Melalui metabolisme tubuh makhluk hidup menghasilkan lemak (lipid). Demikian pula yang dialami oleh mikroba. Melalui jalur lintasan lipogenesis, lipid dihasilkan dari pengubahan asetil KoA.
Lipid disintesis sebagai metabolit primer. Tentunya seperti yang kita ketahui selain karbohidrat dan protein. Sedangkan enzim, vitamin, toksin merupakan metabolit sekunder yang juga dihasilkan mikroba dalam proses yang berbeda.
Fungsi keduanya baik metabolit primer maupun sekunder mendukung kualitas hidup mikroba itu sendiri maupun rantai makanan dalam ekosistem.
Lipid mikroba dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai kepentingan seperti produksi biofuel (bahan bakar yang berasal dari biomassa), pakan ternak, sumber bahan pangan untuk tujuan diet, dan sebagainya.
Mikroba berpotensi menghasilkan lipid diantaranya bakteri, jamur (kapang dan khamir), mikroalga, dan sebagainya. Asam lemak tak jenuh yang tersusun di dalam lipid mikroba mendukung bahan ini digunakan sebagai senyawa hidrokarbon.
Pada jurnal Frontiers Nutrition tahun 2022 disebutkan bahwa asam lemak tak jenuh ganda memainkan peran penting dalam kesehatan manusia, termasuk pengembangan sistem saraf, gangguan inflamasi, fungsi kardioprotektif, membantu pengurangan konsentrasi serum trigliserida, dan pencegahan kanker.
Pada kelompok bakteri Gram negatif memiliki kecenderungan sebagai sumber yang kaya akan lemak. Sebab secara struktur sel bakteri Gram negatif disusun atas lapisan lemak yang lebih tebal dibanding kelompok bakteri Gram positif.
Mikroba dengan kemampuan sintesis lipid didukung pula oleh keberadaan enzim Citrate lyase. Peran enzim ini dalam sintesis asetil KoA sehingga meningkatkan akumulasi lipid mikroba.
Pada kondisi alami, akumulasi lipid mikroba sangat ditentukan oleh sifat genetik. Oleh sebab individu merupakan kombinasi dari genetik dan lingkungan, maka faktor lingkungan tak kalah penting dalam mengatur akumulasi lipid mikroba.
Faktor lingkungan yang dimaksud seperti derajat keasaman (pH), temperatur, dan paparan langsung sinar matahari.
Rerata efektivitas mikroba mengandung lipid sebesar 20-25 %. Namun, untuk spesies jamur Cryptococcus curvatus, Rhodotorula, Lipomyces, Rhodosporodium dapat mengandung 60-70 % lipid sesuai berat biomassa.
Sedangkan dari jenis bakteri Acinetobacter calcoaceticus mengandung lipid berkisar 40 %. Pun kelompok Actinomycetes dapat mengubah glukosa menjadi asam lemak sebesar 70 % pada keadaan yang sangat terbatas.Â
Saat ini, di mana limbah industri semakin meningkat sangat berpotensi digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba dengan potensi lipid sel tunggal. Dengan keutamaan limbah mudah diperoleh dan murah. Namun masih perlu dikaji jenis limbah serta faktor tumbuh optimum mikroba dalam menghasilkan lemak sel tunggal bersumber mikroba.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengeksplorasi harta besar bernama mikroba. Pada hilirnya tentunya untuk kesejahteraan hidup manusia.
Terima kasih sudah membaca, salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H