Bekerja dalam kelompok adalah salah satu metode yang digunakan dalam memvariasikan proses belajar mengajar di kelas. Di dalam aktivitas ini peserta didik berkomunikasi dengan sesamanya tidak jarang juga dituntut untuk berinteraksi langsung dengan pendidik.
Pendidikan dasar menggabungkan aktivitas belajar sambil bermain. Ada saja tantangan yang dihadapi seorang pendidik dalam menjalankan metode ini.
Peserta didik akan sangat senang jika diberikan pengalaman belajar yang di dalamnya mengandung kesan dan pesan moral bekerja sama. Namun ada saja kesan menggelitik yang timbul dalam proses ini bagi pendidik.
Penulis mencoba mengulas 6 karakter peserta didik hasil observasi seorang guru sekolah dasar bernama Hendra. Hendra mengabadikan situasi kelas dalam konten video pendek dan mengunggah dalam akun instagram @hendrabrudy.
Berikut ini disajikan beberapa karakter peserta didik ketika sedang bekerja dalam kelompok belajar.
Si individualis
Dalam kerja kelompok biasanya pendidik membagi siswa secara acak, berbaur sesuai dengan jumlah yang tersedia di dalam kelas. Karakter individualis cenderung ingin menyelesaikan sendiri, tidak memberikan beban kepada teman lainnya secara merata.
Sebagai akibat kondisi ini peserta didik lainnya kehilangan kesempatan terlibat aktif. Bagi si empunya karakter ini terkadang justru merasa senang dapat menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu tenggat yang ditentukan namun tidak melibatkan temannya yang dinilainya "kurang cekatan".
Si tukang cerita
Rasanya sudah membagi kelompok dengan adil namun tantangan berikut ini selalu hadir selama berjalannya pembelajaran. Menggoda temannya untuk mendengarkankan ceritanya di luar topik kerja kelompok yang diberikan. Pun aktivitas membuyarkan konsentrasi temannya yang lain hingga mengacaukan pekerjaan yang sebentar lagi selesai.
Kondisi ini sangat mungkin terjadi dan berakibat beban sub topik individu yang dibebankan pada masing-masing peserta didik untuk diselesaikan dalam kelompok tertunda selesai.
Si pemandu sorak
Karakter peserta didik ini cenderung bergantung pada teman sekelompoknya dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Yang dilakukannya hanya memberi semangat kepada teman-teman untu menyelesaikan tugas yang diberikan.
Si tukang travelling keliling kelompok
Ada saja kesan menggelitik berikutnya saat berada di dalam kelas. Peserta didik ini suka berkeliling mengunjungi kelompok lain padahal tidak diminta dan tidak sesuai skenario pembelajaran dalam RPP.
Terkadang maksudnya ingin membandingkan progres tugas dengan kelompok lain. Namun hal ini dapat menyebabkan kelas yang tidak kondusif.
Si tukang merasa dikucilkan
Kondisi ini terjadi jika tugas sub topik individu tidak dibagikan, keseluruhan anggota kelompok memiliki beban yang sama dalam menyelesaikan tugas. Alhasil karena merasa pendapatnya sering tidak diterima juga belum terbentuk sifat lapang dada maka ada saja peserta didik yang merasa tidak dilibatkan dalam kelompok kerja.
Si cuek
Nah karakter ini juga sering muncul dalam kerja kelompok. Cuek dengan tugas yang telah diberikan. Saking cueknya hingga tertidur di kelas. Pada saat tiba waktunya pemaparan hasil tugas kelompok si anak cuek pastinya kesulitan memahami kesimpulan hasil kerja kelompok.
***
Pada kenyataannya pendidik banyak menemukan karakter lain di luar yang telah disebutkan di atas. Perhatian penuh pendidik dibutuhkan tentunya sebagai upaya menentukan strategi dalam memilih solusi untuk diterapkan pada kelas dengan karakter majemuk.
Solusi bijaksana diperlukan dalam mengantisipasi beragamnya karakter peserta didik. Kebijaksanaan berguna dalam melakukan evaluasi apakah metode tersebut cocok diterapkan dalam sebuah kelas majemuk.
Tugas mulia pendidik mambantu menemukan karakter berbudi pekerti dan berakhlak mulia dan respek dalam bekerja sama dengan orang lain.
Terima kasih sudah membaca. Salam.
Referensi
Video singkat @Hendrabrudy dapat disimak di bawah ini