A. IDENTITAS BUKU
Judul: Mozachiko
Pengarang: Poppi Pertiwi
Penerbit / Tahun terbit: Loveable / Cetakan pertama, 2018
Jumlah Halaman: 352
B. SINOPSIS / RINGKAS CERITA
Novel ini mengisahkan karakter utama bernama Chiko Gadangga. Ia digambarkan sebagai anak SMA yang keras kepala dan paling bermasalah di sekolahnya, SMA Rajawali. Di sini, Chiko bertemu dengan Moza Adisti, seorang siswi yang culun, hiperaktif, dan paling ceria.
Suatu hari, Ada sebuah kejadian yang membuat Chiko harus menolong Moza. Sejak saat itu, Moza mulai menyukai Chiko dan bertekad akan membuat Chiko menyukai nya juga.
Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, Moza menantang Chiko untuk menjadi pacarnya selama satu bulan. Tak disangka, Chiko menerima tantangan dari Moza tersebut.
Sayangnya, hubungan yang ia jalani dengan Chiko tak seindah yang selama ini Ia impikan. Chiko kerap berkata kasar padanya namun Moza tetap tidak menyerah untuk menaklukkan hati Chiko. Namun, ada sebuah peristiwa yang pada akhirnya menggoyahkan tekad Moza.
Ternyata, Chiko menyukai adik tiri Moza yang bernama Nency. Moza sendiri memiliki hubungan yang tidak baik dengan adik tirinya itu. Namun, Moza tetap berjuang untuk menaklukkan hati Chiko yang sayangnya tidak pernah dihargai oleh Chiko. Yang ada Chiko semakin bertambah muak padanya.
Waktu pun berlalu, Chiko pun mulai membuka hatinya pada Moza. Namun, ia tidak mau mengakui perasaannya itu. Walau Chiko mulai menyukai Moza, ia tetap bersikukuh tidak mau mengakhiri hubungannya dengan Nency.
Hingga suatu hari, Moza melihat Chiko dicium oleh Nency. Peristiwa itu jelas membuat Moza sedih, marah, kecewa, dan hancur. Chiko yang menyadari kehadiran Moza saat itu langsung berlari mengejarnya agar ia bisa menjelaskan situasi itu pada Moza. Sejak kejadian itu, Moza tidak masuk sekolah dan menghilang.
Tiga hari kemudian, Moza kembali ke sekolah dengan penampilan nya yang berubah menjadi lebih modis dan cantik dari sebelumnya. Sifatnya juga berubah dimana ia kerap membuat ulah di sekolah. Bahkan, ia berpacaran dengan ketua geng di sekolah yang juga adalah musuh Chiko.
Keadaan telah berbalik. Chiko pun mulai memahami perasaan Moza yang selama ini mati-matian mengejar dirinya.
C. UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
Tema
Cinta, Romansa
Alur
Alur yang digunakan dalam novel Mozachiko yaitu menggunakan alur maju. Tidak ada bagian masa lalu yang diceritakan dalam novel.
Kutipan :
1. Hari ini Moza dan murid-murid lainnya masuk SMA Rajawali, setelah berakhirnya masa orientasi. (Halaman 5)
2. Tiba-tiba dari arah belakang Jaka terdengar suara berat seorang cowok berjaket jeans army. (Halaman 5)
3. Melihat keadaan yang semakin ramai memperhatikan dirinya membuat Jaka mengalah dan pergi dari tempat itu. (Halaman 6)
4. Mungkin masa lalu memang untuk dikenang, namun kita hidup di masa depan. Di mana semuanya berjalan selalu mengarah ke depan. Buka ke belakang. (Halaman 73)
Latar
Latar tempat :
a. Sekolah
Kutipan : Teriakan melengking itu membuat Chiko yang sedang berdiri di koridor sekolah sambil bersandar di pintu besi tersentak kaget. (Halaman 7)
b. Kelas
Kutipan : Dengan wajah misuh Moza berjalan menuju kelas Chiko. (Halaman 8)
c. Kantin
Kutipan : Setelah cewek itu pergi dari kelas, baru Zetta sadar bahwa temannya sudah mengajaknya ke kantin. (Halaman 9)
d. UKS
Kutipan : Kini mereka berdua duduk di bangku depan UKS. (Halaman 25)
e. Jalan
Kutipan : Cowok itu memperhatikan rumah besar bercat warna putih yang dikelilingi kendaraan pribadi milik ayahnya, sedangkan Moza hanya diam sepanjang jalan. (Halaman 34)
f. Pasar Malam
Kutipan : Moza memandang ke arah depan. “Pasar malam?” (Halaman 86)
g. Jakarta
Kutipan : “Bener ya, kata orang. Hidup di kota Jakarta itu keras.” Moza berkata setelah keduanya sudah masuk ke dalam mobil. (Halaman 90)
Latar waktu :
a. Pagi hari
Kutipan : “Eh, iya makanan yang gue titip ke Ganang udah lo makan nggak, tadi pagi? Kalau belum, makan bareng gue yuk!” katanya membuat Chiko menoleh dengan pandangan risih. (Halaman 8)
b. Siang hari
Kutipan : “Tapi kan ma, Moza udah terlambat. Entar kalua Moza nggak bisa masuk ke sekolah gimana, Ma? Entar siang aja ya ma? (Halaman 64)
c. Malam hari
Kutipan : Sebentar lagi senja berganti malam dan Chiko tidak boleh terlambat untuk salat di masjid, saat ingin menutup gerbang, tiba-tiba ada suara cowok dan langkah yang terhenti. (Halaman 37)
Latar suasana :
a. Tegang
Kutipan : “Dikasih tau, malah ngasih tau balik! Udah sana lo pergi! Jangan gangguin nih, cewek.” (Halaman 6)
b. Menggembirakan
Kutipan : Di luar dugaan Chiko. Cewek itu meloncat senang hingga membuat cowok itu tersentak karena reaksinya, namun ia berusaha menutupi itu. Moza tersenyum, ia tidak tahu hari ini sudah berapa kali ia tersenyum. (Halaman 20)
c. Mengesalkan
Kutipan : Tidak terduga, Nency mencium pipi Chiko. Bagaimana dengan Moza? Ia lemas, dan merunduk dalam-dalam. Tidak sanggup lagi melihatnya. (Halaman 107)
Tokoh
Moza Adisti. (Perempuan berkulit sawo matang, culun, rambut diikat dua)
Watak : Hiperaktif, super ceria, pantang menyerah
Kutipan :
Moza Adisti. Cewek barbar kelas X IPA 4. Overdosis dalam hal gembira, tertawa tidak pernah terkontrol, sangat lincah, dan yang paling mengesalkan adalah tingkah cewek itu terhadapnya. (Halaman 10)
Bahkan sudah ditolak pun Moza masih tetap berusaha mendapatkannya. (Halaman 10)
Chiko Gadangga. (Berambut coklat, tinggi, dan putih)
Watak : Jutek, Keras kepala, kasar
Kutipan :
“Gue nggak pernah nyuruh lo buat kayak gitu. Lo pikir, gue anak kecil dikasih bekel makanan terus? Chiko membalas semakin ketus, seperti jengah dengan sikap Moza. (Halaman 8)
“BERISIK LO!” ujar Chiko kesal dengar Moza berbicara tanpa henti. (Halaman 13)
Lo tuh, ngapain sih masih ngikutin gue?!” bentak Chiko dengan kasar.
Nency. (Bermata belo, berambut panjang, hidung mancung, kulit putih mulus)
Watak : Suka kemewahan
Kutipan : “Orangtua lo berduit ya sampe nyewa hotel segala, padahal rumah lo kan besar.” (Halaman 105)
Jaka. (Mantan pacar Moza)
Watak : kasar
Kutipan : Jaka ingin menarik paksa tangannya, namun Moza menghindar. (Halaman 5)
Ganang Mahendra
Watak : Amanah
Kutipan : “Iya. Niat gue kan mau ngasih ke Chiko, Cuma gue harus piket kelas jadinya cepet-cepet. Ya udah gue titip ke Ganang biar dia yang ngasih ke Chiko. (Halaman 9)
Ergo Banureksa
Watak : selalu ingin tahu
Kutipan : “Emang beneran lo sama dia pacaran, Ko? Pasti lo bilang nggak, kan? Tanya Ergo, ikut penasaran. (Halaman 18)
Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan oleh pengarang untuk menggambarkan tokoh dalam novel yaitu sudut pandang orang ketiga yaitu menggunakan nama-nama tokoh.
Kutipan :
1. Moza yang merasa terpanggil mengangkat pandang dan bertemu dengan Jaka, mantannya. (Halaman 5)
2. Chiko tampak memainkan ponselnya dengan jenuh, sementara Moza duduk di depannya sambil membaca buku. (Halaman 32)
3. Draco tertawa mendengarnya, seolah ia melempar lelucon padanya. (Halaman 115)
Gaya Bahasa
Gaya Bahasa yang digunakan di dalam novel yaitu gaya Bahasa sehari-hari sehingga dapat memudahkan pembaca dalam memahami ceritanya.
Kutipan :
1. Menurut lo, gue mau ngapain di sini? Tanya Chiko ketus. (Halaman 16)
2. Jam pelajaran berganti. Chiko baru saja mencuci wajahnya, sekaligus membasahi rambutnya di toilet. (Halaman 19)
3. “Anterin gue ke taman baca, ya? Ayah gue nggak bisa nganter, apalagi sopir gue. Gue juga nggak dikasih naik motor sendiri, soalnya belum punya SIM. Gimana? Mau ya? (Halaman 20)
Amanat
Hargailah orang yang sekarang ada di dekatmu, sayangi dia. Waktu yang terus berjalan akan membuat takdir kehidupan juga berputar sehingga mungkin kamu akan menjumpai perpisahan.
Nilai-nilai
Nilai Sosial
Sebaiknya tidak mencintai seseorang karena fisiknya. Sikap tersebut akan merugikan diri kamu sendiri, sebenarnya setiap orang sudah mempunyai kelebihan masing-masing yang menjadi nilai lebih dalam dirinya.
Nilai Pendidikan
Sebagai seorang pelajar memang tidak seharusnya mengutamakan hubungan asmara karena karena itu akan berdampak negatif.
D. PENUTUP
Simpulan dan Saran
Simpulan
Alur cerita yang baik dan konflik yang menegangkan menjadikan novel ini seru untuk dibaca. Secara keseluruhan novel ini sangat bagus dan layak untuk dibaca. Selain itu, novel ini juga memberikan nilai-nilai sosial dan Pendidikan.
Saran
Sebaiknya latar cerita diberikan lebih detail. Serta ada bagian yang dirasa kurang pas untuk dilakukan pelajar seperti mabuk-mabukan karena ditakutkan akan ditiru oleh pembaca.
Pendapat
Novel ini memiliki alur yang mudah dipahami dan tidak berbelit-belit. Konflik serta kisah perjalanan Chiko membuat pembaca merasakan emosinya.
E. BIOGRAFI PENGARANG
Poppi Pertiwi merupakan seorang penulis muda dengan nama lengkap Ni Wayan Poppi Pertiwi yang lebih senang dipanggil Poppi Pertiwi atau Pi. Poppi Pertiwi lahir dan besar di Bali pada tanggal 15 April 2000. Lulusan SMK Teknologi Informasi dan Komunikasi Bali Global, Jurusan Multimedia. Fangirl dan juga Kpopers. Poppi juga gemar menulis cerita, membaca novel, dan memakai karet gelang berbandul warna merah muda di tangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H