Mohon tunggu...
Dianrustiani
Dianrustiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN ponorogo

Saya sebagai mahasiswa TBINA IAIN Ponorogo 2024

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Ta'aruf dan Pacaran

13 Oktober 2024   23:15 Diperbarui: 14 Oktober 2024   02:46 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Persektif Ta'aruf dan Pacaran

Oleh: Wie Pramita Dian Rustiani (211240020), 2024

Untuk: penyelesaian tugas mata kuliah Pengembangan Peserta Didik

ASTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami makna ta'aruf pada perjdohan, yang akhir-akhir ini proses pacarana sering disamakan dengan ta'aruf. Di Indonesia, sebelum mendapatkan akta nikah secara resmi dari negara maka dilarang untuk menjalin hubuingan khusus di antara lawan jenis. Islam sendiri juga memiliki konsep pencegahan sebelum terjadinya suatu hal yang tidak di inginkan.hal ini tidaklah bertentangan dengan hukum negara yang berlaku. 

Melihat fenomena dan perkembangan sosial Masyarakat, terlebih pergaulan remaja yang sering menimbulkan kekhawatirn yang akut. Romantisme yang dipahami lebh didasarkan pada aktifitas yang berakibat perilaku annormal. Dari beberapa pernyataan di atas kita sebaiknya lebih mengenal apa yang dimaksud ta'aruf dan pacarana. Lalu, apa saja akibatnya jika kita melakukan hal tersebut.

PEMBAHASAAN

Taaruf berasal dari Bahasa arab ta'arafa-yata'arafu-ta'arufan yang mempunyai arti saling kenal. Dalam istilah lain ta'aruf merupakan proses pengenalan sebelum menikah Tujuan dari taaruf sendiri merupakan agar ke dua belah pihak saling mengenal.

 Baik dari segi kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki calon pasangan suami istri. Dalam istilah ta'aruf sendiri di jelaskan bahwa hukum interaksi ber dua bahkan sampai bercengkerama merupakan suatu hal yang melanggar nroma yang telah ditentukan. 

Karena ta'aruf sendiri mempunyai aturan-aturan tertentu. Seperti adanya Batasan saat taaruf, interaksi pria dan Wanita yang tidak boleh bersentuhan, dan harus ada mediator oleh pihak tertentu selama menjalani prosesnya. Tetapi mayoritas remaja zaman sekarang lebih memilih untuk berpacaran. 

Dengan alasan ta'aruf satu sma lain, jika Bersama lebih lama maka akan mengenal lebih dalam, dan dengan mempunyai pacar dijadikan modal semangat dalam mengejar karir. Ada yang beralasan ada yang memberi semangat masa kita tidak semangat, ada juga aku malu sama pacarku aku harus lebih baik dari dia, ada yang lain aku harus sukses biar tidak menimbulkan rasa kecewa pada pacar kita. 

Alasan seperti itu sebenarnya hanya akan memathakan semangat seseorang juika ternyata ada suatu hal yang menuntunya berpisah dengan pacarnya. Mereka yang menyandang statua pacar kadang juga sudah melewati batas, mereka sering jalan berdua, keluar malam berdua, bahkan karena terlalu nyaman mereka akhirnya tidur berdua. Dan menimbulkan akibat yang fatal bagi keduanya. Seelain hal ini melanggar syariat agama, ini juga melanggar hukum negara yang telah ditentukan.

Kita yang melakukan pacarana jika kita kehilagan sosok yang pernah Istimewa pada diri kita, nantinya akan menimbulkan dampak positif maupun dampak negative pada diri kita. Banyak sekali faktor yang membuat mereka berpisah, karena memang mereka telah melewati batas yang telah di tentukan. 

Mereka gagal dalam hal berpacaran yang di atas namakan sebagai proses ta'aruf. Dampak Ketika kita sudah masuk pada dunia pacaran antara lain, akan membuat kita tidak peduli terhadap keluarga , teman , bahkan diri sendiri. Dia cenderung larut dengan segala hal yang diminta oleh pacarnya. 

Jika mereka ternyata pisah, maka dapat menyebabkan gangguan jiwa, stress, emosi tidak terkontrol, timbul rasa demdam, dan lain sebagainya. Selain dampak negative ada beberapa dampak positif jika kitab isa keluar dari lingkaran pacarana yaitu, kita bisa lenih bebas untuk menentukan karir kita, kita akan lebih sering berinteraksi dengan keluarga ataupun teman dekat, terhindar dari fitnah, harga diri terlindungi, dan beberapa hal lain. 

Untuk mencegah hal tersebut, harus ada pendekatan sekaligus bimbingan yang lebih intensif dari lingkungan keluarga maupun sekolah. Upaya diri kita sendiri adalah dengan kita harus menjaga Batasan interaksi antara lawan jenis, tidak mudah terbawa arus, kita harus memilih teman yang dapat memeberikan arahan untuk bvertindak positif.

KESIMPULAN 

Dari paparan di atas sebaiknya kita sebagai remaja harus pandai dala m menjaga diri. Karena jika kita terseret pada perilaku yang menyimpang maka akan merugika kita sendiri sekaligus oramg yang ada disamping kita. Pepatah mengatakan "kamu boleh mengikuti arus Sungai, tapi jangan sampai engkau terbawa oleh arus tersebit."    

DAFTAR PUSTAKA 

Munawaroh, Rosidatun. (2020). Konsep Ta'aruf Dalam Perspektif Islam, UIN Raden Intan Lampung

Umamah, Siti. 2024. Ta'aruf Sebagai Ihktiar Mencari Pasangan Ideal didalam Perhikahan Ditinjau Dari Segi Maqashid As-Syariah, Jurnal Cendekia Ilmiah,                                                                

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun