Tahun pertama kuliah adalah waktu adaptasi seseorang dari metode belajar di sekolah menengah. Demikian pula dengan sumber belajar yang digunakan. Beberapa kampus sudah menerapkan rumus 75 % referensi bacaan skripsi dari jurnal dan sisanya boleh memakai buku teks dan data primer dari sumber internet.
Tahun kedua biasanya mahasiswa sudah lebih terampil menemukan teori yang relevan dan hasil penelitian yang dapat dikutip dari sebuah artikel ilmiah. Agar tidak kusut di akhir studi disarankan untuk menemukan ide topik skripsi yang diminati sedari tahun kedua ini.
Pada kenyataannya sedikit mahasiswa tahun kedua yang datang pada dosen untuk diskusi gambaran skripsi. Paling ada mahasiswa dengan "mental lomba" yang aktif berkomunikasi untuk lomba karya tulis ilmiah.
Biasaya di awal perjumpaan dengan calon dosen pembimbing akan ada kontrak bimbingan. Kalau saya, kontrak ini tertulis. Saya minta mereka menyusun rencana jadwal penyelesaian skripsi. Saya juga minta komitmen mereka untuk publikasi. Minimal di jurnal milik Program Studi.
Mengintip yang dilakukan teman dosen lainnya di tempat penulis mengajar, mereka ada yang mempersyaratkan draft artikel ilmiah telah siap menjelang sidang skripsi. Tidak mengapa masih draft kasar. Nanti disempurnakan bersama, namanya juga kerja tim.
Saya rasa ini cara yang cukup memberi jaminan artikel ilmiah akan siap dikirim ke penerbit untuk dikurasi sesuai ketentuan pada jurnal dituju. Tentunya tiap progres penulisan terpantau oleh dosen pembimbing.
Publikasi artikel dari skripsi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:Â
1) menentukan jurnal tujuan (reputasi, biaya publikasi dan waktu publikasi dalam setahun) 2) menghindari auto plagiasi, 3) partisi data penelitian (apakah akan sebagian data atau keseluruhan data akan diterbitkan), 4) menerjemahkan ke dalam Bahasa Inggris jika targetnya jurnal internasional dan proofreading, cek dan ricek kebaharuan referensi yang dipakai disesuaikan dengan aturan jurnal yang dituju. 5) terakhir memastikan format artikel telah sesuai dengan panduan penerbitan pada jurnal.
Selain dua manfaat di atas yang telah penulis uraikan, manfaat lainnya seperti menambah deret pengalaman kepenulisan yang terekam dalam daftar riwayat hidup. Mahasiswa kelak dapat bercerita pada interviewer pada saat melamar kerja, kompetisi beasiswa dan sebagainya bahwa pernah menerbitkan tulisan pada jurnal.Â
Selain itu portofolio tersebut juga sangat berharga menyangga penilaian akreditasi bagi program studi, keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam menulis artikel ilmiah. Akreditasi program studi tertinggi bermuara pada unggulnya akreditasi Universitas.