Mohon tunggu...
Dian Nogati Ekaputri
Dian Nogati Ekaputri Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tulis saja apa yang ingin ditulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.4

18 Oktober 2023   11:32 Diperbarui: 18 Oktober 2023   11:40 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Modul 1.1 Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak - anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi - tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Walaupun pendidikan hanya dapat 'menuntun', akan tetapi faedahnya bagi hidup tumbuhnya anak - anak sangatlah besar. Pendidikan itu berhubungan dengan kodrat keadaan dan keadaannya setiap anak.

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Nilai -- nilai guru penggerak

  • Berpihak kepada murid
  • Mandiri
  • Reflektif
  • Kolaboratif
  • Inovatif

Peran guru penggerak

  • Menjadi pemimpin pembelajaran
  • Menjadi coach bagi guru lain
  • Mendorong kolaborasi
  • Mewujudkan kepemimpinan murid
  • Menggerakan komunitas praktisi

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Profil pelajar Pancasila tersebut akan terwujud apabila seorang guru mampu menjiwai nilai-nilai dan mampu melaksanakan peran guru penggerak dengan baik salah satunya dengan merumuskan visi untuk menciptakan perubahan ke arah lebih baik lagi. Agar dapat merumuskan visi yang berpihak kepada murid dan membuat prakarsa perubahan maka dapat menggunakan pendekatan inquiry apresiatif (IA) yakni suatu pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan.

Modul 1.4 Budaya Positif

Budaya positif di sekolah mencakup promosi nilai-nilai seperti kerja sama, kejujuran, tanggung jawab, dan empati. Kegiatan ekstrakurikuler, proyek kolaboratif, dan program pengembangan karakter dapat membantu murid mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan mereka.

Penting juga untuk menciptakan suasana yang merangsang minat belajar dan kreativitas. Lingkungan pembelajaran yang mendukung inovasi, eksplorasi, dan pemecahan masalah dapat meningkatkan motivasi murid.

Kesimpulan Antar Materi

Seorang guru penggerak harus mampu memahami nilai dan peran guru penggerak untuk mewujudkan visi berdasrkan filosofi pemikiran KHD. Visi akan tercapai dengan menggunakan pendekatan Inquiri Apresiatif dengan tahapan BAGJA.

Dengan tahapan BAGJA akan muncul budaya positif. Budaya positif dapat mendorong murid untuk berfikir dan bertindak sebagai bentuk memerdekakan dirinya, sehingga terwujudnya Profil Pelajara Pancasila.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Disiplin positif berfokus pada penguatan perilaku positif daripada hukuman semata. Teori kontrol membahas dinamika antara kontrol internal dan eksternal dalam motivasi individu. Penghargaan dan hukuman, seperti dua sisi koin, memainkan peran penting dalam membentuk perilaku. Posisi kontrol guru memengaruhi cara guru mengelola kelasnya, dan kebutuhan dasar manusia mencakup elemen-elemen kunci yang perlu dipenuhi untuk kesejahteraan psikologis.

Keyakinan kelas dan segitiga restitusi juga merupakan konsep menarik. Keyakinan kelas berkaitan dengan pandangan guru terhadap kemampuan murid, dan segitiga restitusi melibatkan proses memperbaiki hubungan setelah terjadi konflik. Mungkin yang menarik adalah bagaimana semua konsep ini saling terkait dan dapat diterapkan dalam konteks pengajaran dan pembelajaran.

Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Salah satu perubahan besar yang mungkin terjadi adalah cara saya melihat peran hukuman dan penghargaan. Saya jadi lebih cenderung memikirkan cara merangsang perilaku positif melalui penguatan daripada hanya mengandalkan hukuman sebagai instrumen kontrol.

Pemahaman tentang teori motivasi juga memberi landasan yang lebih kokoh untuk merancang pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna. Saya lebih memperhatikan kebutuhan dasar murid dan bagaimana memotivasi mereka secara intrinsik.

Selain itu, konsep posisi kontrol guru memberikan wawasan tentang peran guru dalam membentuk atmosfer kelas. Saya cenderung lebih berfokus pada memberikan dukungan, memberdayakan murid, dan membangun hubungan yang positif.

Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Membuat kesepakatan kelas sebelum memulai pembelajaran.

Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Pada awalnya memang perlu usaha untuk mengingatkan kembali setiap poin yang sudah disepakati. Namun setelah beberapa pertemuan, murid mulai paham mengenai poin-poin kesepakatan kelas dan mulai menyadari untuk menjalankan.

Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Hal yang sudah baik diantaranya setiap murid mulai menyadari setiap kesepakatan yang disepakati dan menjalankannya. Yang perlu diperbaiki yaitu, sebagai Guru, perlu konsisten dalam menguatkan setiap poin kesepakatan kelas yang telah disepakati.

Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya? 

Sebelum mempelajari modul ini, saya mungkin cenderung menggunakan posisi kontrol eksternal, terutama jika ada situasi yang menantang atau perilaku murid yang sulit diatasi. Mungkin terkadang aku merasa frustasi atau bahkan sedikit kehilangan kendali dalam situasi-situasi tersebut.

Setelah mempelajari modul ini, saya berusaha lebih terbuka terhadap posisi kontrol internal, yaitu memberikan murid lebih banyak tanggung jawab dan memberdayakan mereka untuk mengelola perilaku mereka sendiri. Saya merasa lebih percaya diri dalam memahami dinamika motivasi murid dan cara menciptakan lingkungan di mana mereka merasa didengar dan dihargai.

Perbedaannya mungkin terletak pada perasaan lebih banyak kontrol yang diberikan kepada murid dan lebih sedikit rasa frustrasi karena melihat situasi sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama, bukan sekadar mengatasi masalah.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Saya belum pernah secara eksplisit menerapkan segitiga restitusi dalam konteks pengajaran atau interaksi sehari-hari. Saya biasanya lebih cenderung mengatasi konflik atau masalah secara langsung tanpa mengikuti suatu struktur tertentu.

Namun, setelah memahami konsep segitiga restitusi dari modul ini, saya melihat nilai dalam pendekatan ini. Saya bisa membayangkan menggunakan pendekatan ini untuk membantu merestitusi hubungan setelah terjadi konflik, dengan langkah-langkah menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan.

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Menciptakan budaya positif di lingkungan kelas atau sekolah melibatkan banyak aspek. Beberapa hal yang mungkin juga penting untuk dipertimbangkan termasuk:

Keterlibatan Orang Tua: Membangun keterlibatan orang tua dapat memiliki dampak besar. Kolaborasi antara sekolah dan orang tua dapat mendukung pembentukan budaya positif.

Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong kolaborasi dan kerja sama antara murid dapat menciptakan atmosfer positif di kelas. Proyek kelompok dan kegiatan kooperatif dapat membangun hubungan yang baik di antara murid.

Diversitas dan Inklusi: Menciptakan lingkungan yang menerima dan memahami keberagaman murid sangat penting. Memahami dan merayakan perbedaan dapat meningkatkan kesejahteraan murid.

Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional: Selain fokus pada aspek akademis, penting juga untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional murid. Ini dapat membantu mereka dalam mengatasi konflik dan berinteraksi secara positif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun