Mohon tunggu...
Dian Prahesti
Dian Prahesti Mohon Tunggu... Guru - ASN

Pengumpul kenangan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Istimewanya Suguhan Trek Mandiri Jogja Marathon, Unik dan Berkesan!

5 Mei 2019   12:00 Diperbarui: 5 Mei 2019   12:03 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Apik Jadi Suguhan Menarik

Dengan memperlombakan kategori Full Marathon, Half Marathon, 10 km, dan 5 km, Mandiri Jogja Marathon diadakan untuk ke-3 kalinya di Candi Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lebih dari lomba lari pada umumnya, Mandiri Jogja Marathon menyuguhkan sajian spesial.

Jadi lomba lari yang seru dan menyenangkan, tak heran bila Mandiri Jogja Marathon sarat peserta. Suguhan keunikan tradisi dan keindahan alam Jogja, membuat lomba lari ini terasa begitu istimewa. Bukan hanya bisa berkompetisi atau menjajal kemampuan diri, para peserta pun memperoleh pengalaman menyenangkan.

Mandiri Jogja Marathon; Sekali Mendayung Dua Tiga Pulau Terlampaui

Berolahraga sembari Berwisata
Berolahraga sembari Berwisata

Bukan hanya itu saja, rute lari Mandiri Jogja Marathon pun sengaja dipilih agar melewati titik-titik destinasi yang menarik dan kaya sejarah. Beberapa destinasi wisata itu memang sengaja dipilih untuk memberikan pengalaman berlari yang lebih kaya makna untuk para peserta. 

Lebih menyenangkannya lagi, Mandiri Jogja Marathon memungkinkan para pesertanya untuk berlari bersama orang-orang terdekat. Sebab lomba lari ini memiliki beberapa kategori yang bisa dipilih sesuai dengan memperhitungan kemampuan anggota keluarga lainnya juga. Tentu hal ini akan ini menjadi aktivitas menyenangkan bersama keluarga. Kalau sudah begitu, sekali mendayung dua tiga pulau terlampau, 'kan?

Bersentuhan Langsung dengan Atmosfer Pedesaan Khas Jogja

Merasakan Atmosfer Jogja secara Langsung
Merasakan Atmosfer Jogja secara Langsung

Belum lagi keramahan khas jogja di sepanjang rute lari, sebab Mandiri Jogja Marathon 2019 memang bekerjasama dengan masyarakat di desa-desa yang dilintasi para pelari. Dengan begitu, para peserta tak hanya sekedar berlari, mereka juga bisa bersinggungan langsung dengan kebudayaan dan kearifan lokal 13 desa yang dilewati para peserta lomba lari. Sebab masing-masing desa itu mengeluarkan kuliner dan kesenian andalannya.

Pun pemandangan khas pedesaan, hamparan sawah, maupun jajanan pasar memang sengaja disuguhkan di race village untuk menciptakan atmosfer yang berbeda. Spesialnya lagi, makanan khas keraton pun juga bisa dinikmati oleh peserta.

Para Peserta Dibuat Terpana Sepanjang Start hingga Finish

Pemandangan Apik Jadi Suguhan Menarik
Pemandangan Apik Jadi Suguhan Menarik

Berawal dari titik start di lapangan utama Roro Jonggrang, sembari mengayunkan kaki dan berkompetisi, mulai Km 13 hingga Km 15, para peserta Mandiri Jogja Marathon akan disuguhi pemandangan Gunung Merapi yang begitu gagah dan menggetarkan hati.

Pada Km 26, Monumen Taruna Perjuangan dengan Museum Pelataran kembali membuat mata melirik. Memiliki tinggi 39 kaki, jelas saja membuat mata melirik. Monumen tersebut didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia demi mempertahankan kemerdekaan dari tentara Belanda pada masa itu.

Setelah Melewati Monumen Taruna Perjuangan, Keindahan Candi Plaosan Siap Memanjakan Indra Penglihatan Peserta Mandiri Jogja Marathon

Menikmati Keindahan Candi
Menikmati Keindahan Candi

Selanjutnya, di Km 37-39 para peserta pun kembali dibuat terkesima oleh keindahan candi kembar Plaosan yang tak kalah memikatnya. Candi ini dibangun sebagai bukti cinta, sebab dibangun oleh Raja Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Hindu pada abad ke-9 untuk permaisurinya, Ratu Pramudya Wardhani.

Seiring dengan itu, kaki pun untuk sekejap tertegun, mengagumi persembahan cinta sang raja untuk ratunya yang sedemikian megahnya, untuk sejenak rasa letih yang sekejab menggelayut kaki pun jadi terlupa. Kekaguman pada keindahan arsitektur candi yang menawan dan sarat atmosfer cinta pun mengisi rongga dada.

Memiliki dua candi utama yang persis, candi utama di sisi utara atau Candi Plaosan Lor dibangun oleh Raja Rakai Pikatan dengan berhias relief perempuan. Sedang candi utama di sebelah selatan atau kerap disebut Candi Plaosan Kidul dibangun oleh permaisurinya, Ratu Pramudya Wardhani yang dihiasi relief laki-laki. Itulah sebabnya kedua candi kembar itu kerap disebut dengan candi laki-laki dan candi perempuan.

Pun Kemegahan Candi Sewu dan Candi Bubrah Membuat Para Peserta Terkagum-kagum

Berlari sambil Memandang Kemegahan Candi
Berlari sambil Memandang Kemegahan Candi

Berlanjut di Km selanjutnya, yaitu Km 40 ada pemandangan Candi Sewu dan Candi Bubrah. Nama Candi Sewu berasal dari jumlah candi yang ada, sewu dalam bahasa Indonesia berarti seribu. Hal itu sesuai dengan jumlah candi di Candi Sewu yang sangat banyak atau candi seribu. Tak heran bila Candi Sewu menjadi candi Budha terbesar di dunia setelah Candi Borobudur.

Relief penabuh gendang dan penari serta guna yang merupakan makhluk cebol dari khayangan, ditiap sudut bangunan Candi Sewu. Menurut legenda, tadinya Candi Sewu dibangun oleh Bandung Bondowoso agar dapat menikahi Roro Jonggrang, namun sayangnya syarat tersebut gagal terpenuhi.

Berikunya, para peserta Mandiri Jogja Marathon bisa menikmati keindahan Candi Bubrah. Disebut Candi Bubrah, karena candi ini sudah dalam keadaan rusah ketikan ditemukan. Dalam bahasa Indonesia, bubrah artinya rusak, sebab hanya menyisakan reruntuhan setinggi 2 meter.

Satu motif hias yang khas Candi Bubrah adalah hiasan ceplok bunga yang mengisi pagar langkan sisi luar. Hiasan menarik lain juga terlihat di jaladwara, yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air (drainase). Jaladwara digambarkan berbentuk makhluk bergigi taring, mempunyai belalai, bersurai serta bergelung dengan posisi membuka mulut.

Lalu, Meresapi Kidung Cinta Roro Jonggrang sembari Melepas Lelah

Candi Prambanan
Candi Prambanan

Hingga akhirnya finish di Candi Prambanan, para peserta Mandiri Jogja Marathon memang sengaja diberi kesempatan untuk mengagumi kemegahan Candi Prambanan yang merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Tanah Air. Sembari meresapi kidung cinta Roro Jonggrang secara langsung tentu menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Dan uniknya, hal ini bisa dilakukan sembari berlomba lari.

Konon, patung Roro Jonggrang berada di ruang utara Candi Prambanan. Sosok Durga, istri Dewa Siwa tersebut dianggap sebagai Roro Jonggrang. Sampai kini, tempat patung Durga itu disebut Candi Roro Jonggrang.

Kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi ini memiliki relief candi yang menceritakan kisah Ramayana. Keberadaan relief pohon Kalpataru juga bisa ditemui di candi yang dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama dalam agama Hindu.

Makanan Istimewa dan Medali Unik Menyambut di Akhir Lomba

Medali Mandiri Jogja Marathon 2019
Medali Mandiri Jogja Marathon 2019

Istimewanya di garis akhir lomba, ada suguhan festival kuliner tradisional, bahkan makanan-makanan yang hampir punah pun juga bisa ditemui. Hal ini tentu terasa menyenangkan, disuguhi santapan istimewa setelah berpeluh, siapa yang bisa menolak? 

Medali yang diberikan dalam perhelatan ini pun sama istimewanya. Medali Mandiri Jogja Marathon memang mempunyai desain khusus dan unik, berbentuk tokoh Rama dan Shinta, dengan dikombinasikan Candi Prambanan. Unik, bukan?

Jadi bagaimana? Tak sabar lagi menunggu Mandiri Jogja Marathon tahun berikutnya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun