Mohon tunggu...
Dian Oktaviana
Dian Oktaviana Mohon Tunggu... Guru - Pelajar dan belajar

belajar dan pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Sekolah

13 September 2022   15:08 Diperbarui: 13 September 2022   15:24 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dapat diartikan bahwa siswa memiliki karakteristik yan berbeda sehingga pendidik harus mengetahui kodisi setiap siswa. Selain itu pendidik harus mengamini atau percaya bahwa setiap generasi menduduki zaman yang berbeda tentang perkembangan sosial dan budaya. Sehingga untuk mengatasi kondisi tersebut pendidik harus terampil dalam mengembangkan sistem pembelajarannya. Tidak luput juga penanaman karakteristik budi pekerti juga menjadi aspek penting dalam pengembangan pendidikan Indonesia menjadikan insan yang berkarakter nasionalis. 

Dengan praktik inovatif dan berorientasi karakter  tersebut diharapkan dapat menciptakan praktik pembelajaran yang menarik (menumbuhkan motivasi atau semangat), aman dan nyaman bagi siswa. Bedasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagai pendidik pembelajaran harus berfokus pada pedagogi, serta berpusat pada siswa dan pengembangan holistik, pembelajaran yang menekankan pada kepemimpinan instruksional melalui on-the-job coaching, pendekatan formatif dan berbasis pengembangan. Pelaksanaan pendidikan juga harus terintegrasi dengan tiga  ranah pendidikan yakni pendidikan informal, formal dan nonformal. Ketiga komponen pendidikan tersebut harus saling kolaboratif dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan Indonesia.

Selama saya mengikuti pendidikan  sebagai calon guru penggerak tentang filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara. Saya memperoleh ide inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran Bimbingan dan  Konseling (BK) di sekolah. Mengingat dewasa ini SMK pada program Merdeka Belajar menjadi pusat keunggulan. Sebagai pusat keunggulan dalam penyaluran lulusan di dunia kerja menjadi tantangan sekolah untuk senantiasa mengoptimalkan program bimbingan karir yang diterapkan. Terkadang terdapat siswa yang mengalami ketidak siapan dalam menghadapi dunia kerja. Terdapat temuan lapangan pada kasus tersebut bahwa beberapa siswa mengalami krisis motivasi kesiapan kerja padahal jaringan kerja sangat terbuka. Pada kasus ini saya memiliki ide untuk mengembangkan integritas bimbingan karir yang tidak hanya terpusat disekolah dengan sasaran siswa saja namun bimbingan karir juga harus terintegrasi dengan orang tua. Peran keluarga dalam proses bimbingan dan  konseling siswa sangat penting. Hal ini selaras dengan fungsi orang tua dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan sekolah yakni untuk mendukung proses konseling berjalan dan berdampak pada siswa. Dengan kerjasama tersebut, orang tua dapat membantu menuntun dalam rangka memotivasi dan mengarahkan anak sepanjang proses pengembangan karir sesuai dengan minat mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun