Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Kosmetik Vegan, Uji Non-Hewan dan Peluang Industri Maklon Kosmetik di Indonesia

14 Mei 2023   19:16 Diperbarui: 16 Mei 2023   15:02 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kosmetik tidak lepas dari kehidupan harian manusia. Bahkan untuk wanita, ritual menggunakan kosmetik menjadi "waktu bahagia" untuk memulai dan menutup hari. Me time istilahnya.

Kita sangat mengenal makanan vegetarian dan vegan. Kompasiana juga pernah menjadikan topik pilihan masalah ini.

Wawasan lebih lanjut dengan berdiskusi sisi lain vegan dalam kosmetik. Artinya kosmetik bebas dari bahan dasar hewani.

Untuk sebagian orang dengan tipe kulit sensitif serta keluhan lainnya menjalankan pola hidup kosmetik berkesadaran (mindful skincare) itu sangat dianjurkan. Berkesadaran artinya paham dengan kebutuhan dirinya termasuk personal care seperti kosmetik.

Berkesadaran baik dari segi jumlah, jenis dan efisiensi waktu serta limbah kemasan yang ditimbulkan. Kebutuhan dasar kosmetik diantaranya cleanse-moisturize-protect. Bisa dibayangkan ya jika menerapkan 10 langkah rutin berkosmetik. Wow.

Dari kebutuhan dasar tersebut kemudian dapat ditentukan produk darurat apa saja sebenarnya sesuai kebutuhan. Sisanya ya dapat setakar dengan kebutuhan tambahan kita masing-masing.

Contohnya jika keseharian beraktifitas harus menggunakan alas bedak maka pastinya membutuhkan pembersih riasan (make-up remover) sebelum mencuci muka dengan sabun pencuci muka. Tekstur alas bedak sendiri cenderung sangat menempel dan agak sukar dibersihkan langsung dengan sabun pencuci wajah.

Kembali pada bahasan kosmetik berkesadaran. Hal ini juga dapat diterapkan pada si kulit sensitif tadi. Begitu salah memilih jenis kosmetik maka ada saja gejala penyakit yang muncul diantaranya alergi, iritasi, hingga peradangan.

Bahan dasar hewani dalam kosmetik 

Pertimbangan utama untuk meniadakan unsur hewani dalam kosmetik yaitu kelestarian hewan dan dampak pada lingkungan. Selain itu, beberapa dari kandungan hewani dalam kosmetik yang sering dihindari bagi si empunya kulit sensitif diantaranya sebagai berikut.

  • Snail Mucin (lender Siput) digunakan dalam perawatan kulit wajah sebagai anti penuaan, mengenyalkan kulit dan mengurangi jerawat.
  • Stearic acid (lemak hewan), asam stearat sering terkandung pada losion, krim, sabun, produk rambut, atau deodoran.
  • Carmine (pewarna merah alami dari serangga yang dihaluskan) terdapat pada produk kosmetik bibir, kuku dan perona pipi.
  • Guanine (bahan dari sisik ikan)
  • Rambut hewan (dari hewan sejenis luwak) digunakan pada bulu mata palsu.
  • Lanolin (minyak bulu domba) digunakan dalam krim cukur, losion dan balsam, pengoles sarung tangan atlet baseball
  • Squalene (minyak hati ikan hiu) digunakan dalam formulasi menyamarkan bekas luka juga produk perlindungan dari sinar UV.
  • Keratin (protein jaringan hewan) digunakan dalam perawatan rambut rusak
  • Gelatin (ekstraksi kolagen hewan) digunakan dalam produk pelembab dan losion.
  • Beeswax (lilin lebah) digunakan sebagai pengental dalam formulasi kosmetik
  • Kandungan susu digunakan sebagai bahan losion dan sebagainya
  • Kolagen (protein serat sapi : kuku, ligamen, kulit dan tulang) digunakan dalam suplemen anti penuaan.
  • Silk protein (serat ulat sutra) digunakan pada produk perawatan rambut dan kulit
  • Shellac (getah serangga) digunakan pada pemoles kuku dan produk rambut
  • Madu dan Sarang Lebah digunakan pada produk masker, pelembab, produk perawatan bibir dan serum wajah.
  • Musk (kelenjar perut rusa jantan) digunakan pada aroma parfum yaitu musk.
  • Cochineal (pewarna serangga)

Mengenal kosmetik vegan sekaligus pengujian tanpa hewan percobaan (cruelty free)

Kosmetik vegan dapat dilengkapi dengan logo/stiker cruelty free dengan lambang kelinci. Artinya kandungan kosmetik tidak berbahan hewani dan tidak mengujikan pada hewan percobaan. Produsen wajib memberi label tersebut untuk melindungi hak konsumen atas pemilihan produk.

Logo cruelty free pada kosmetik yang tidak diujikan pada hewan. Sumber : mash moshem Indonesia
Logo cruelty free pada kosmetik yang tidak diujikan pada hewan. Sumber : mash moshem Indonesia

Lalu bagaimana jika tidak diujikan kepada hewan percobaan? 

Terkini, dikenal dengan istilah Episkin. Tiruan kulit manusia yang sangat mirip sebagai hasil rekonstruksi. Jika boleh disebutkan Episkin dan Epiderm sering digunakan sebagai media pengganti hewan percobaan. 

Kosmetik dapat melalui uji non hewan untuk mengetahui toksisitas bahan, penentuan dosis formulasi dan sebagainya yang berkaitan dengan aplikasi terapeutik (berkaitan dengan terapi).

Ilustrasi kepentingan penggunaan kulit tiruan dalam dunia akademik, kesehatan dan industri. Sumber : Suhail et al. 2019
Ilustrasi kepentingan penggunaan kulit tiruan dalam dunia akademik, kesehatan dan industri. Sumber : Suhail et al. 2019

Dilansir dari greener.co pada 30/1/2023, Sejak tahun 2021 Cina telah mencabut kebijakan mewajibkan pengujian kosmetik dengan hewan percobaan.

Hingga awal tahun 2023 pemerintahan Cina resmi meniadakan pengujian kosmetik dengan hewan percobaan baik prapasar maupun pascapasar. 

Sejak pencabutan tersebut, produk kosmetik Cina maupun yang masuk ke negara itu telah berstatus cruelty free.

Melansir Nose Herbalindo pada 16/9/2020, hawa-hawa pengembangan kosmetik vegan di Indonesia juga sudah terasa. Hal ini didukung oleh geliat industri Maklon atau toll manufacturing. 

Ya, sistem maklon membuat kosmetik sendiri dengan menyewa penyedia jasa profesional untuk meracik kosmetik sedangkan pengusaha hanya menyediakan bahan dan material produksi.

Sistem ini memudahkan pengusaha tidak perlu repot dengan mengadakan pabrik fisik, peralatan produksi dan upah kerja. Pengusaha hanya fokus membangun personal branding dan membesarkan usahanya dengan memanfaatkan fasilitas digital yang berkembang sekarang ini.

Di samping itu tidak ketinggalan kosmetik lokal yang mengkhususkan diri berkembang sebagai produsen kosmetik vegan, maupun merek besar yang mengeluarkan edisi khusus vegan cosmetics. 

Bahkan diantaranya dilansir dari kompas.com pada 21/12/2020 ada yang telah tersertifikasi Expertise Vegan Europe (EVE) dan telah bersertifikat halal yang beredar di Indonesia. Sehingga dipastikan produk bebas dari bahan hewani dan tidak melewati uji dengan hewan percobaan.

Semoga pemikiran mengenai rekayasa kulit substitusi media pengujian kosmetik difungsikan sebagaimana mestinya serta dipertimbangkan efek selanjutnya yang ditimbulkan.

Terima kasih sudah membaca. Salam. 

Referensi

satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun