Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ragam Autentik Makanan Tradisional dan Kesiapan Tampil di Pasar Global

23 Juni 2023   16:16 Diperbarui: 24 Juni 2023   09:21 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanan tradisional masuk dalam jenis makanan yang telah lama ada dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Biasanya diturunkan dalam suatu budaya atau komunitas.

Tak jarang orisinilitasnya mencerminkan sejarah, kebiasaan, dan nilai-nilai suatu kelompok masyarakat. 

Dalam proses membuatnya melibatkan bahan-bahan lokal dan teknik memasak khas yang telah diwariskan dari generasi sebelumnya. Pun juga mencerminkan keanekaragaman alam dan sumber daya masing-masing daerah.

Tak heran daya tarik makanan tradisional selalu lekat di hati dengan cita rasanya yang unik dan autentik. Hal ini memperkaya keanekaragaman kuliner di dunia dan menjadi warisan yang penting untuk dilestarikan.

Sektor makanan, terutama makanan tradisional, memiliki daya saing dan nilai tambah yang kuat serta tingkat keterkaitan yang tinggi dalam rantai nilai global (global value chain), terutama di kawasan G20. 

Makanan tradisional Indonesia memiliki potensi strategis lainnya, seperti menjadi tren makanan sehat, mendorong ekonomi rakyat, dan melestarikan budaya bangsa.

Sangat potensial, tetapi UMKM masih menghadapi beberapa hambatan, salah satunya adalah pemasaran melalui pengemasan, yang "menjual apa yang dilindungi". 

Saat ini, ada inovasi teknologi pengalengan di Indonesia yang diharapkan dapat mempercepat pengembangan UMKM dan meningkatkan daya saing makanan tradisional dan nilai tambahnya menuju rantai nilai dunia.

Ilustrasi makanan tradisional Rendang. Sumber : unsplash.com/prananta haroun
Ilustrasi makanan tradisional Rendang. Sumber : unsplash.com/prananta haroun

Jika konsumen ingin menikmati makanan tradisional dari suatu daerah, mereka harus datang langsung ke sana. Namun, dengan teknologi pengalengan baru-baru ini, makanan tradisional dapat dibeli dalam 58 kaleng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun