Mohon tunggu...
Dian Purnomo
Dian Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang penulis lepas yang mengaabadikan beberapa praktik baik, biografi dan menulis non fiksi di sela-selanya. Crime-enthusiast, praktisi perlindungan anak, pejalan dan pemburu beasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taj Mahal, Monumen Egois

16 Desember 2018   12:39 Diperbarui: 16 Desember 2018   12:46 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Dia telah membantu memenangkan banyak perang untuk Jahan. Dia juga telah melahirkan anak-anak Jahan. Maka dia menginginkan tahta suaminya. Bukan panahan atau berkuda yang menjadi ajang peperangan mereka, melainkan permainan catur. Barang siapa memenangkan permainan, maka dia berhak atas tahta kekaisaran Mogul.

Mudah diduga, Mahal memenangkan pertandingan. Maka tahta beralih padanya. Tetapi karena Mahal adalah ratu yang otoriter dan kejam, rakyat menderitanya dibuatnya. Melihat kekejaman istri tercintanya, Jahan memutuskan untuk mendorongnya dari tahta. Mahal jatuh, tetapi yang membuatnya meninggal adalah karena melahirkan anak ke-14-nya.

Karena rasa bersalah yang mendalam, Jahan mengundang arsitek terbaik serta puluhan ribu orang bahkan ribuan gajah untuk membuat monumen bagi mendiang istrinya. Versi ini tidak dapat diverifikasi kebenarannya. Mungkin saja ini murni khayalan Hiro sebagai seniman. Tetapi ini menarik. Plot twist-nya bagus.

Monumen Egois

Yang ini versi saya sendiri. Menurut saya Taj Mahal adalah monumen termahal dan teregois yang pernah saya lihat. Diawali dengan egoisnya sang rasa yang memiliki tiga istri. Banyak yang mengatakan, demikianlah para kaisar di jaman itu. Baiklah, tapi tetap untuk saya, itu egois. Tapi Jahan memang punya sejarah egois, kalau tidak dapat dikatakan kejam.

Dia membunuh tiga saudaranya untuk memastikan tahta jatuh ke tangannya.

Egois yang lain lagi adalah, membangun istana yang menghabiskan biaya 32 juta rupee di kala itu, yang kalau disetarakan dengan kurs mata uang US dolar sekarang adalah antara 20 milyar -- 5,3 trilyun. Pokoknya kalau pakai rupiah di atas 290 trilyun. Kurang egois apa coba? Jangan pikirkan bahwa sekarang monumen itu menghasilkan uang ya. Tapi bayangkan di jaman itu, dimana Taj Mahal semata-mata yang monumen. Yang isinya adalah jenazah Mumtaz mahal dan kemudian Shah Jahan sendiri.

Ada satu lagi cerita, yang sampai sekarang tidak ada yang bisa membuktikan keberadaannya. Dikisahkan Jahan memotong tangan semua pekerja setelah Taj Mahal selesai dibangun. Kenapa? Dia memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat membangun Monuman seindah Mahal. Psycho nggak sih?

Selesai mendengar cerita dari Khan sang pemandu wisata, ditambah sesampainya di rumah dan membaca lebih banyak literatur, membuat saya bergidik. Seandainya uang sebanyak itu dipakai untuk menyekolahkan anak di sana, memastikan makanan mereka bergizi, membuat program KB berjalan, mungkin anak-anak di India akan menikmati lebih banyak cinta ya, saat ini?

Tulisan ini juga dimuat di sini dan foto-foto dapat dilihat di laman FB dianpurnomo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun