Mohon tunggu...
Dian Pratama
Dian Pratama Mohon Tunggu... -

" Berdoalah kamu sekalian kepada Allah dengan perasaan yakin akan dikabulkannya doamu." (HR.Tirmidzi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semua Karena - Nya

8 November 2010   12:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:46 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya baru membaca tulisan dari mba Rifqa, judulnya Pintar But ....

Menarik sekali memang, apalagi ketika keberkahan berupa kepintaran yang diberikan kepada seseorang oleh Allah SWT, namun yang menerima berkah malah balik menantang bahwa Tuhan itu tidak ada ... mantap untuk kebodohannya.

Tiba - tiba saya teringat dengan salah satu cerita di dalam buku " Ia Masuk Surga Padahal Tak Pernah Shalat " oleh Badiatul Muchlisin Asti.


" Imam Ahmad bin Hanbal adalah seorang ulama sederhana, namun dikenal cerdas dan piawai. Reputasi keulamaannya menjulang tinggi di zamannya.

Suatu ketika terdapat kelompok Atheis yang berusaha mengacaukan umat perihal keberadaan Tuhan. Dengan dukungan argumentasi dan logika mereka berhasil memutar balikkan fakta. Banyak ulama yang berusaha meluruskan pendapat mereka namun kelompok ini tidak terkalahkan.

Hingga datang tantangan debat dari Imam Ahmad bin Hanbal, penampilannya tidak menujukkan bahwa ia adalah seorang yang memiliki ilmu tinggi. Syarat yang diajukan adalah debat harus disaksikan oleh orang banyak.

Pada waktu yang ditentukan, Iman Ahmad datang terlambat, tentu saja ia menerima caci maki dari kelompok Atheis dan penonton yang kecewa. " Sabar, sabar ... berikan saya kesempatan menjelaskan keterlambatan saya ini, " ujar beliau.

" Perlu kalian ketahui bahwa saya tinggal di pinggiran kota. Di antara kita dipisahkan oleh sungai yang cukup lebar. Dan ketika saya hendak ke sini, saya tidak mendapatkan kapal. "

" Lalu bagaimana anda dapat tiba disini ? " tanya mereka.

" Sungguh ajaib, " sahut Imam Ahmad. " Tiba - tiba selembar papan hanyut dan berhenti persis dihadapanku. Dilanjutkan dengan papan - papan lain yang bergabung dengan papan yang pertama. Tiba - tiba ada seutas tali. Papan dan tali itu merakit sendiri oleh arus air, sehingga menjadi sampan yang tahan dari kemasukan air.  Nah sampan itulah yang menyebrangkan saya hingga bisa tiba disini. "

Mendengar cerita itu, kelompok Atheis tertawa terbahak - bahak. Lalu salah seorang diantara mereka berkata, " Ah, anda membuat lelucon saja. Itu mustahil. Tidak masuk akal. "

Imam Ahmad menjawab santai, "  Nah, kalau kalian mengingkari sampan yang kecil itu bisa merakit dirinya sendiri, maka apakah  mungkin alam semesta yang besar dan rumit ini terjadi dengan sendirinya tanpa peranan Allah SWT ? "

Mendengar jawaban itu, sontak kelompok Atheis diam seribu bahasa dan pergi. "

Mudah - mudahan setiap kepintaran, kekayaan, yang kita memiliki harus tetap menyadari bahwa ini adalah pemberian dari Allah SWT. Jangan merasa, saya kaya karena ini adalah  usaha saya ... jangan merasa saya pintar karena memang saya suka belajar dan membaca.

Mudah - mudahan kita selalu dijadikan manusia yang selalu dapat bersyukur amin.

(^.^)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun