Saya juga menambahkan contoh lain tentang petugas dinas lingkungan hidup kebersihan dan keindahan kota yang melakukan penyiraman tanaman median jalan pada sore atau malam hari. Mereka tidak mengenal waktu, memilih waktu terbaik sehingga harus berkorban demi profesi yang dicintainya. Jihan senang sekali mengamati mobil penyemprot tanaman median jalan.
Diskusi kami berlanjut tentang beberapa profesi penuh pengorbanan seperti petani, dokter hewan, pengusaha dan sebagainya. Dengan mengenal masing-masing pengorbanan dalam profesi, harapan orang tua bahwa anak akan menjadi seorang yang rendah hati dan menghargai apapun profesi pilihan orang lain dan segala bentuk dedikasinya.
Dalam buku kemdikbud yang saya baca juga mengulas bahwa dengan mengenalkan anak pada profesi melalui diskusi, bermain peran dan sebagainya dapat mengembangkan kemampuan berbahasa. Kosakata bertambah, menyimak saat dijelaskan contoh lainnya, melatih kemampuan bertanya dan menceritakan kembali hal yang berkesan baginya.
Selain diskusi ringan seperti ilustrasi di atas, Parents juga bisa memilih cara lain untuk memperkenalkan profesi pada anak. Berikut diantaranya.Â
- Ketika berkunjung ke rumah saudara, Parents bisa memperkenalkan profesi orang-orang terdekat. Minta anak menyebutkan dan rangsang pemahaman terhadap profesi tersebut.
- Mengambil waktu berkualitas dengan membaca buku bersama bertema profesi.
- Mengunjungi tempat-tempat umum yang di dalamnya terdapat pekerja profesional seperti kebun binatang, perpustakaan dan sebagainya.
- Bermain bersama dengan bantuan alat peraga permainan peran. Misalnya adegan Anak memotong rambut Ayah untuk menjelaskan profesi tukang pangkas rambut.
- Menggambar bersama aktivitas atau atribut yang dapat menjelaskan berbagai profesi.
- Menonton film bersama. Ketika ada kisah yang di dalamnya melibatkan profesi, parents dapat mengambil bagian untuk menjelaskan banyak hal.
- Juga ketika menonton saluran YouTube, pilihkan berbagai contoh tayangan yang dapat membantu Parents mengenalkan berbagai profesi.
- Sesekali bolehlah ajak juga anak menonton TV saluran berita untuk menjelaskan profesi wartawan dan sebagainya.Â
Saya memang bukan pendidik anak usia dini. Dari Bunda Guru saya juga banyak belajar kesabaran membersamai anak dalam setiap tahapan masa emasnya. Sejatinya anak sangat berharga meskipun mereka bukan semata investasi kehidupan bagi orang tua. Tidak diharap untuk mengembalikan jerih payah penyokongnya.
Oleh sebab itu pendidikan yang berkualitas akan menentukan kontribusi apa dan bagaimana ia mengupayakan kelak bagi kemajuan negerinya. Saya yakin apapun yang berkenaan dengan anak, keponakan, cucu pasti sangat menyentuh hati.
Terima kasih sudah membaca, terima kasih sudah turut mendoakan dan berupaya agar cita-cita anak negeri tercapai. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H