Mohon tunggu...
Diannita Harahap
Diannita Harahap Mohon Tunggu... Dosen - Microbiologist

Kepeminatan Biologi. Orang Batak yang lahir di Jayapura Papua dan digariskan takdir mengabdi di Aceh. Selamat datang di blog saya ya.. rumah sederhana, enjoy everyone.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengolah Sampah Makanan Menjadi Bahan Makanan Baru

5 Mei 2023   14:41 Diperbarui: 6 Mei 2023   15:15 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kaldu udang bubuk. Sumber : cookpad.com/DapurBundaDaisy

Sampah makanan sampai saat ini masih menjadi masalah. Baik sampah yang dihasilkan secara domestik dari dapur rumah tangga, warung makan dan restoran hingga tempat-tempat lain yang berpotensi menyumbang angka deposit sampah yang meningkat tajam.

Melansir kompas.com pada 31/8/2022, angka sampah makanan di Indonesia per tahun mencapai 16,3 juta ton. Dimana kita bersama akan dihadapkan pada isu krisis pangan di masa depan. Hal ini menurut Prof. Baiquni Guru Besar Universitas Gadjah Mada menjadi tantangan yang cukup rumit dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

Jelasnya, tantangan tersebut diantaranya dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk yang pesat dan  perubahan iklim. Butuh strategi, manajemen dan inovasi teknologi maju untuk dapat menata kehidupan di masa mendatang dengan tantangan tersebut.

Sebenarnya kita bisa mulai untuk memikirkan cara-cara sederhana untuk melakukan aksi nyata mengelola sampah makanan. Sejatinya sampah yang ditimbulkan dari perilaku konsumtif merupakan tanggung jawab masing-masing.

Penulis mencoba menguraikan sebuah aksi nyata dari dapur rumah tangga. Sesuai dengan tajuk di atas mari kita selesaikan misi mengolah sampah makanan menjadi bahan makanan baru, tenang masih layak makan kok. Baca sampai habis ya, akan ada resep yang kiranya bermanfaat bagi kita.

Ulasan kali ini penulis mengambil contoh protein hewani udang. Tidak perlu diurai lagi lah ya apa saja kandungan udang sebagai satu sumber pangan manusia. Dalam mengolah udang tentu saja menimbulkan sampah dapur seperti bagian kepala, kulit dan ekor (sebagian orang tidak mengonsumsi kulit dan ekor).

Tentunya untuk sampah hewani tidak disarankan diolah dengan strategi kompos. Boleh dikompos jika bahannya adalah sampah nabati seperti kulit buah, sayur tidak layak makan, bagian sayur yang tidak ingin dimakan, dan sebagainya.

Setelah udang disiangi, dibersihkan dari kepala dan bagian lainnya tentunya kita akan lanjutkan ulasan mengolah sampah udang menjadi kaldu. Bisa kaldu bubuk dan kaldu cair. Tentunya kita semua juga bisa melakukannya di rumah. Pengolahan untuk kaldu cair terlebih dahulu dikerjakan kemudian dilanjutkan dengan membuat kaldu bubuk.

Langkah membuat kaldu udang cair

Pembaca dapat menyediakan 500 gram sampah udang diperoleh dari 1 kilogram udang utuh. Kemudian mencucinya di bawah air mengalir. Boleh mencucinya 2-3 kali bilasan air dengan menempatkan pada saringan yang ukurannya agak besar. Sampah udang ini dapat juga dicampur dengan kulit kentang, wortel dan atau kulit bawang. Apa saja yang sedang tersedia di dapur. Pastikan sampah kulit yang akan dicampurkan juga telah bersih.

Kita juga dapat menambahkan 2-3 batang seledri, 2 lembar daun salam, dan 2 sendok teh garam. Masak keseluruhan bahan-bahan tadi dalam panci dengan menambahkan 4 liter air selama 45 menit, tidak perlu menutup panci hingga air kaldu mendidih.

Setelah 45 menit maka air kaldu yang tersisa sekitar 3 liter. Air kaldu disaring dengan menggunakan saringan bercelah rapat. Tunggu kaldu hingga dingin pada suhu ruang. Tidak panas lagi dan siap dikemas.

Kaldu dapat dicetak pada cetakan es batu kemudian dibekukan. Sehingga memudahkan ketika akan menggunakan hanya mengambil satu hingga beberapa bagian sesuai kebutuhan tanpa mengganggu kaldu lainnya. Dapat juga kaldu dikemas pada plastik klip kecil.

Ilustrasi kaldu udang cair. Sumber : cookpad.com/EvaNurohmah
Ilustrasi kaldu udang cair. Sumber : cookpad.com/EvaNurohmah

Kaldu yang sudah dikemas dapat dimasukkan dalam kemasan kedap udara agar tidak terkontaminasi dengan bahan lain ketika berada di mesin pendingin. Olahan ini tahan hingga 2 bulan.

Tips : untuk menghasilkan kaldu cair yang cenderung jernih disarankan untuk mengolah langsung ketika udang masih segar. Namun jika harus menyimpannya dalam freezer lebih baik untuk merendamnya terlebih dahulu pada larutan asam seperti cuka. Selanjutnya kepala dan kulit udang dapat disimpan sementara dalam kondisi beku sebelum diolah.

Langkah membuat kaldu udang bubuk

Proses ini berlanjut dari pembuatan kaldu cair sebelumnya. Kepala dan kulit udang yang telah ditiriskan dari sisa air rebusan kemudian disangrai di atas api sedang. Sangrai hingga kering. Untuk proses ini dapat menambahkan masing-masing 1 sendok teh garam dan  merica bubuk.

Ilustrasi kaldu udang bubuk. Sumber : cookpad.com/DapurBundaDaisy
Ilustrasi kaldu udang bubuk. Sumber : cookpad.com/DapurBundaDaisy

Setelah itu bahan-bahan dihaluskan dengan blender. Jika hasil bahan yang telah dihaluskan belum berbentuk bubuk maka dilanjutkan untuk disangrai kembali. Kemudian dapat hasil sangrai dapat dihaluskan sekali lagi hingga tekstur benar menjadi bubuk.

Cara lain untuk membuat kaldu bubuk yaitu dengan menggunakan oven. Panggang kepala dan kulit udang dalam oven selama 2 jam pada suhu 100 derajat Celcius. Bahan sudah menunjukkan warna merah dan kering segera keluarkan dari oven.

Kemudian haluskan dengan menambahkan 1 sendok teh masing masing garam dan merica bubuk. Kaldu bubuk siap dikemas dalam botol kaca bertutup. Penyimpanan kaldu pada suhu ruang.

***

Olahan ini selain untuk konsumsi pribadi juga bisa dijadikan ide menambah pemasukan tambahan jika senang berkarya dari dapur. Biarkan sampah non organik saja yang keluar dari rumah menuju tong sampah komunal. 

Sampah organik jangan biarkan keluar dari rumah sia-sia, silahkan olah sendiri. Selamat mencoba dan terima kasih sudah membaca. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun