Seks Bebas Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja
Dalam masa kini, kehidupan remaja menjadi begitu memprihatinkan. Dengan karakter yang serba ingin tahu dan ingin mencoba, tidak kalah pengalaman seksual pun menjadi hal besar yang ingin dicapainya. Remaja berada pada tahap perkembangan baik secara fisik maupun psikis dalam pertumbuhannya, maka remaja sebenarnya membutuhkan lingkungan yang adaptif sebagai keadaan yang nyaman untuk bertanya dan membentuk karakter yang bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. Dalam perspektif remaja terkait fenomena seksual, muncul perasaan bahwa seks merupakan kegiatan yang menyenangkan dan puncak daripada ekspresi cinta, merupakan sesuatu yang akan membahagiakan dan patut untuk dicoba. Karena aspek-aspek inilah akhirnya banyak remaja yang menyerahkan dirinya pada perilaku seks bebas. Sedikit diantara remaja kita yang mungkin mengetahui dampak daripada fantasi seksual yang mereka terapkan. Karena minimnya informasi inilah, atau mungkin karena keengganan remaja kita mengasup informasi tentang seks bebas terhadap dirinya, yang membuat remaja memutuskan untuk bergelut dalam petualang seksual.
Adapun faktor-faktor yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada remaja, menurut Sarlito W. Sarwono (Psikologi Remaja,1994) adalah sebagai berikut:
1. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan     hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu.
2. Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang- undang tentang perkawinan, maupun karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus meningkat untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain).
3. Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki kecenderungan untuk melanggar hal-hal tersebut.
Inilah dampak-dampak perilaku seks bebas yang diciptakan remaja terhadap dirinya sendiri bagi kesehatan :
•Gangguan Fisik
A.       Hamil diluar nikah
Dari segi fisik, remaja belum kuat, tulang panggulnya masih terlalu kecil sehingga bisa membahayakan proses persalinan. Oleh karena itu pemerintah mendorong masa hamil sebaiknya dilakukan pada usia 20 – 30 tahun. Dari segi mental pun, emosi remaja belum stabil. Kestabilan emosi umumnya terjadi pada usia 24 tahun, karena pada saat itulah orang mulai memasuki usia dewasa. Masa remaja, boleh di bilang baru berhenti pada usia 19 tahun. Dan pada usia 20 – 24 tahun dalam psikologi, dikatakan sebagai usia dewasa muda atau lead edolesen. Pada masa ini, biasanya mulai timbul transisi dari gejolak remaja ke masa dewasa yang lebih stabil. Maka, kalau pernikahan dilakukan di bawah 20 tahun secara emosi si remaja masih ingin bertualang menemukan jati dirinya.
B.       Aborsi