Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Komunikasi Mikroba, Gastroenteritis dan Kesehatan Anak

29 Juli 2023   08:46 Diperbarui: 1 Agustus 2023   05:33 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi sehat dan cerdas menjadi kunci masa depan bangsa yang gemilang. Tak salah jika kita menggantungkan harapan ini sebagai harapan di pundak anak-anak sehat.

Sedikitnya permasalahan gizi mendasar menjadi perhatian terhadap tumbuh kembang anak. Ini tidak sekedar pemenuhan keseimbangan gizi, namun lebih kepada menjaga hal-hal baik yang masuk ke dalam tubuh anak. Fenomena stunting misalnya.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health pada tahun 2011, menyatakan bahwa malnutrisi dan infeksi gastrointestinal dipandang memiliki hubungan terhadap kerentanan infeksi dan gangguan perkembangan anak. Ini sering muncul pada 5 tahun pertama kehidupan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa malnutrisi yang dimaksud berkaitan dengan ketidakseimbangan serapan makronutrien (karbohidrat, lemak dan protein; utamanya protein) dan mikronutrien. Sangat disayangkan, negara berkembang masih dengan tingkat kesakitan dan kematian tinggi pada angka penyakit infeksi pada anak.

Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2021 memberi gambaran hingga kini proporsi kematian anak karena diare masih menyentuh angka 10,3 % >2300 kasus pada anak usia 1-5 tahun sedangkan pada anak dibawah usia 1 tahun mencapai 14 % dari >25.000 kasus. Sungguh ini kondisi yang masih belum ideal jika menimbang hak layanan kesehatan adalah milik seluruh masyarakat.

Pada kasus lainnya, 80% kasus diare disebabkan karena infeksi bakteri penyebab Gastroenteritis menyumbang angka kesakitan pada wisatawan.

Seperti diketahui bersama penyebab utama penyakit ini yaitu virus (Norovirus, Rotavirus, Adenovirus, maupun Astrovirus). Penyebab lainnya oleh Campylobcater bacterium, kelompok Escherichia coli, Salmonella dan Shigella. Penyakit ini juga dapat timbul oleh keberadaan parasit Entamoeba histolytica dan Crystosporidium.

Selain itu serapan logam berbahaya seperti timbal, mercuri dan arsen yang terhirup maupun masuk bersama air minum berpotensi menimbulkan kesakitan. Riwayat kesehatan dan penggunaan obat-obat kemoterapi, antibiotik dan antasida juga memiliki peluang yang sama sebagai pencetus penyakit Gastroenteritis.

Faktor risiko pada anak timbul karena imunitas yang lemah sehingga mudah terinfeksi dan terpapar penyebab penyakit. Hal ini dijelaskan berkaitan dengan produksi antibodi Imonoglobulin A (IgA) yang terbatas disekresikan sehingga mengganggu respon imun. Antibodi ini banyak ditemukan pada lapisan mukosa pada permukaan seperti saluran pencernaan dan pernapasan.

Nah, kemudian bagaimana mikroorganisme berkomunikasi sehingga menimbulkan keparahan pada infeksi?

Studi menggambarkan bahwa bakteri penyebab infeksi Gastroenteritis dapat membentuk biofilm.

Sebuah komunitas bakteri (membentuk biofilm) biasanya melekat pada permukaan. Perlekatan ini sering sukar dilepaskan dengan obat antimikroba maupun perlakuan fisik, harus dilakukan kombinasi keduanya. Biopolimer yang dibentuk akibat komunikasi sel menyebabkan perlekatan ini.

Untuk hal ini tidak terjadi beberapa upaya dapat dilakukan:

  • Menjaga kebersihan diri seperti rutin mencuci tangan ketika memulai dan menyudahi aktivitas.
  • Mengupayakan untuk tidak berbagi alat makan (sendok, piring dan gelas) dan mandi (handuk, sabun, sikat gigi) dengan anak untuk mencegah penyebaran bakteri penyebab infeksi.
  • Mencuci langsung peralatan makan tanpa mendiamkannya berlama-lama di wastafel apalagi jika diduga dapat menimbulkan kontaminasi silang bakteri.
  • Sebisa mungkin tidak mengonsumsi bahan makanan mentah.
  • Menjaga kebersihan kamar mandi dan toilet,
  • Memberikan perhatian khusus terhadap perawatan kesehatan hewan kesayangan.

Gejala dapat muncul setelah penderita terpapar dalam 30 menit organisme penyebab infeksi. Penyakit ini sembuh dalam waktu 2 minggu namun untuk kejadian akut dapat sampai beberapa minggu.

Menilai bahaya infeksi gastroenteritis pada anak, sudah sepatutnya orangtua memperhatikan kebersihan diri dan keluarga untuk memutus rantai penyebaran patogen.

Referensi

satu,dua, tiga, empat, lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun