Berdasarkan who.int pada 14/3/2023 saat ini, dengan komitmen inovasi yang terus berlanjut, terdapat rekomendasi baru yang diterbitkan pada Pedoman WHO untuk malaria, mencakup dua jenis insecticide-treated nets (ITN) atau kelambu/kain kasa pencegah nyamuk dengan bahan ganda.Â
Terdahulu ITN hanya mengandung piretroid saja. Namun karena nyamuk telah kebal dengan bahan ini maka dilakukan inovasi dengan penambahan bahan lainnya.
Dr. Jan Kolaczinski menjelaskan sangat kecil kemungkinan nyamuk kebal terhadap dua bahan aktif pada inovasi kelambu tersebut. Tutur Dr. Kolaczinski yang memimpin unit Pengendalian Vektor dan Ketahanan Insektisida dalam Program Malaria Global WHO.
Adapun dua jenis bahan aktif tersebut diuraikan seperti di bawah ini :
- Jaring piretroid-klorfenapyr menggabungkan piretroid dan insektisida pirol untuk meningkatkan efek jaring dalam membunuh nyamuk.
- Jaring piretroid-piriproksifen menggabungkan piretroid dengan pengatur pertumbuhan serangga insect growth regulator (IGR). IGR mengganggu pertumbuhan dan reproduksi nyamuk.
Namun demikian seperti yang dilansir dari who.int terdapat tantangan terhadap alat pencegahan utama ini mencakup cakupan dan akses yang tidak memadai; tantangan yang berkaitan dengan daya tahan fisik dan kimia jaring kelambu; dan perubahan perilaku nyamuk, yang tampak menggigit lebih awal sebelum orang tidur dan beristirahat di luar ruangan, sehingga terhindar dari paparan insektisida.
Selain penggunaan kalambu berinsektisida dapat dilakukan upaya pencegahan lainnya seperti menggunakan losion antinyamuk, menyemprotkan insektisida pada dinding rumah.
Bisa juga perlindungan diri dengan menggunakan baju lengan panjang dan terang saat tidur, mengalirkan genangan air, menutup penampungan air dan meminimalisir adanya tumpukan barang sehingga memungkinkan menjadi sarang nyamuk.
Pada upaya pengendalian penyakit diketahui terdapat tiga komponen penting yang harus dipahami yaitu peningkatan kesadaran, pencegahan dan pengobatan.
Alat deteksi cepat telah dimiliki yang sensitif dan spesifik yaitu dengan mikroskop maupun tes diagnosis cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT).
Pada komponen pengobatan sebaiknya berkonsultasi pada dokter di layanan fasilitas kesehatan. Sebagai edukasi kepada masyarakat terdapat obat anti malaria yang direkomendasikan berupa terapi kombinasi berbasis Artemisinin, Piperakuin dan  Primakuin.