Oleh karena itu, penggunaan ChatGPT harus dilakukan dengan bijaksana. ChatGPT hanyalah alat bantu, bukan sebagai alat penganti, untuk usaha dan karya mahasiswa. Mahasiswa harus bijak dalam menggunakan ChatGpt dan tidak meniru atau mengutip dari sumber lain tanpa menyebutkan asal sumbernya. Dengan memperluas wawasan keilmuan secara benar dan tetap mengedepankan kreativitas serta pemikiran kritis, kita dapat meminimalkan dampak negatif dari penggunaan teknologi Artificial Inteligence ini. Selain itu, penting bagi kita untuk terus mengembangkan dan mempertahankan interaksi sosial yang sehat dan beragam sebagai bagian penting dari pengalaman pendidikan yang efektif.
Untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan akibat penggunaan ChatGPT, diperlukan solusi yang tepat dan sesuai dari berbagai pihak. Mahasiswa perlu mengetahui risiko dan akibat dari penggunaan ChatGPT, dan tidak melakukan tindakan yang melanggar etika akademik seperti plagiarisme atau ketergantungan pada teknologi ini.
Mahasiswa perlu mengambil tanggung jawab atas hasil dan proses belajar mereka, dan hanya menggunakan ChatGPT sebagai alat pendukung, bukan sebagai pengganti. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Putri & Iswatul Khasanah menyatakan bahwa dengan adanya bimbingan dan pengawasan, mahasiswa dapat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, seperti ChatGPT secara tepat dan etis. Jika diterapkan dengan cara yang tepat, ChatGPT dapat memberikan dampak positif pada proses belajar mahasiswa di zaman teknologi yang maju ini (Putri & Iswatul Khasanah, 2023). Pada penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa plagiarisme dapat dicegah dengan menerapkan teknik parafase atau menulis kembali tulisan yang diambil dari jurnal, buku atau sumber lainnya dengan mengubah ke bentuk tulisan sendiri serta menuliskan sumber dari tulisan yang dikutip tersebut.
Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang teknologi ini, para dosen perlu mendapatkan bimbingan dan pelatihan yang memadai, dengan tetap mengikuti aturan etika dan plagiarisme yang berlaku (Putri & Iswatul Khasanah, 2023). Hal ini perlu dilakukan karena dengan adanya pelatihan dan bimbingan tentang teknologi ChatGPT kepada dosen, besar harapan kepada dosen untuk dapat memberikan edukasi dan sosialisasi tentang etika akademik, termasuk apa itu plagiarisme, jenis-jenisnya, dan dampaknya, serta bagaimana cara mencegah dan mendeteksi plagiarisme kepada mahasiswa. Dosen juga perlu memberikan bantuan dan dorongan kepada mahasiswa dalam menulis artikel, seperti memberi sumber yang sesuai, memberi masukan, dan memberi apresiasi.
Institusi pendidikan perlu membuat dan menjalankan aturan yang jelas dan kuat tentang plagiarisme, termasuk hukuman yang sesuai dengan tingkat kesalahannya. Institusi pendidikan juga perlu menyediakan sarana dan prasarana yang cukup dan mendukung proses belajar yang berkualitas dan terjamin, seperti perpustakaan, laboratorium, dan sistem informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Faiz, A., & Kurniawaty, I. (2023). Tantangan Penggunaan ChatGPT dalam Pendidikan Ditinjau dari Sudut Pandang Moral. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(1), 456--463. https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i1.4779
Hamdan, M. (2023). Bahaya Chat GPT pada Pendidikan: Tantangan dan Implikasi yang Perlu Diperhatikan. Www.Kompasiana.Com. https://www.kompasiana.com/keishahamdan/647763a808a8b5703e541442/bahaya-chat-gpt-pada-pendidikan-tantangan-dan-implikasi-yang-perlu-diperhatikan
Hesanty, A. N. (2023). Apa Itu Chat GPT: Cara Menggunakan + Contoh Penerapannya. Www.Niagahoster.Co.Id. https://www.niagahoster.co.id/blog/chatgpt-adalah/
Maulana, M. J., Darmawan, C., & Rahmat, R. (2023). Penggunaan Chatgpt Dalam Tinjauan Pendidikan Berdasarkan Perspektif Etika Akademik. Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan PKn, 10(1), 58--66. https://doi.org/10.36706/jbti.v10i1.21090
Putri, V. V., & , Iswatul Khasanah, S. S. (2023). Perspektif Mahasiswa Pendidikan Matematika UNISMA 2023 terhadap Penggunaan Artificial Intelligence (AI) ChatGPT dalam Penyusunan Seminar Proposal 1. 1, 1--13.