Jika mengingat pengalaman setahun yang lalu, syukur selalu terlantun. Pengalaman pertama menulis book chapter terindeks Web of Science. Sebuah penerbit di Kroasia mengontak saya via email. Membaca email tersebut awalnya saya pikir itu email spam. Dalam email menawarkan untuk berkontribusi menulis book chapter dengan judul buku "Nut Crops : New Insights".
Setelah membaca emailnya, saya tahu mereka mendapatkan kontak dari email korespondensi yang saya cantumkan pada artikel terdahulu yang telah terbit di jurnal sebelumnya.Â
Dalam email jelas dicantumkan tautan website penerbit. Saya mulai melakukan penelusuran. Selain melakukan penelusuran pribadi dan juga mencoba menghubungi teman yang sedang studi doktoral di luar negeri untuk membantu konfirmasi sana-sini.
Hasil penelusuran saya mendapati sebuah nama editor dari Indonesia. Jelas saya membaca nama beliau Arli Aditya Parikesit. Profil staf pengajar pada Indonesia International Institute for Life Science (I3L). Saya coba kontak beliau. Waktu itu via direct message Instagram. Beliau membalas dan menyampaikan benar saat ini sebagai editor di penerbit tersebut. Kepakaran beliau bioinformatika. Wah, cukup membantu informasi dan keterangan ini.
Keesokan harinya, teman yang saya mintai bantuan juga mengonfirmasi bahwa email dan website tersebut resmi dan tidak meragukan. Beberapa sumber terpercaya dipakai sebagai pegangan. Saat itu saya berpikir email itu bukan merupakan email penipuan.
Saya mulai membaca sub judul yang diberikan. Saya pilih yang beririsan dengan ilmu yang saya tekuni.Â
Saya memutuskan untuk menulis dengan sub judul "Plant Diseases of Areca Nut". Disamping itu saya juga membaca panduan penulisan dan susunan tim editorial dari berbagai kepakaran ilmu pertanian, biologi, kesehatan masyarakat dan sebagainya dari berbagai negara. Pengalaman baru pikir saya.
Naifnya, waktu itu saya justru tidak melihat sama sekali berapa biaya publikasi untuk turut serta dalam proyek ini. Hemat saya karena diundang berkontribusi biasanya tidak membayar. Ternyata tulisan ini Open Access sehingga para penulislah menanggung segala biaya publikasi hingga pemasaran buku.
Saya berkorespondensi dengan seorang Author Service Manager via email. Saya disarankan terlebih dahulu membuat akun.Â
Setelah akun terverifikasi saya diminta mengajukan proposal bab dan diberi waktu 5 hari. Dalam proposal bab saya harus menyertakan judul bab, kata kunci, dan deskripsi singkat topik dalam 100-150 kata. Saya menyelesaikannya tepat waktu dan mengajukan sesuai prosedur yang diberikan.
Saya kembali teringat masalah biaya penerbitan. Saya membaca kembali website penerbit tentang biaya penerbitan.Â
Lumayan terkejut karena tidak gratis dan nilai yang harus saya bayarkan sebesar 1400 GBP. Tentu saya berpikir untuk mengajukan diskon biaya penerbitan. Saya sampaikan saat itu alasannya tidak memiliki biaya khusus untuk menerbitkan buku dari sumber manapun yang mendukung proposal bab ini.
Benar saja setelah tiga hari kerja saya mengajukan permohonan diskon, pengajuan saya disetujui. Saya mendapatkan diskon 70 % dari biaya penerbitan. Saya hitung kembali setelah diskon harus membayar 420 GBP. Kebetulan kurs tahun lalu tidak jauh berbeda dengan saat ini sekitar Rp. 18.000-an/GBP. Sekitar Tujuh Juta Rupiah lebih. Alamak, masih tinggi itu nilainya.Â
Saya lupakan masalah biaya, gembling hahaha.. semangat cari sumber dana, saya pikir akan ada bantuanlah nanti darimana saja.
Dua minggu dari tanggal pengajuan proposal bab, saya menerima email masuk yang isinya proposal saya diterima. Tahapan selanjutnya pengajuan tulisan secara keseluruhan. Kala itu saya diberi waktu sekitar 10 minggu untuk menyelesaikan bab tersebut.
Oleh karena satu dan lain hal, saya harus mengajukan aplikasi tambahan waktu selama 1 minggu untuk menyelesaikan pengajuan tulisan, manajer layanan penulis menyetujui setelah meneruskan permohonan. Sebelum 1 minggu waktu tambahan yang diminta saya telah submit full chapter.
Saya tidak terbiasa menentukan judul di awal. Riset kecil dari beberapa literatur bahwa di Indonesia sendiri kelompok Arecacea (pinang-pinangan) sering diinfeksi berbagai mikroba, baik bakteri, jamur maupun virus di semua organ tanaman. Langkah awal saya waktu itu menyusun kerangka book chapter. Kemudian mengumpulkan semua kebutuhan artikel ilmiah yang terkait dengan gambaran materi awal.
Hampir dua bulan masa kaji tulisan via email dengan editor akademik setelah mengajukan tulisan utuh. Editor akademik yang namanya tercantum di sampul depan book chapter. Doktor dari Pakistan. Saya diberikan catatan perbaikan baik konten tulisan maupun permintaan penyesuaian kembali bahasa.
Setelah menanti hampir dua bulan saya menerima email balasan bahwa tulisan diterima. Setelah melalui perbaikan.Â
Nah, mulailah saya galau perkara tujuh juta tadi hahaha...Â
Sana-sini saya mencari sumber dana, beberapa diantaranya mensyaratkan tulisan yang sudah terbit dilampirkan untuk pengajuan bantuan dana. Alahai... semua masih proses.
Terpikir jalan ninja. Menempuh jalan ninja pikir saya. Terniat mengajukan kembali diskon kedua kalinya kepada penerbit. Sambil berdoa tentunya memohon kemudahan. Kalau ini tidak berhasil terpaksalah 'kuras air' dari dalam kolam, pikir saya.
Email saya ajukan kembali dengan inti pernyataan masih keberatan dengan nominal tujuh jutaan tadi. Saya sampaikan dalam email tersebut, biaya penerbitan setelah diskon 70 % setara dengan gaji dosen sebulan plus sebagian tunjangan.Â
Lucunya sepolos itu saya beranikan menuliskan keluhan tersebut dengan dasar Indonesia yang masuk dalam Middle Income Country (MIC). Sehingga terdapat perbedaan rerata pendapatan pegawai di MIC. Jika pada saat itu saya membayarkan keseluruhan biaya penerbitan, maka akan mengganggu stabilitas ekonomi pribadi saya dalam bulan tersebut.
Benar saja, setelah email tersebut saya kirim dua hari kemudian saya mendapat balasan. Saya mendapat tambahan diskon hingga 90 %. Jadi saya hanya membayar 10 % dari 1400 GBP dan dapat dicicil tiga kali. Sekitar Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah sekian yang saya bayarkan untuk dicicil tiga kali.
Bisa dibayangkan ya saat itu seperti apa respon saya membaca email. Senang, tentu. Alhamdulillah.
Saya selesaikan pembayaran penerbitan buku tiga cicilan dalam dua bulan. Setelah urusan tersebut selesai, bab saya terbit dan sudah bisa diakses online dengan alamat unik Digital Object Identifier (DOI).Â
Setelah lima hari kerja pelunasan biaya penerbitan, DOI saya terima melalui pemberitahuan email. Itu karena penerbitan mereka Online First Service.
Penulis tidak harus menunggu hingga keseluruhan bab buku rampung. Penulis dapat segera mengakses online bab. Tulisan yang terlebih dahulu selesai maka dapat segera diakses pembaca.Â
Oktober 2022 tulisan saya terbit, email terakhir yang saya terima dari penerbit bahwa April 2023 bulan ini keseluruhan bab rampung dan dapat diakses utuh sebanyak tujuh tulisan.Â
Total sekitar hampir empat bulanan lebih ditambah masa galau-galauan.
Bab pada buku itu penuh cerita. Alhamdulillah Allah mudahkan. Hingga saat ini memang masih dibawah 100 unduhan. Namun mungkin karena terbit awal, angka unduhan artikel saya tertinggi dari enam penulis lainnya. Syukur pada Allah. Jika berkenan melihat, book chapter utuh saya dapat dilihat di sini.
Saya berpikir karena lembaga pengindeksnya bereputasi, cakupan sebaran ilmunya cukup luas. Semoga cerita ini bisa menginspirasi teman-teman penulis lain. Keterbatasan biaya publikasi bukan sebuah halangan untuk mencoba cara-cara Ninja hehe..
Tulisan ini untuk World Book Day, 23 April 2023 yang telah berlalu. Semangat menulis selalu, ambil baiknya buang buruknya dari cerita ini. Terima kasih sudah membaca. Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI