Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Setuju Wisuda Tiap Jenjang

18 Juni 2023   18:01 Diperbarui: 18 Juni 2023   18:17 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisuda Jihan. Sumber : Dokumen Pribadi

Tulisan ini murni pendapat pribadi saya sebagai orang tua. Tulisan ini sambungan tulisan Koki Cilik Cita-Citaku.

Tidak terasa tiba waktu yang ditunggu seluruh anak TK di sekolah Jihan. Momen pelepasan peserta didik menuju jenjang pendidikan berikutnya.

Menurut catatan saya kegiatan belajar mengajar telah usai sejak pertengahan bulan Mei yang lalu. Namun, Jihan dan teman-teman masih aktif pergi ke sekolah hingga bulan berikutnya.

Ngapain? latihan untuk gelaran acara inti dan pentas seni. Tidak hanya Kelas B saja, adik kelas di jenjang A dan PAUD pun tidak ketinggalan.

Kami para orang tua turut dilibatkan dalam persiapan acara yakni rapat menentukan tempat tentunya di dalamnya ada pertimbangan biaya yang dilemparkan ke forum. Pilihannya saat itu ada dua yaitu ruang aula sebuah kantor dinas di Banda Aceh atau Ballroom sebuah hotel.

Pertimbangan kenyamanan mengingat acara hingga setengah hari, kemudahan akses dan letak ruangan, akhirnya keputusan bersama menyepakati acara diadakan di Ballroom.

Konsep acara dan realisasi kegiatan sungguh di atas ekspektasi kami. Acara yang luar biasa berkesan. Acara inti dan panggung pentas seni. Melihat anak usia dini tampil. Dalam hati hanya sanggup berujar syukur begitu keras kerja tim. Peserta didik yang terlihat enjoy. MasyaAllah Tabarakallah.

Wisuda Jihan. Sumber : Dokumen Pribadi
Wisuda Jihan. Sumber : Dokumen Pribadi

Perencanaan pendidikan anak oleh orang tua tentunya telah menjadi satu pemikiran sedari awal memutuskan mendaftarkan anaknya ke sebuah lembaga pendidikan. Mulai dari uang pangkal masuk sekolah hingga biaya ceremonial pelepasan apapun istilahnya.

Untuk pertimbangan dimanapun sekolah anak tentunya bergantung pada pemikiran orang tua, kesesuaian minat anak dengan pemilihan sekolah. Ada orang tua yang senang anaknya sekolah di sekolah alam (boarding school), sekolah berbasis wirausaha, taman kanak-kanak islam terpadu dan sebagainya.

Hal tersebut harusnya telah melalui penelusuran mendalam oleh orang tua terhadap minat anak, agar kemudian dalam mengenyam pendidikan usia dini ia bahagia. Tentunya juga orang tua dalam hal ini harus bijaksana. Apalagi jika tanggungan anak tidak hanya seorang.

Saya sendiri punya pos pribadi untuk dana pendidikan anak sedari dalam kandungan sekitar 10 % nilanya dari pendapatan bulanan. Jumlahnya sudah pasti berkurang kini mengingat Jihan sudah lulus TK dan adiknya akan masuk PAUD.

Orang tua boleh bertanya pada saat awal akan mendaftarkan sekolah kepada petugas yang ditunjuk seperti apa biaya yang akan timbul setelah putra-putri kita menjalani pendidikan di sekolah kandidat yang dipilih.

Saya melakukan itu detail agar tidak terkejut dengan gambaran pengeluaran yang akan dipersiapkan. Sesuaikan dengan pos perencanaan keuangan untuk pendidikan anak tadi. Jika tidak sesuai ya boleh memilih kandidat sekolah yang lain.

Beberapa waktu yang lalu saya sempat mendengar sebuah pendapat seorang pemerhati pendidikan sayangnya saya lupa apa akunnya karena wara-wiri di eksplor media sosial saya.

Bahwa tidak semua anak berkesempatan mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi. Pun pemerintah kita mewajibkan belajar 12 tahun. Momen pelepasan akhir kelulusan memberikan kesan dan ruang bagi potensi yang mungkin saja tidak semua pihak ketahui. Lain halnya jika Program Sarjana telah wajib.

Pun pengalaman hidup yang dituangkan Kompasianer Mbak Uli Hartati dalam artikelnya. Menjadi inpirasi pula bagi saya. Ketika orang tua dengan usia menjelang senja masih memiliki anak kecil. 

Melihat anaknya dengan ceremonial seperti itu memberikan kesan terhadap kedua belah pihak. Kala-kala tidak sempat melihat anak diwisuda saat di Perguruan Tinggi. Sebab Allah Sang Kuasa lebih cinta.

Lagipula sebenarnya yang didebat mengenai wisuda semua jenjang lebih pada biaya bukan pada rangkaian acara. Harusnya dapat arif untuk mengukur kemampuan diri.

Saya mengurungkan niat untuk melanjutkan pendidikan anak ke sekolah internasional karena dihitung-hitung itu di luar kemampuan saya. Di luar kecukupan perencanaan tabungan pendidikan anak. Alhamdulillah saya memilih Sekolah Dasar Islam Terpadu.

Pendapat saya pendidikan merupakan satu jalan strategis dalam membentuk kepribadian manusia. Apapun kesan yang timbul di dalamnya sesuai dengan namanya merupakan prioritas.

Terima kasih sudah membaca. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun