Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Koki Cilik Cita-Citaku

18 Mei 2023   05:38 Diperbarui: 20 Mei 2023   12:54 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu pagi 17/5/2023 anak saya Jihan melenggang ke sekolah dengan semangat. Hari itu menurut jadwal di TK akan melaksanakan persiapan wisuda yakni foto sesi buku kenang-kenangan tahunan. 

Kegiatan ini sekaligus upaya mengenalkan berbagai profesi untuk mengembangkan imajinasi terhadap cita-cita.

Benar saja anak-anak diminta untuk memilih dua jenis cita-cita profesional dan pengusaha. Sesuai dengan penciri khusus TK tempat Jihan bersekolah yaitu membentuk anak bercita-cita menjadi pengusaha dengan keteladanan Rasulullah SAW.

Jihan memilih profesi koki dan pengusaha buah-buahan. Foto sesi dengan menggunakan baju profesi koki membuat langkahnya lebih percaya diri hari ini. Baju profesi lengkap dengan properti foto khas koki yaitu alat masak.

Jihan membawa pengocok telur dan penjepit kue pelengkap seragam koki yang ia kenakan. Tentu setelah mencari-cari alat masak saya, mana yang simpel dibawa ke sekolah.

Sehari sebelumnya kami berdua sempat bercerita tentang darimana dia berpikir tentang cita-citanya itu. Inspirasi cita-citanya ternyata dari saluran YouTube yang kerap ditontonnya. 

Saya tanyakan lebih lanjut mengapa memilih profesi itu jawabnya terinspirasi dari kebersamaan kami memasak kentang goreng kesukaannya. Selain itu Jihan begitu senang melihat kenang-kenangan buku resep MPASI semasa kecilnya dulu. 

Juga karena kami senang menghabiskan sedikitnya sekilo buah sehari di rumah. Jadilah Jihan memilih juga menjadi pengusaha buah-buahan.

Mengapa saya mengajukan pertanyaan tersebut pada anak saya? semata memastikan sosok inspirasinya yaitu tokoh imajinatif (bisa dari kartun atau figur yang ia tiru) maupun tokoh nyata adalah sosok yang positif.

Status orang tua adalah saatnya saya belajar setiap hari, termasuk momen ini. Saya butuh penjelasan lebih lanjut tentang mengenalkan profesi pada anak. 

Mendapati sebuah buku seri pendidikan orang tua yang dikeluarkan Kemdikbud Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah dengan tajuk Pengembangan Anak Usia Dini Melalui Pengenalan Profesi.

Lebih lengkap buku seri Kemdikbud dengan judul pengembangan anak usia dini melalui pengenalan profesi dapat diunduh di sini.

Berkesan sekali sepertinya, sepulang sekolah Jihan bercerita tentang semua profesi yang diminati teman-temannya. Ihwal sangat tertarik ia menyebutkan juga beberapa jenis profesi yang diminati temannya di kelas lain. Foto sesi ini dilakukan oleh seluruh peserta didik TK B lainnya di sekolah itu.

"Salwa mau jadi pramugari, Mama. Salwa kelas Utsman bin Affan" tambahnya.

Tak lupa saya sematkan pesan moral kepadanya bahwa untuk mencapai cita-cita harus rajin belajar, tekun, butuh keterbukaan pemikiran dan percaya diri.

Foto sesi bersama Bunda Guru kelas. Sumber : Dok. TK Khalifah Aceh 3
Foto sesi bersama Bunda Guru kelas. Sumber : Dok. TK Khalifah Aceh 3

Dari banyak cita-cita yang ia lihat langsung pilihan temannya saya meminta Jihan menyebutkan dua contoh profesi lain. Pemadam kebakaran dan petugas kebersihan lingkungan.

MasyaAllah Tabarakallah saya terkejut mendengar jawabannya. Ia sampai berpikiran menyebutkan dua profesi itu. Saya tanyakan mengapa memilih menyebutkan profesi tersebut, ia menjawab mereka sering menolong orang.

"Jihan lihat om pemadam itu mobilnya besar-besar kali Mama. Mereka punya penyemprot ajaib loh, mati apinya. Sama kayak mobil Raden (adiknya) " tukasnya. Saya tersenyum mendengar jawabannya.

Wah imajinasi datang dari mana saja ternyata bahkan dari benda mati. Ia bisa tertarik.

"Mama, kenapa om-om angkat sampah itu mau ambil sampah kan bau, bisa sakit ?" tanyanya polos. Nah loh apa ini jawabannya. Sudah terpikir kata kuncinya dedikasi dan pengorbanan pada profesi. Tentu saja saya menjawab dengan bahasa sederhana yang saya yakini bisa diserapnya.

Saya juga menambahkan contoh lain tentang petugas dinas lingkungan hidup kebersihan dan keindahan kota yang melakukan penyiraman tanaman median jalan pada sore atau malam hari. Mereka tidak mengenal waktu, memilih waktu terbaik sehingga harus berkorban demi profesi yang dicintainya. Jihan senang sekali mengamati mobil penyemprot tanaman median jalan.

Diskusi kami berlanjut tentang beberapa profesi penuh pengorbanan seperti petani, dokter hewan, pengusaha dan sebagainya. Dengan mengenal masing-masing pengorbanan dalam profesi, harapan orang tua bahwa anak akan menjadi seorang yang rendah hati dan menghargai apapun profesi pilihan orang lain dan segala bentuk dedikasinya.

Profesi impian jihan dan teman lainnya. Sumber : Dok. TK Khalifah Aceh 3
Profesi impian jihan dan teman lainnya. Sumber : Dok. TK Khalifah Aceh 3

Dalam buku kemdikbud yang saya baca juga mengulas bahwa dengan mengenalkan anak pada profesi melalui diskusi, bermain peran dan sebagainya dapat mengembangkan kemampuan berbahasa. Kosakata bertambah, menyimak saat dijelaskan contoh lainnya, melatih kemampuan bertanya dan menceritakan kembali hal yang berkesan baginya.

Selain diskusi ringan seperti ilustrasi di atas, Parents juga bisa memilih cara lain untuk memperkenalkan profesi pada anak. Berikut diantaranya. 

  • Ketika berkunjung ke rumah saudara, Parents bisa memperkenalkan profesi orang-orang terdekat. Minta anak menyebutkan dan rangsang pemahaman terhadap profesi tersebut.
  • Mengambil waktu berkualitas dengan membaca buku bersama bertema profesi.
  • Mengunjungi tempat-tempat umum yang di dalamnya terdapat pekerja profesional seperti kebun binatang, perpustakaan dan sebagainya.
  • Bermain bersama dengan bantuan alat peraga permainan peran. Misalnya adegan Anak memotong rambut Ayah untuk menjelaskan profesi tukang pangkas rambut.
  • Menggambar bersama aktivitas atau atribut yang dapat menjelaskan berbagai profesi.
  • Menonton film bersama. Ketika ada kisah yang di dalamnya melibatkan profesi, parents dapat mengambil bagian untuk menjelaskan banyak hal.
  • Juga ketika menonton saluran YouTube, pilihkan berbagai contoh tayangan yang dapat membantu Parents mengenalkan berbagai profesi.
  • Sesekali bolehlah ajak juga anak menonton TV saluran berita untuk menjelaskan profesi wartawan dan sebagainya. 

Saya memang bukan pendidik anak usia dini. Dari Bunda Guru saya juga banyak belajar kesabaran membersamai anak dalam setiap tahapan masa emasnya. Sejatinya anak sangat berharga meskipun mereka bukan semata investasi kehidupan bagi orang tua. Tidak diharap untuk mengembalikan jerih payah penyokongnya.

Oleh sebab itu pendidikan yang berkualitas akan menentukan kontribusi apa dan bagaimana ia mengupayakan kelak bagi kemajuan negerinya. Saya yakin apapun yang berkenaan dengan anak, keponakan, cucu pasti sangat menyentuh hati.

Terima kasih sudah membaca, terima kasih sudah turut mendoakan dan berupaya agar cita-cita anak negeri tercapai. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun