Kalau dulu pahlawan kita menanamkan agar Indonesia bangkit, semangat, serta memiliki kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan, sekarang ternyata meski penjajahan tak ada lagi, namun kita sebenar-benarnya sedang mengalami peperangan. Penjajah itu belum pergi.
Negara mana yang kini menjajah kita?
Bukan, bukan Negara.
Tetapi, diri sendiri.
Pribadi rakyat Indonesia yang sedang menjadi penjajah bagi lingkungannya.
Hari ini bangsa Indonesia sedang merayakan Hari Kebangkitan Nasional. Umbul-umbul terpasang meriah, seluruh warga bersuka mengenang semangat pahlawan yang sampai sekarang semangatnya tak pernah padam.
Lalu, apa hubungannya lingkungan dengan Hari Kebangkitan?
Seandainya semangat yang ada dalam diri masyarakat Indonesia dijadikan sebagai semangat untuk memberi label pada diri masing-masing sebagai Pahlawan Lingkungan.
Tentunya, tak ada lagi gunung sampah.
Pastinya, banjir langganan bukan lagi menjadi tamu tahunan bahkan bulanan bagi warga.
Dan, hutan yang begitu cantik dengan hijaunya yang terlalu sering terjamah demi kepentingan yang lebih tepatnya dipenting-pentingin tak akan botak. Ia menjadi paru-paru bagi Indonesia, tetapi kalau terus disakiti, bisa jadi suatu hari nanti hutan memberontak.
Udara kembali sejuk, polusi dengan asapnya yang pekat tidak lagi menakutkan.
Apa perlu mengusir diri dari Indonesia, seperti Negara menjauhkan penjajah?
Karena kita telah menjajah Ibu Pertiwi.
Layaknya perang dengan beragam strategi. Kita tak perlu pergi dari Indonesia lebih dulu supaya lingkungan menjadi pulih.
Cukup, cukup melawan diri, menjadi pemberontak bagi kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat merusak lingkungan.
Mudahkah?
Tentunya tidak segampang yang dikira. Setiap apapun yang sulit, sebenarnya hanya perlu diusahakan. Supaya lebih mudah, mulailah dari langkah kecil.
Kita akan bisa karena terbiasa.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional,
Mari bangkit dan lawan penjajah yang sebenarnya menjelma dalam diri sendiri.
Mari semangat berkontribusi bagi negeri agar Negara layak huni.
Mari bergotong-royong menjadi Pahlawan Lingkungan untuk Indonesia.
Tulisan ini bertema Kependudukan Indonesia, mengambil Sub Tema Hubungan Manusia dengan lingkungan, aspek teknologi, aspek manusia, aspek lingkungan. Diikutsertakan dalam Sayembara Blog Kependudukan 2016 yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta merupakan karya asli Dian Pertiwi Joshua, Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H