga dengan pemangku kepentingan eksternal. Oleh karena itu, seluruh perusahaan yang berasal dari lingkunan pada akhirnya akan dikonsumsi oleh lingkungan hidup, tidak hanya memikul tanggung jawab ekonomi, tetapi juga perlu melakukan kegiatan operasional yang berinteraksi langsung atau tidak langsung dengan lingkungan hidup. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) ini adalah sebuah prinsip dunia usaha terus bertindak etis dan bekerja secara sah untuk meningkatkan perekonomian untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas dan meningkatkan kualitas masyarakat dan nyawa sesorang. Keberlanjutan perusahaan diyakini dapat terjamin ketika perusahaan juga mempertimbangkan dimensi relevan lainnya seperti pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan perlindungan lingkungan hidup, yang mana hal ini sangat terkait erat dengan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, ketiga dimensi disebut konsep triple battom line (3P). Dengan kata lain, People (masyarakat), Planet (lingkungan), dan Profit (keuntungan) menjadi satu kesatuan. Dimana People (masyarakat) dimana perusahaan bertanggung jawab memberikan dampak dan manfaat positif bagi kehidupan masyarakat lainnya. Planet (lingkungan) dimana suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas produksinya sangat memperhatikan aspek lingkungan agar masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan tidak merasa dirugikan. Dan Profit ( keuntungan) suatu perusahaan perlu menekan waktu produksi, meminimalisir biaya pengeluaran yang tidak perlu dan membangun kerja sama yang baik dengan stakeholder perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H