Istilah emas hijau bagi Rumput Laut bukanlah tanpa musabab. Indonesia digadang sebagai negara terbesar kedua produksinya sesudah Cina, data primer dilansir dari FAO 2022.
Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki 5 agenda prioritas, salah satunya yakni pembangunan budidaya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan. Sebuah keniscayaan pembangunan berkelanjutan dapat terwujud dengan pergerakan semua sendi-sendi pembangunan. Sebagai contoh, inovasi dari hulu ke hilir dengan sumber daya unggulan Rumput Laut.
Sistem budidaya dan produksi kualitas bibit yang baik (contoh pengetahuan kultur jaringan dan seleksi klon) penting untuk ditata kembali sebagai upaya inovasi di hulu. Desa dapat bermitra dengan Perguruan Tinggi untuk pendampingan dalam produksi varietas bibit unggul (jumlah banyak dan waktu singkat serta seleksi klon).
Pengembangan di hilir dapat berupa inovasi teknologi pengolahan Rumput Laut. Teknologi pengolahan menjadi produk turunan seperti Karagenan, Alginat, Agar-agar, Bacto agar (komposisi medium padat pertumbuhan bakteri di laboratorium) dan sebagainya.
Berseberangan dengan data FAO, ada beberapa hambatan budidaya Rumput Laut yang dapat mempengaruhi produktivitas hasil. Dikutip dari acehantaranews 12/9/2022 dan harianrakyataceh 15/9/2022, petani Rumput Laut di Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh menemukan hambatan diantaranya : 1) curah hujan dan kelembaban tinggi; 2) penyimpanan kering produk Rumput Laut yang tidak bertahan lama; 3) pemasaran terbatas dan 4) hama di laut.
Potensi alam laut Simeulue diperjelas dengan hasil penelitian Erniati dkk., teridentifikasi jenis Rumput Laut yang tumbuh alami. Hasil sebanyak 18 jenis Rumput Laut serta 3 jenis Rumput Laut asing invasif. Keseluruan jenis belum terevaluasi sebuah lembaga internasional untuk konservasi alam International Union for Conservation of Nation (IUCN) Red list.
Melihat potensi sumber daya alam yang ada haruslah dilakukan pembenahan di segala aspek. Menurut penulis berdasarkan identifikasi masalah yang ada perlu diupayakan strategi seperti :
Teknologi Liofilisasi memperpanjang masa simpan hasil panen
Teknologi liofilisasi dapat dipilih untuk mempertahankan kualitas pada masa simpan hasil panen rumput laut. Liofilisasi menggunakan teknologi tekanan rendah dimana air dalam bentuk es dihilangkan dari suatu bahan dengan prinsip sublimasi.
Sebuah artikel yang diterbitkan pada jurnal Drying Tecnology menjelaskan bahwa teknologi kering beku (freeze drying) dapat mempertahankan karakter antioksidan dan pada beberapa umur simpan. Hal ini terkait dengan aktivitas prebiotik dari senyawa bioaktif dari Rumput Laut Padina tetrastromatica. Proses yang berlangsung selama 18-24 jam menjadikan bahan alam lebih stabil dibandingkan metode lainnya seperti kering semprot (spray drying).
Teknologi ini telah dimiliki Perguruan Tinggi dengan keilmuan teknologi hasil pertanian. Namun demikian, jika infrastruktur ini dapat dimiliki sentra pengembangan di Kabupaten tentunya akan lebih baik. Penulis coba searching harga alat berkisar puluhan juta Rupiah. Tentu saja harus dilengkapi dengan tenaga teknis yang terampil mengoperasikan dan perawatan alat.
Soft skill manajerial dalam berjejaring
Pembekalan kemampuan mengelola, memimpin serta berjejaring dengan orang lain sangat penting dalam pengembangan usaha. Petani rumput laut dalam kasus di atas memiliki keterbatasan pemasaran produk.
Menurut Irmawati dalam riset analisis strategi pemasaran usaha budidaya rumput laut, pada posisi ini pembudidaya rumput laut dapat mengembangkan usahanya dengan menerapkan strategi SO (Strenght/Opportunity) secara efektif, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk menangkap peluang yang muncul.
Ciptakan branding sebagai desa penghasil Rumput Laut dengan potensi alam yang mendukung. Selain itu, tentunya kelemahan yang ada saat ini harus menjadi peluang mengembangkan jejaring di masa yang akan datang seperti perluasan pemasaran ke luar pulau (Kecamatan, kabupaten dan atau Provinsi) dengan kekuatan promosi melalui media sosial. Juga penguatan keterampilan teknis terkait pengolahan Rumput Laut oleh penyuluh mitra desa.
Peran Akademisi
Peningkatan jumlah publikasi ilmiah dan artikel populer berdampak bagi masyarakat yang mengangkat isu Rumput Laut ditinjau dari bidang ilmu budidaya perairan, biologi laut, ekonomi dan manajemen beserta solusi yang ditawarkan bagi petani budidaya.
Peran Pemerintah Daerah
Pemerintah dapat mengambil bagian dalam strategi pengembangan budidaya rumput laut. Dapat dilakukan dukungan dan dorongan melalui penyediaan bibit unggul, edukasi mengatasi hama laut, edukasi budidaya berkelanjutan dan juga edukasi pengelolaan produk standar impor serta menjadi mediator produsen dan konsumen.
***
Peran petani milenial sangat besar dalam hal ini. Warga desa yang keluar desa untuk upgrade kompetensi pada jalur pendidikan dan pelatihan diharapkan kepulangannya membangun desa. Sehingga pendampingan terhadap petani konvensional terus dapat dilakukan dengan melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai.
Referensi
Erniati, E., Syahrial, S., Imanullah, I., Erlangga, E., 'Akla, C. M. N., Shobara, W., Nasuha, J., Ritonga, G. H., Daulay, A. M., Romansah, H., Amni, I., & Berutu, T. L. (2022). Rumput Laut yang Tumbuh Alami di Pantai Barat Pulau Simeulue, Aceh Indonesia: Faktor Lingkungan dan Variasi Geografik. Jurnal Kelautan Tropis, 25(1), 29-38. DOI: 10.14710/jkt.v25i1.12645
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/14724-Full_Text.pdf
Parvathy, K.K.R., Praveen, M.A., Balasubramanian, P., & Mallick, B. (2021). Impact of advanced extraction technologies and characterization of freeze-dried brown seaweed polysaccharides, Drying Technology, 39:3, 371-382, DOI: 10.1080/07373937.2020.1842440
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H